Penghalang Cahaya Iman yang Sering Terlupakan

Jakarta, Muslim Obsession - Cahaya iman terletak di dalam hati. Iman adalah "Nur" atau cahaya yang diletakkan di dalam hati orang-orang yang dikehendaki oleh Allah. Iman adakalanya bertambah dan adakalanya berkurang.
Kriteria bertambahnya iman hingga sempurnanya iman adalah Diyakini dalam hati, Diucapkan dengan lisan, Diamalkan dengan anggota tubuh. Cahaya iman ialah cahaya yang akan melenyapkan dan menyelamatkan manusia dari kegelapan dan kemusyrikan.
Dengan cahaya iman ini seseorang dengan ikhlas dan tanpa paksaan akan melaksanakan perintah Allah SWT dengan suka cita.
Namun persoalannya ialah hingga hari ini kita masih terasa berat untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Jika hal demikian yang terjadi, maka ada sesuatu yang salah dalam diri kita sehingga ada penghalang cahaya iman yang menyinari hari kita.
Berkaitan dengan cahaya iman, KH. Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) mengungkap hal yang menjadi penghalang cahaya iman sehingga tidak bisa menerobos kedalam hati kita adalah kesombongan. Karena itu berkaitan dengan prilaku manusia itu sendiri
“Yang menjadi penghalang cahaya iman itu punya fungsi ada di antaranya kesombongan di dalam diri kita,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @buyayahyaofficial .
Beliau juga menerangkan bahayanya seseorang terhalang dari cahaya iman menjadi penyebab keyakinannya tersebut tidak berguna lagi bagi dirinya.
"Biarpun katanya orang imannya kuat, tapi kalau sombong, kesombongan dan segala penyakit kesombongan masuk dalam kedengkian, kebencian yang disebut amradlul qulub. Amradlul qulub, penyakit hati. Jadi itulah yang menjadikan keyakinannya menjadi tidak ada artinya lagi," tandasnya.
Buya Yahya mengingatkan berkaitan dengan penghalang cahaya iman yang menyebabkan keimanan kita tidak berguna lagi dengan mengisahkan salah seorang paman Rasulullah SAW, yakni Abu Jahal.
Sejatinya, Abu Jahal mengetahui dan mempercayai bahwa Rasulullah SAW itu seorang Nabi, namun karena kesombongannya itu, pengetahuan dan keyakinannya tersebut tidak mampu menolongnya dan ia tetap kafir hingga akhir hayatnya.
"Apakah anda mengira Abu Jahal tidak percaya Nabi Muhammad sebagai Nabi? Abu Jahal tahu Nabi Muhammad sebagai nabi, tapi dia sombong dengan Nabi Muhammad maka tidak berguna lagi," tuturnya.
Demikian halnya dengan Iblis di mana menurut Buya Yahya ibadahnya tidak kalah dengan malaikat, namun karena sombong kepada Nabi Adam akhirnya ia terlempar dari surga.
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group