“Bapak Air”, Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo

623
Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.

Catatan Egy Massadiah (Ketua Yayasan Kita Jaga Alam, Wartawan Senior)

Ini tentang Panglima Kostrad yang baru, Maruli. Lulusan Akmil 1992. Sebagian besar pengabdiannya ditunaikan di korps baret merah. Saya mengenalnya sejak ia berpangkat letnan dua.

Usai mengemban amanat sebagai Komandan Paspampres (2018-2020), Maruli mendapat tugas teritori sebagai Pangdam Udayana, berkedudukan di Bali. Ketika dilantik menjadi Pangdam Udayana November 2020, sejumlah media memilih angle yang sama dalam pemberitaannya, yakni: “Pangdam termuda”.

Setahun lebih ia mengomandani wilayah Bali, NTT, dan NTB. Itu artinya, ketika dipromosi ke jabatan baru sebagai Pangkostrad, bisa jadi ia adalah Pangkostrad termuda sepanjang sejarah TNI. Jika bukan jabatannya, setidaknya jenderal bintang tiga (letnan jenderal) termuda di angkatannya.

Karier yang moncer, terkadang diikuti pameo “semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup”. Salah satu “tiupan angin kencang” yang menerpa Maruli adalah statusnya sebagai anak-menantu Menko Perekonomian dan Maritim, Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.

(Sebagian) orang pun lantas mengaitkan kecemerlangan karier Maruli dengan statusnya sebagai menantu Luhut.

Tentu tidak adil, tidak fair, jika mengaitkan karier seseorang dengan “takdir” Tuhan. Itu jika kita sepakati bahwa jodoh adalah takdir (ketentuan) Tuhan. Bahwa ia menjadi anak-menantu Luhut, adalah takdir yang tak bisa dielakkan oleh manusia.

Mungkin sedikit yang tahu, bahwa Paulina Panjaitan, yang kemudian menjadi Nyonya Maruli, mengenal Maruli Simanjuntak justru bukan sebagai seorang prajurit (TNI), melainkan sebagai atlet judo.

Benar. Kisah mereka terajut saat SEA Games ke-18 tahun 1995 di Jakarta. Paulina sebagai liaison officer, sedangkan Maruli sebagai atlet judo. Atlet yang berlatar belakang militer. Tahukah Anda, di mana posisi calon mertuanya saat itu? Tahun 1995, Kolonel (Inf) Luhut Binsar Panjaitan menjabat Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur.

Maruli – Paulina lalu menikah tahun 1999. Saat itu, Luhut sudah pensiun dengan pangkat Jenderal Kehormatan dan menjabat Dubes RI di Singapura.

Itu cukup menjelaskan, bahwa perjalanan Maruli justru banyak ditapaki ketika ayah mertuanya tidak berada di lingkaran kekuasaan, baik di militer maupun di pemerintahan. Menurut catatan saya, dua-per-tiga jabatan yang pernah diemban, adalah jabatan-jabatan komandan. Jabatan-jabatan pemegang tongkat komando. Dari sisi ini saja kita paham bahwa Maruli adalah prajurit yang memang memiliki kapasitas dan kapabilitas.

Beberapa jabatan puncak kesatuan yang pernah ia sandang, dimulai dari Komandan Detasemen Tempur Cakra (2002), lalu Komandan Batalyon 21 Grup 2/Sandi Yudha (2008-2009). Selanjutnya, Komandan Sekolah Komando Pusdikpassus (2009—2010), Komandan Grup 2/Sandi Yudha (2013—2014), Komandan Grup A Paspampres (2014—2016), Komandan Korem 074/Warastratama (2016—2017), Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) (2018—2020), dan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana (2020—2021).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here