Khutbah Jumat: Lima Karakter Pemuda yang Ideal

Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
فيا عبادَ الله أُوصِيكم ونفسي بتقوى الله وطاعتِه لعلّكم تُفلِحون
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Mengawali khutbah Jumat di siang hari ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah Swt., untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan dan ketaatan.
Ucapan shalawat dan salam marilah senantiasa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ. yang memiliki hak syafaat bagi umatnya. Seraya berharap, kita juga menjadi bagian dari umat beliau yang mendapatkan syafaat itu di akhirat kelak. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Pada kesempatan ini khatib berwasiat untuk diri pribadi dan mengajak kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Takwa menjadi bagian terpenting bagi kita dalam mengarungi kehidupan di muka bumi ini. Karena dengan takwa kita dapat meniti kehidupan yang fana ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah Allah tetapkan, sehingga kita mendapatkan pertolongan dan kasih sayang-Nya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Bangsa Indonesia memiliki satu hari yang bersejarah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yaitu lahirnya pertemuan para pemuda dari berbagai daerah. Mereka mencari solusi terbaik bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Hari itu kita kenal sebagai Hari Sumpah Pemuda yang jatuh tiap tanggal 28 Oktober.
Semangat juang para pemuda dalam perjuangan untuk meraih kemerdekaan patut kita acungi jempol. Dengan keadaan yang serba darurat dan fasilitas yang minim, tidak mengendorkan semangat berkorban yang berkobar di dada.
Jauh sebelum itu semua, telah lahir dari rahim sejarah Islam, pemuda-pemuda ideal, sehingga Rasul ﷺ pernah bersabda, “Para pemuda bersekutu denganku dan orang tua memusuhiku.”
Perjuangan dakwah Rasul ﷺ tidak bisa dilepaskan dari dukungan kawula muda. Di sana muncul Babul `Ilm (pintu ilmu) Sayidina Ali bin Abi Thalib, Sayidina Usamah bin Zaid, Sayidina Abdullah bin Abbas sang Turjumanul Qur`an (juru bicara Al-Quran) dan masih banyak lagi.
Ali misalnya, ia menjadi pahlawan di beberapa peperangan. Bahkan perang Khaibar menjadi saksi bisu atas kepahlawanannya.
Pernah diriwayatkan bahwa beliau berkata, “Demi jiwa anak Abu Thalib yang berada di tangan-Nya, seandainya aku terkena seribu hantaman pedang, hal itu lebih ringan ketimbang aku harus mati di atas ranjang.”
Lain pula dengan Usamah bin Zaid. Dia dipercaya sebagai panglima pasukan yang diutus melawan negara super power saat itu, Romawi. Begitu juga dengan Abdullah bin Abbas. Kedalaman ilmunya dan ketajaman pikirannya menjadikan sosok yang satu ini begitu terasa istimewa.
Namun kini, lambat laun para pemuda muslim mulai terseret ke pusaran yang merusak nilai-nilai keluhuran. Hari ini, kita saksikan dengan mata kepala kita betapa banyak kasus tawuran antara pemuda, pemakaian dan pengedaran Narkoba, dan hubungan seks bebas. Keadaan semacam ini melahirkan bencana sosial dan moral.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Berkaitan dengan Hari Sumpah Pemuda, kita temukan setidaknya lima karakteristik pemuda ideal itu. Pertama, memiliki keberanian. Pemuda ideal adalah pemuda yang berani menyatakan yang haq (benar) itu haq (benar) dan yang batil (salah) itu batil (salah). Lalu, siap bertanggung jawab serta menanggung risiko ketika mempertahankan keyakinannya.
Contohnya adalah pemuda bernama Nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kecil, lalu menggantungkan kapaknya di leher berhala yang paling besar, untuk memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu (tuhan selain Allah ﷻ) sama sekali tidak ada manfaatnya.
Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan serta keyakinan. Artinya, seorang pemuda yang baik tidak pernah berhenti belajar dan menuntut ilmu.
Ketiga, selalu berusaha untuk mencari komunitas dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus, seperti pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang dikisahkan Allah ﷻ pada Surah Al-Kahfi [18] ayat 13-25. Jadi, berkelompok bukan untuk hura-hura atau sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
Para pemuda ideal mempunyai karakter persatuan, keguyuban, dan menyukai kebersamaan. Sayangnya, kebersamaan dan loyalitas yang diberikan oleh sebagian pemuda kita justru untuk melakukan tindakan-tindakan negatif.
Maraknya Geng Motor yang meresahkan masyarakat merupakan secuil contohnya. Ditambah aksi kriminal dengan melakukan pembegalan yang sarat dengan kekerasan dan kezaliman.
Ashhabul-Kahfi berjamah dalam menentang kemunkaran dan memperjuangkan agama serta keyakinannya sampai titik darah terakhir. Loyalitas yang mereka berikan adalah wujud persembahan dan ketulusan seorang hamba pada Tuhannya.
Keempat, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam surah Yusuf [12] ayat 22-24. Kisah Nabi Yusuf sangat layak dijadikan pegangan para pemuda.
Di usia yang masih muda belia, Yusuf berhasil menjadi pujaan wanita di zamannya karena ketampanan wajahnya yang menyihir. Berbagai godaan dan rayuan mesra ia tampik sembari berlindung kepada Allah ﷻ.
Kelima, tidak pernah menyerah dengan rintangan dan hambatan. Hal itu dicontohkan pemuda Muhammad ﷺ yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi pemuda yang bergelar Al-Amin (terpercaya) oleh masyarakatnya.
Sejak kecil, Nabi Muhammad ﷺ telah bekerja dengan kedua tangannya, membanting tulang memeras keringat sebagai ikhtiyar mencari karunia Allah ﷻ yang terhampar di muka bumi. Beliau tidak duduk manis, berpangku tangan menunggu uluran tangan orang lain namun justru beliau membantu mengurangi beban penderitaan orang lain.
Sosok pemuda seperti Nabi Muhammad ﷺ yang seharusnya diteladani oleh para remaja, para pemuda kita, sehingga mempunyai etos kerja dan usaha yang profesional, yang baik dan mumpuni. Lewat etos kerja dan usaha itulah, dalam usia yang sangat muda gemblengan Rasulullah ﷺ telah mampu memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap Islam dan umat Islam.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober, sosok pemuda ideal yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh yang kami sebutkan di atas diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi para pemuda Indonesia.
Eksistensi pemuda memang sangat penting. Jatuh bangunnya sebuah peradaban tergantung pada potensi yang dimiliki para pemudanya. Tidak heran jika Sayyidna Abdullah bin Abbas suatu saat pernah berkata,
مَا بَعَثَ اللهُ نَبِياًّ إِلاَّ وَهُوَ شَابٌّ وَلاَ أُوْتِيَ العِلْمَ عاَلِمٌ إِلاَّ وَهُوَ شَابٌّ
“Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali ia seorang pemuda dan tidak pula seseorang diberi ilmu oleh Allah kecuali ia adalah pemuda.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ.أَمَّا بَعْدُ.
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ.
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
*****
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group