Niat Puasa Ramadhan: Mana yang Benar, Baca "Ramadhana" atau "Ramadhani"?


BACA JUGA: 10 Hal yang Harus Diperhatikan Selama RamadhanJangan Salah Niat Puasa Ramadhan, Perhatikan Tiga Hal Ini!7 Keutamaan Puasa Ramadhan Sesuai Hadits Nabi SAWReferensi yang bisa dimajukan adalah dari Imam Ibnu Malik di dalam bait Alfiyah-nya berkata:
وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ * مَا لَمْ يُضَفْ أَوْ يَكُ بَعْدَ أَلْ رَدِفْ
“Dan di-jer-kan dengan FATHAH terhadap isim yang tidak menerima tanwin, selama tidak di-mudhaf-kan atau berada setelah AL yang mengiringinya”. Dan karena niat puasa yang dikenal di Indonesia dan Malaysia di akhiri oleh lafadz HADZIHI AS-SANATI (ti), maka hal ini menunjukkan bahwa RAMADHAN menjadi mudhaf yang harus dibaca jer dengan kasroh menjadi RAMADHANI (ni), bukan “na”. Sehingga niat puasa Ramadhan kalau diucapkan menjadi:نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّه تَعَالَى
NAWAITU SHOUMA GHODIN ‘AN ADAA-I FARDHI SYAHRI ROMADHOONI HADHIHIS-SANATI LILLAAHI TA’ALA Referensi yang jadi penguatnya adalah Kitab I’anatu at-Tholibin, juz 2/253, dijelaskan:يقرأ رمضان بالجر بالكسرة لكونه مضافا إلى ما بعده وهو إسم الإشارة
“Ramadhani (ni) dibaca jer dengan KASROH karena keadaannya menjadi mudhaf kepada kalimat setelahnya yaitu isim isyarah”. Dan niat puasa tetap SAH walaupun salah i’rob di dalamnya, karena letak niat itu di dalam hati. Namun apabila niat diucapkan, maka hendaknya tidak salah dalam i’rob. Demikian. Wallahu a’lam bish shawab.Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group