Larangan Melintas di Hadapan Orang yang Sedang Shalat

Oleh: Drs H. Tb Syamsuri Halim, M.Ag (Pimpinan Majelis Dzikir Tb. Ibnu Halim dan Dosen Fakultas Muamalat STAI Azziyadah Klender)
Disyaratkan sudah ada pembatas di hadapan orang yang shalat (sutroh), maka jika demikian adanya, niscaya melewatinya HARAM.
Yang dihukumi haram lewat di depan orang yang shalat adalah ketika orang yang shalat itu sudah menggunakan sutroh (pembatas) dan pembatas ini ada urutannya:
1. Shalat dibelakang tiang
2. Memberi tongkat di depannya
3. Memberi garis di depannya.
Ketahuilah lebih baik berdiam 40 tahun daripada lewat di depan orang shalat.
Berarti di sini sepakat bahwa Haram lewat depan orang shalat (di antara pembatas). Namun dalam keadaan tertentu menurut al-Adzrô’i diperbolehkan, apabila sangat terpaksa.
Sedangkan menurut al-Asnâwi, boleh lewat di depan orang shalat, DENGAN SYARAT TIDAK ADA JALAN LAIN, walaupun tidak dalam keadaan terpaksa. Jika ada orang lewat pas di depannya, terus diperingatkan tidak menghiraukan, maka boleh ditinju.
بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ : 91 مكتبة دار الفكر
(فائدة) يَحْرُمُ الْمُرُوْرُ بَيْنَ الْمُصَلِّيْ وَسُتْرَتِهِ وَإِنْ لَمْ يَجِدْ طَرِيْقاً وَلَوْ لِضَرُوْرَةٍ كَمَا فِي اْلإِمْدَادِ وَاْلإِيْعَابِ لَكِنْ قَالَ اْلأَذْرَعِيُّ وَلاَ شَكَّ فِي حِلِّ الْمُرُوْرِ إِذَا لَمْ يَجِدْ طَرِيْقاً سِوَاهُ عِنْدَ ضَرُوْرَةِ خَوْفِ بَوْلٍ كَكُلِّ مَصْلَحَةٍ تَرَجَّحَتْ عَلَى مَفْسَدَةِ الْمُرُوْرِ وَقَالَ اْلأَئِمَّةُ الثَّلاَثَةُ يَجُوْزُ إِذَا لَمْ يَجِدْ طَرِيْقاً مُطْلَقاً وَاعْتَمَدَهُ اْلإِسْنَوِيُّ وَالْعُبَابُ وَغَيْرُهُمَا اهـ كُرْدِيّ وَبِهِ يُعْلَمُ جَوَازُ الْمُرُوْرِ لِنَحْوِ اْلإِمَامِ عِنْدَ ضَيْقِ الْوَقْتِ أَوْ إِدْرَاكِ جَمَاعَةٍ اهـ بَاسُودَانُ وَقَالَ فِي فَتْحِ الْبَارِي وَجَوَازُ الدَّفْعِ وَحُرْمَةُ الْمُرُوْرِ عَامٌّ وَلَوْ بِمَكَّةَ الْمُشَرَّفَةِ وَاغْتَفَرَ بَعْضُ الْفُقَهَاءِ ذَلِكَ لِلطَّائِفِيْنَ لِلضَّرُوْرَةِ عَنْ بَعْضِ الْحَنَابِلَةِ جَوَازَهُ فِي جَمِيْعِ مَكَّةَ اهـ
Dari Abu Juhaim Ibnul Harits radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Seandainya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui dosa yang akan dipikulnya, maka ia lebih baik berdiri empat puluh hari daripada harus lewat di depannya," Muttafaq Alaihi dalam lafadznya menurut Bukhari. Menurut riwayat Al-Bazzar dari jalan lain: "(lebih baik berdiri) Empat puluh tahun."
Wallahu a’lamu bishowab.
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group