Sifat Wara’ Imam Abu Hanifah

1084
Ilustrasi Keutamaan Ilmu

Muslim Obsession – Yazid bin Harun berkata, “Saya belum pernah mendengar ada seseorang yang lebih wara’ daripada Imam Abu Hanifah. Saya pernah melihat beliau pada suatu hari sedang duduk di bawah terik matahari di dekat pintu rumah seseorang.

Lalu saya bertanya kepadanya, “Wahai Abu Hanifah! Apa tidak sebaiknya engkau berpindah ke tempat yang teduh?”

Beliau menjawab, “Pemilik rumah ini mempunyai hutang kepadaku beberapa dirham. Maka, saya tidak suka duduk di bawah naungan halaman rumahnya.”

Sikap seperti apa yang lebih wara’ daripada sikap ini? Di dalam riwayat lain disebutkan, beliau ditanya mengapa enggan berdiam di tempat teduh, lalu Abu Abu Hanifah berkata kepadaku. “Pemilik rumah ini mempunyai sesuatu. Maka, saya tidak suka berteduh di bawah naungan dindingnya, sehingga hal tersebut menjadi upah suatu manfaat.”

Saya tidak berpendapat, hal tersebut wajib bagi semua orang, akan tetapi orang alim wajib menerapkan ilmu untuk dirinya sendiri lebih banyak daripada yang dia ajarkan kepada orang lain.

Sebagaimana pula Imam Abu Hanifah pernah meninggalkan makan daging kambing selama tujuh tahun ketika seekor kambing milik baitul mal di Kufah hilang. Sehingga beliau yakin kambing tersebut telah mati.

Sebab, beliau menanyakan berapa waktu paling lama kambing bisa bertahan hidup? Dikatakan kepadanya, “Tujuh tahun.” Maka beliau meninggalkan makan daging kambing selama 7 tahun karena untuk berhati-hati. Lantaran ada kemungkinan kambing haram itu masih hidup.

Sehingga, bisa jadi kebetulan dia memakan sebagian dari kambing tersebut yang berarti mendzalimi hatinya. Meskipun, sebenarnya tidak berdosa karena tidak mengetahui benda itulah yang haram.

Wallahu A’lam bish Shawab

(Vina – Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here