Kiamat (Bagian 1)

432

Oleh: Dea Guru H. Ahmad Nahid, M.Pd (Wakil Pengasuh dan Direktur Pendidikan dan Pengajaran Pesantren Modern Internasional Dea Malela Sumbawa Indonesia)

Kiamat di dalam ajaran Islam merupakan suatu kejadian yang niscaya terjadi. Namun, ajaran Islam tidak menyebutkan penanggalan yang pasti mengenai hari kiamat. Ajaran Islam hanya menyebutkan tanda-tanda yang pasti terjadi sebelum terjadinya hari kiamat.

Kronologi kiamat diawali dengan kematian seluruh makhluk hidup dan kehancuran seluruh alam semesta. Seluruh manusia kemudian dihidupkan kembali untuk dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya selama menjalani kehidupan di dunia.

Di dalam Al-Quran terdapat 32 kata yang berkaitan dengan kiamat. Kosakata ini mempunyai dua makna, yaitu tentang proses kehancuran alam atau tentang kondisi manusia setelah terjadinya kebangkitan.

Kata ‘kiamat’ secara etimologi berasal dari kosakata bahasa Arab, yaitu qāmayaqūmuqiyāman. Masing-masing kata ini berarti berdiri, berhenti, dan berada di tengah. Dari kosakata tersebut, kiamat (al-qiyāmah) dimaknai sebagai kebangkitan dari kematian yang mana manusia dihidupkan kembali setelah mengalami kematian.

BACA JUGA: Sifat Malu

Sementara Hari Kiamat (yaumul qiyāmah) diartikan sebagai hari atau saat terjadinya kebangkitan manusia dari kuburannya masing-masing.

Hari Kiamat secara tepat disebut sebagai hari akhir. Namun, di dalam Al-Quran digunakan banyak kata yang mewakili hari akhir ini termasuk yaumul qiyamah atau hari penegakan. Kata ini disebutkan dalam ayat pertama pada Surah Al-Qiyamah.

Sinonim hari akhir juga ditemukan pada Surah Al-An’am ayat 36 (yaumul ba’ats atau hari kebangkitan), Surah Maryam ayat 86 (yaumul hasyr atau hari pengumpulan). Surah Al-Isra’ ayat 14 (yaumul hisab atau hari perhitungan), dan Surah Al-Fatihah ayat 4 (yaumuddin atau hari pembalasan).

Makna kiamat di dalam Al-Quran secara umum dikelompokkan menjadi tiga makna berdasarkan penamaan.

Pertama, nama yang memberikan gambaran tentang karakteristik kiamat. Kedua, julukan yang memberikan gambaran mengenai keadaan manusia pada saat terjadinya kiamat. Ketiga, julukan yang memberikan gambaran mengenai sifat-sifat dari kiamat.

Yaumul Qiyamah

Yaumul qiyāmah artinya hari kiamat. Kata Al-Qiyāmah merupakan turunan kata dari kata qāma-yaqūmu-qiyāman. Masing-masing kata dasar ini berarti yang berdiri, bangun, atau bangkit.

Penambahan imbuhan awalan al (alif lam lit-ta’rif) berfungsi menghasilkan makna yang memberikan batasan sesuatu. Sedangkan penambahan akhiran ah berfungsi untuk memberikan makna tentang kehebatan suatu peristiwa.

Karenanya, kata ‘al-qiyāmah’ harus dimaknai sebagai peristiwa kebangkitan yang ada kaitannya dengan makhluk hidup yang telah mati. Kata ini mmemberikan makna bahwa kejadiannya niscaya terjadi.

Di dalam Al-Quran, kata ini disebutkan sebanyak 71 kali. Salah satunya pada Surah Al-Baqarah ayat 113.

Seluruh ayat yang menggunakan kata ‘al-qiyāmah’ hanya memiliki tiga informasi. Pertama, pernyataan bahwa kiamat pasti terjadi. Kedua, ketetapan berlangsungnya pengadilan bagi setiap manusia. Ketiga, pemberian ketetapan atas perselisihan antara Yahudi dan Nasrani tentang berita yang dipersoalkan dalam Taurat.

Yaumul Akhir

Yaumul Akhir diartikan sebagai hari terakhir. Pemakaian istilah ini untuk menunjukkan bahwa hari kiamat merupakan hari terakhir bagi semua makhluk hidup, utamanya bagi manusia. Ini dimaknai sebagai hari terakhir manusia sebelum memasuki alam keabadian.

Hari kiamat juga menjadi akhir dari segala kehidupan dan segala jenis makhluk hidup. Kata ‘Yaumul akhir disebut sebanyak 26 kali di dalam Al-Quran. Penyebutannya tersebar di beberapa ayat dalam surah yang berbeda. Salah satunya pada Surah Al-Baqarah ayat 8.

Yaumul Ba’ats

Yaumul Ba’ats diartikan sebagai hari kebangkitan. Salah satu ayat yang menggunakan istilah ini adalah Surah Ar-Rum ayat 56. Istilah ini diartikan sebagai hari berbangkit karena pada hari tersebut seluruh mahkluk hidup yang telah mati secara serentak mengalami kebangkitan.

Jasad mereka dibentuk kembali oleh Allah dan roh manusia dikembalikan ke dalam jasadnya masing-masing. Analogi mengenai kebangkitan disebutkan oleh Allah dalam Surah Fatir ayat 9.

Perumpamaan yang diberikan seperti munculnya kehidupan di bumi akibat hujan yang turun melalui pergerakan angin dan awan. Hujan ini terjadi sangat cepat dan menimpa negeri yang mengalami kekeringan yang panjang.

Perumpamaan ini menandakan bahwa hari kebangkitan berlangsung sangat cepat seperti tumbuhan yang tumbuh oleh air hujan.

Setiap manusia mengalami kebangkitan dalam keadaan telanjang tanpa pakaian sama sekali. Manusia pada saat ini dibedakan berdasarkan kondisi tubuhnya. Orang-orang beriman akan mengalami kebangkitan roh dan tubuh yang sempurna.

Sedangkan orang-orang kafir akan dibangkitkan dalam keadaan cacat pada roh maupun tubuhnya. Adanya perbedaan ini ditentukan oleh tingkat amal perbuatan masing-masing orang. Keterangan ini berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Yaumul Khuruj

Yaumul Khuruj sama diartikan sama dengan hari keluar dari kubur. Keterangan ini disebutkan dalam Surah Al-Qaf ayat 42. Ayat ini menyebutkan kejadian berupa teriakan-teriakan dari kuburan. Kebangkitan ini terjadi bersamaan untuk seluruh makhluk hidup.

Awal kebangkitan didahului oleh tiupan kedua dari sangkakala. Perumpamaan kebangkitan dari kubur ini disebutkan dalm Surah Az-Zukhruf ayat 11. Ayat ini menyebutkan bahwa manusia akan dikeluarkan dari kubur seperti tanah kering yang tiba-tiba menerima air hujan.

Wallahu a’lam bish shawab.

Mari istiqomah dalam beribadah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here