Menelusuri Bangunan di Sekitar Komplek Masjid Al-Aqsha

Muslim Obsession – Konflik yang terjadi di Palestina tak hanya mengundang simpatik umat Islam di Tanah Air untuk berdonasi membantu rakyat yang ditindas zionis Israel. Banyak Muslim di Tanah Air juga rupanya ramai menggali pengetahuan seputar Masjid Al-Aqsha sebagai salah satu tempat suci umat Islam. Al-Aqsa sendiri sejatinya merupakan sebuah kompleks, bukan sebuah bangunan. Untuk masuk ke dalam kompleks Al-Aqsha terdapat 15 pintu masuk yang 5 di antaranya sudah tertutup dinding sejak era Shalahuddin Al-Ayyubi. Nama 15 pintu tersebut adalah pintu Al-Asbat, Pintu Hizzah, Pintu Al-Atam, Pintu Al-Gawanimah, Pintu An-Nazir, Pintu Al-Hadid, Pintu Al-Qatanin, Pintu Al-Mitharah, Pintu As-Silsilah, Pintu Al-Magharibah, Pintu Al-Janaiz, Pintu Ar-Rahmah dan At-Taubah, Pintu ats-Tsulatsi, Pintu Al-Muzdawih, dan Pintu Al-Munfarid. Sementara pintu-pintu yang telah ditutup adalah Pintu Al-Janaiz, Pintu Ar-Rahmah dan At-Taubah, Pintu Ats-Tsulatsi, Pintu Al-Muzdawih, dan Pintu Al-Munfarid.
Tak hanya bangunan masjid, di dalam komplek Al-Aqsha juga terdapat rumah-rumah penduduk, sekolah, kawasan perbelanjaan, dan fasilitas lainnya layaknya di sebuah kota. Ya, Kawasan ini memang disebut sebagai Kota Tua Al-Quds. Terdapat 9 pintu masuk untuk memasuki kota Al-Aqsha yang dikelilingi tembok banteng ini. Berbentuk persegi panjang tidak sama sisi, Al-Aqsha memiliki luas 14,4 hektar. Di sisi selatan, area ini memiliki panjang sekitar 281 meter, sementara sisi utaranya 310 meter, dan panjang sisi barat adalah 491 meter. Semua yang ada di dalam dinding itu disebut sebagai Komplek Al-Aqsha atau Komplek Masjid Al-Aqsha, termasuk 7 masjid dan mushalla serta beragam fasilitas lainnya. Hal ini merujuk pada pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang mengatakan "Al-Aqsha adalah nama untuk semua masjid yang ada di dalam dinding". Berikut ini nama-nama dan penjelasan ketujuh masjid dan mushalla yang berada di dalam komplek Al-Aqsha: [caption id="attachment_58393" align="alignnone" width="720"]
(Foto: aqsainstitute)[/caption] 1. Masjid Al-Qibli (Al-Jami’ Al-Qibli) Mengutip Aqsa Institute Didirikan oleh khilafah Abdul Malik Bin Marwan dari Bani Umayyah dan pengerjaannya diselesaikan oleh anaknya Al-Walid bin Abdil Malik antara tahun 86-96 H/705-714. Saat ini terdapat 7 lorong untuk menuju Masjid Al-Qibli yang terdiri dari satu ruwaq (lorong) besar di tengah dan tiga ruwaq masing-masing di sisi kanan dan kirinya. Masjid Al-Qibli memiliki satu kubah besar yang terbuat dari kayu di sisi dalamnya dan dilapisi timah di sisi luarnya, dengan tinggi 17 meter. Panjang masjid ini mencapai 80 meter dan lebarnya 55 meter. Luasnya mencapai 4.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat 11 pintu masuk dan pada saat ini dapat menampung 5.500 jamaah. Pada saat Kota Al-Quds dikuasai tentara salib, masjid ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni sebagai tempat komando pimpinan tentara Salib, sebagai tempat tinggal pasukan berkuda, dan sebagai gereja. Ketika Al-Quds dibebaskan kembali oleh Shalahuddin Al-Ayyubi pada tahun 583 H/1187 M, masjid ini kembali di fungsikan sebagai tempat beribadah. Setelah Al-Quds jatuh ke tangan penjajah Zionis, Masjid Al-Qibli mendapat banyak ancaman dan serangan. Di antaranya pembakaran masjid pada tanggal 21 Agustus 1969, ketika Mimbar Nuruddin az-Zanky yang berada di dalamnya ikut terbakar. Kemudian usaha peledakan dan serangan roket pada tahun 1980 dan 1984. Di samping usaha-usaha penggalian yang sangat berpengaruh pada fondasi masjid.
2. Masjid Qubbatush Sakhrah Disebut juga Dome of the Rock, Masjid Qubbatush Sakhrah atau Masjib Kubah Batu ini merupakan “jantung” dari Komplek Al-Aqsha. Kubah Batu merupakan sebuah bangunan persegi delapan berkubah emas yang terletak di tengah kompleks Masjid Al Aqsha. Shakhrah adalah batu yang terletak di tengah-tengah kompleks Masjid Al-Aqsha, tepatnya di dalam Masjid Kubbah Ash-Sakhrah. Batu ini menjadi pijakan Nabi Muhammad Saw. ketika hendak bermi’raj ke langit ke tujuh dalam peristiwa Isra dan Mi’raj. Letaknya berada di ketinggian 1,5 meter dari tanah dan memilki bentuk yang tidak beraturan. Bangunan ini terkadang disalahartikan dengan Masjid Al Aqsha. Masjid Al Aqsha adalah nama dari keseluruhan kompleks tersebut, sedangkan Kubah Shakhrah adalah salah satu bangunan yang berdiri di kompleks tersebut, tepatnya berada di bagian tengah kompleks.
3. Mushalla Al-Marwani Masjid atau Mushalla Al-marwani dulunya dikenal dengan nama Taswiyah Syarqiyah (pemerataan tanah bagian timur) karena ketika dibangun pada masa Dinasti Umawiyah dimaksudkan agar sisi selatan dan utara Masjid Al-Aqsha sama rata. Bangunan ini memiliki luas lebih dari 4.000 m persegi. Pada masa dikuasai tentara salib, Mushalla Al-Marwani sempat dijadikan sebagai kandang kuda hingga Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Masjid Al-Aqsha, beliau mengembalikan fungsi asalnya sebagai tempat pemerataan sisi utara dan selatan masjid serta sebagai tempat penyimpanan. Di awal tahun 1990-an Syekh Raed Salah seorang Aktivitas Politik dan Dakwah di Palestina, meresmikan reformasi dan renovasi Mushalla Marwani dan membuat pintu gerbang besar, meneranginya dengan lampu, membuat toilet, membuat majelis-majelis terutama majelis Selasa yang kini dihadiri oleh 5 ribu muslim setiap pekan di Masjid Al-Aqsha. [caption id="attachment_58400" align="alignnone" width="720"]
(Foto: aqsainstitute)[/caption] 4. Masjid Al-Qadim Masjid Al-Qadim merupakan sebutan bagi sebuah bangunan kuno yang berada di bawah Masjid Al-Qibli. Dibangun pada masa Umawiyah, Masjid Al-Qadim terdiri dari dua lorong yang mengarah ke Pintu Al-Muzdawi, pintu selatan Masjid Al-Aqsha yang sudah ditutup. Pintu itu mengarah langsung ke istana Umawiyah di selatan Masjid. Masjid yang kini dapat menampung hingga 1.000 jamaah tersebut dibangun untuk meratakan sisi selatan halaman Al-Aqsha agar sama rata dengan sisi utara. Selama berabad-abad, masjid ini dibiarkan tidak terurus dan berdebu, kemudian dibuka kembali pada tahun 1420 H/1999 M oleh Yayasan Al-Aqsha untuk pembangunan Kota Suci. Di dalamnya terdapat sebuah sumur air yang sudah ditutup, sumur ini mempunyai air yang melimpah hingga penjajah zionis melakukan sebuah rencana untuk pengosongan air dan menjadikanya alasan untuk menyelinap masuk ke Masjid Al-Aqsha. Memiliki dua kubah dengan gaya bangunan khas Bani Umawiyah. [caption id="attachment_58401" align="alignnone" width="720"]
(Foto: aqsainstitute)[/caption] 5. Masjid Al-Buraq Terletak di Al-Haram Asy-Syarif di Kota Tua Yerusalem, Masjid Al-Buraq berada di ujung selatan Tembok Barat dan telah ditutup selama berabad-abad. Bangungan kecil ini berada di sudut barat daya kompleks Al-Aqsa yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW mengikat Buraq, hewan yang digambarkan mirip kuda bersayap yang dikendarainya pada saat Isra dan Mi’raj. Di bangunan Masjid Al-Buraq terdapat sebuah cincin besi yang menempel di dinding. Cincin besi ini menjadi petunjuk bagi para peziarah bahwa Masjid Al-Buraq merupakan tempat Nabi Muhammad SAW mengikat Buraq. [caption id="attachment_58404" align="alignnone" width="850"]
(Foto: anismumtaaznotes)[/caption] 6. Masjid Al-Magharibah Masjid ini memiliki dua pintu, pintu utara (tertutup) dan pintu timur (terbuka). Bangunan ini pernah digunakan madzhab Imam Maliki sebagai tempat shalat. Didirikan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi pada tahun 590 H atau 1193 M, saat ini bangunan Masjid Al-Magharibah digunakan sebagai ruangan utama museum Islam. Museum ini difungsikan sejak 1929 M yang merupakan perpindahan dari Rabat pada masa al mansyuri. 7. Masjid An-Nisa Masjid An-Nisa merupakan bangunan yang terletak di sisi barat Masjid Al-Qibli. Bangunannya terbentang hingga dinding barat Komplek Al-Aqsha. Pada masa pemerintahan Shalahuddin Al-Ayyubi, bangunan ini dijadikan tempat shalat untuk perempuan. Saat ini Masjid An-Nisa dibagi menjadi tiga bagian, yakni sebagai tambahan bagian museum, untuk perpustakaan umum, dan gudang. Wallahu a'lam.







Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group