Kembangkan Metode 8C, Yohanes Surya Imbau Guru untuk Mengajar dengan Hati

Jakarta, Muslim Obsession – Di era revolusi industri pada abad 21 ini, dunia mengembangkan keterampilan 4C untuk mencetak generasi mumpuni. Fisikawan Yohanes Surya memiliki metode 8C untuk melengkapi rumusan umum itu.
Secara umum 4C mencakup keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). Indonesia menambahnya menjadi 6C dengan kultur (culture) dan karakter (character). Sedangkan Yohanes Surya menambah 2C untuk menggenapi 8C.
“Saya tambah dua lagi, computational logic (logika komputasional) dan compassion (kasih sayang),” kata Yohanes Surya, menukil ObsessionNews, Senin (19/8).
Yohanes menekankan compassion pada tenaga pengajar. Selaku pendidik, mereka harus memiliki hasrat mengajar dari hati. Untuk urusan ini, Yohanes mengaku sudah melatih ribuan guru di ratusan kabupeten di Indonesia.
“Guru itu value-nya mengajar dengan hati itu. Ini yang mau terus kita gaungkan, guru di Indonesia mengajar dari hati,” kata dia.
Sosok yang berperan membawa bocah Indonesia meraih menjuarai olimpiade matematika yakin betul, anak bisa terangsang giat belajar dan terlatih, dalam suasana kelas yang gembira. Perasaan riang ini harus diantarkan oleh guru.
Disadari atau tidak, Yohanes mulai mengembangkan metode ini sejak menulis buku memahami fisika dengan cara mudah. Rupanya, buku tersebut populer di kalangan murid Indonesia pada tahun 1987-1994. Sekembalinya dari studi di Amerika Serikat (AS), Yohanes mengembangkan metode tersebut hingga membawa Indonesia berjaya pada olimpiade dunia.
“Bagus juga bikin sesuatu yang berguna,” ujarnya.
Dia meyakini tidak ada bocah Indonesia yang bodoh, asalkan mendapatkan kesempatan dan diberi tenaga pengajar berkualitas. Yohanes telah membuktikannya dengan mengembangkan metode gasing untuk mendidik bocah Indonesia.
“Metode Gasing ini pada dasarnya bahagia belajar. Ketika bahagia otak itu bekerja lebih bagus. Selama pelatihan kita kasih mereka bahagia,” bebernya.
Yohanes terus mempraktikkan metode tersebut kepada siswa-siswi di daerah. Belum lama ini, dirinya menerbangkan tenaga pengajar untuk mendidik anak pengungsi di Nduga, Papua Pegunungan. Hasilnya, dalam tempo dua pekan saja, bocah-bocah pengungsi mahir berhitung.
“Jadi tidak butuh waktu lama. Perkalian tiga digit dan pembagian mereka bisa menguasai,” ujarnya.
Rasa riang yang dikembangkan bisa membuat siswa menguasai 8 kecerdasan yang disebutnya 8C. Untuk berhitung misalnya, siswa dikenalkan teknik congak untuk merangsang kemampuan visual dan kecerdasan logika. Kemampuan komunikasi siswa juga terasah dengan sendirinya.
Dirinya meyakini kecerdasan intrapersonal, kinestetik dan kecerdasan naturalistik siswa bisa diciptakan asalkan tenaga pendidik menguasai teknik khusus. Maka tak heran Yohanes juga memberi pelatihan kepada tenaga pengajar. Selama mampu menciptakan suasana kelas yang gembira, tenaga pendidik sudah bisa mengembangkan otak kiri, tengah dan kanan siswa.
“Kalau mau anak-anak pintar mengajarlah dengan hati,” tuturnya. (Red/Erwin/ON)
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group