Kisah Jantuk Mencari Tuhan (Bagian 4)

Muslim Obsession - Hari ini adalah yang kesebelas atau keempat puluh satu sejak Jantuk pergi dari rumahnya untuk mencari Tuhan. Sudah beribu kali Jantuk jatuh bangun memanjat dheling. Beberapa bagian badannya terdapat luka-luka, sebagian kering dan sebagian lainnya masih basah. Jantuk adalah petarung sejati yang tak kenal lelah dan tak pernah mengeluh meski beribu kali usahanya gagal. Jantuk sangat yakin jika Tuhan benar-benar dapat ditemuinya. Dan, benar saja. Usaha Jantuk tidak sia-sia. Di tengah malam saat wulan kamuryan menerangi kegelapan, Jantuk telah mencapai ruas dheling paling tinggi. Jantuk benar-benar berada di pucuk dheling yang menjulang. Di situlah Jantuk, untuk pertama kali, melihat Tuhan. Segala keletihan raga, kepenatan jiwa, luka-luka yang berserakan, seolah sirna seketika. Jantuk benar-benar bersuka ria. Lalu, berlangsunglah dialog imaji berikut ini:
Protes yang dilancarkan Jantuk, sesungguhnya jauh dari kesan marah apalagi dikuasai amarah. Jantuk menangis dengan wajah yang tertunduk. Jantuk malu, membiarkan mulutnya mengeluarkan kata-kata itu. Tapi, kata-kata itu musti terucap agar tanda tanya besar yang ada di otaknya mendapatkan jawaban kebenaran. “Jantuk, sesungguhnya kamu adalah hamba pilihan-Ku. Tahukah kamu, jika Aku telah menetapkan seseorang sebagai hamba pilihan-Ku, maka Aku akan mengujinya. Jika ia bersabar maka Aku benar-benar memilihnya. Dan jika ia ridha maka niscaya Aku akan mengutamakannya. Ikhlaslah atas apa yang telah Aku takdirkan kepadamu, Jantuk. Kesabaran yang kamu miliki atas apa yang terjadi dalam setiap detik kehidupanmu, itupun menjadi perhatian-Ku. Ketika orang-orang lebih senang mengejekmu, kamu malah rajin bersyukur atas pemberian-Ku. Lidahmu pun tak pernah kering memuji-Ku setiap orang-orang menertawakanmu. Kamu tidak mendendam atas perbuatan mereka, bahkan mendoakan mereka. Ketahuilah Jantuk, sabar adalah sifat utama. Sabar atas apa yang kamu benci, di dalamnya terdapat banyak keutamaan. Jantuk, meski Kuciptakan kamu dalam keadaan rupa seperti itu, namun kamu memiliki hati yang bersih. Sesungguhnya Aku tidak pernah melihat seseorang dari rupa, pakaian, atau identitas tertentu. Tapi yang Aku perhatikan adalah hati mereka, apakah bersih dan selalu mengingatku ataukah tidak. Begitu pula orang-orang yang mengaku dirinya dekat dengan-Ku, belum tentu Aku pastikan dia masuk ke dalam surga-Ku. Banyak di antara mereka yang merasa pintar dan benar, tetapi sebenarnya mereka congkak, bahkan berbohong sehingga menciderai hati banyak orang. Aku senang atas apa yang telah kamu perjuangkan untuk menemui-Ku. Selama 41 hari ini kamu tidak berputus asa, meski beban yang dipikul jiwa dan ragamu begitu berat. Kamu istiqamah atas niat untuk bersua dengan-Ku. Kini, bersiaplah menerima kenikmatan yang sebenarnya, yang tidak setiap orang mendapatkannya. Bersyukurlah, Jantuk. Protesmu telah mengantarkanmu ke haribaan-Ku. Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.”
Mulut Jantuk terkatup. Hatinya berdesir dengan melamatkan Takbir;‘Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar..’, terus, berulang-ulang. Jantuk tidak menyadari dirinya kini berada di dalam surga yang dijanjikan Tuhan. Saat Jantuk memberanikan diri untuk membuka mata, di sekelilingnya terlihat pemandangan yang sangat indah. Terlebih lagi, puluhan bidadari memutari dirinya mengajak bersenda gurau.
Karya: Dzunnun Bilba (Pecinta Literasi Sastra)
Baca juga:Kisah Jantuk Mencari Tuhan (Bagian 1)Kisah Jantuk Mencari Tuhan (Bagian 2)Kisah Jantuk Mencari Tuhan (Bagian 3)“Benarkan Engkau Tuhan pencipta langit, bumi, dan segala isinya?” Jantuk langsung ‘nyerocos’ mengajukan pertanyaan pertamanya. Ia tidak ingin setiap waktu yang dilaluinya bersama Tuhan hilang tanpa makna. “Benar,” Tuhan menjawab. “Oh, sungguh senangnya hati saya. Tuhan, langsung to the point aja, ya..” “Silakan.” “Kenapa Engkau ciptakan saya dengan keadaan seperti ini? Tubuh pendek, kulit legam, dan wajah yang menyeramkan. Berbeda sekali dengan teman-teman saya Aliando, Ariel Noah, Roger Danuarta, atau Raden Tukul Arwana. Engkau juga menciptakan saya sangat berbeda dengan teman-teman dari kampung sebelah, seperti Van Damme, Nicolas Cage, Cristiano Ronaldo, David Beckham, Mohammed Salah, atau Leonardo DiCaprio. Mereka orang-orang yang sangat ‘enak’ dipandang dan digilai banyak wanita. Engkau juga tidak membekali saya dengan otak encer sehingga hidupnya sukses, semacam Sandiaga Uno, Joko Widodo, Anies Baswedan, Thomas Alfa Edison, James Watt, atau B.J. Habibie. Kenapa? Bahkan untuk mencintai Ndoro Larasati saja saya tidak berhak. Mengapa Engkau tidak fair play, Tuhan?”


***
“Mang, bangun. Sudah sampai Stasiun Bogor. Habis!” Lamat-lamat terdengar suara seseorang. Mang Endut yang sejak tadi tertidur masih tetap terbuai dengan mimpinya. Namun kisah perjalanan Jantuk yang terpampang di televisi mimpinya masih terus berputar. Apalagi episode kali ini memperlihatkan puluhan bidadari yang tengah bermain-main dengan Jantuk di dalam surga. Oh, betapa cantiknya para bidadari itu. Oh, betapa bahagianya Jantuk. Oh... “Mang, bangun euy. Sudah habis, nih!” “Mang, Mang, kebluk pisan ini mah, nya?” Seperti Jantuk, Mang Endut merasakan kedua tangannya ditarik-tarik. Sejenak, Mang Endut merasakan nikmatnya puluhan bidadari berebut tangannya. Dengan tertawa, puluhan bidadari itu saling tarik-menarik, memperebutkan dirinya. “Mang! Ayo dong, Mang. Bangun!” “Tau, nih. Kita cubitin rame-rame aja, yuk!” Mang Endut terbangun, persis sebelum kedua orang itu berhasil menciumya. “Oaah.. Eh, di mana saya? Siapa kalian? Jangan macam-macam, ya..” Mang Endut segera terbangun. Betapa kaget dirinya, dia telah dikelilingi dua ‘wanita jejadian’ yang berpakaian menor tak karuan. Tanpa berpikir panjang lagi, Mang Endut segera meninggalkan tempat itu dengan perasaaan bercampur aduk. “Ahkkk…apes ini mah,” keluhnya sambal ngeloyor pergi. SELESAIKarya: Dzunnun Bilba (Pecinta Literasi Sastra)
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group