Kisah Sayyidina Ali RA dan Seorang Nasrani Tua

1554

Oleh: Drs. H. Tb. Syamsuri Halim, M. Ag (Pimpinan Majelis Dzikir Tb. Ibnu Halim dan Dosen Fakultas Muamalat STAI Azziyadah Klender)

Pada suatu hari, Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu bergegas menuju masjid untuk salat Subuh berjamaah. Di tengah perjalanan, ia terhalang oleh seorang yang telah lanjut usia yang berjalan lamban di depannya.

Melihat hal itu, Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu pun tidak mendahuluinya demi memuliakan orang tua tersebut. Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu lebih memilih tetap berjalan perlahan di belakangnya hingga matahari hampir terbit.

Tatkala telah sampai di gerbang masjid, orang tua tersebut tidak memasukinya. Betapa terkejutnya Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu saat ia tahu bahwa orang tua tersebut adalah seorang Nasrani.

BACA JUGA: 7 Prinsip Kebahagiaan dari Ali bin Abi Thalib

Di dalam masjid, Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu mendapati Rasulullah ﷺ dalam keadaan rukuk dan Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu pun dapat mengejar rakaat shalat Shubuh. Karena saat itu Rasulullah ﷺ memperlama durasi ruku’.

Selesai shalat, seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau memperlama durasi ruku’ yang belum pernah engkau kerjakan sebelumnya?”

“Saat aku ruku’ dan selesai membaca wiridku seperti biasanya, subhana rabbiyal azhimi, aku hendak mengangkat kepala, akan tetapi Malaikat Jibril datang dan meletakkan sayapnya di atas punggungku sehingga menjadikanku lama saat ruku’. Ketika Jibril mengangkat sayapnya, baru kuangkat punggungku,” jawab Rasulullah ﷺ.

“Kenapa bisa begitu, wahai Rasulullah?” seorang sahabat kembali bertanya penasaran.

“Aku tidak menanyakan itu pada Jibril,” pungkas Rasulullah ﷺ.

BACA JUGA: Kekeliruan Mengucapkan Kalimat “Insya Allah”

Tak lama berselang, Malaikat Jibril pun datang dan menceritakan bahwa saat itu Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu mengejar shalat berjamaah. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang Nasrani tua. Ia tidak tahu bahwa orang tua tersebut adalah seorang Nasrani.

Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu menghormati orang tua tersebut karena ketuaannya sehingga ia tidak mendahului orang tua tersebut. Dan akhirnya Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu pun memenuhi hak orang tua tersebut.

Malaikat Jibril menegaskan, “Allah memerintahku untuk menahan engkau ketika ruku’ supaya Ali bisa mendapati shalat Shubuh’. Ini tidak aneh. Justru yang sangat aneh ialah Allah memerintahkan Malaikat Mikail untuk menahan matahari sejenak dengan sayapnya demi Ali”.

Derajat ini diperoleh Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu karena rasa hormatnya kepada seorang yang telah lanjut usia meski ia seorang Nasrani.

 

(Disadur dari kitab Al-Mawaidz Al-Ushfuriyyah, halaman 3-4 karya Syekh Muhammad bin Abi Bakar Al-Ushfuri).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here