Mengenal Sosok Pejuang Pendidikan Indonesia

Mengenal Sosok Pejuang Pendidikan Indonesia

Oleh: Dr. Muslich Taman (Humas SMAN I Rumpin KCD Wil. I)

Ada yang mengatakan, “Orang sukses dan kaya yang sebelumnya miskin dan susah, dia akan cenderung dendam dengan kemiskinan dan kesusahan yang pernah dirasakannya. Menjaga jarak dan menjauh dari kemiskinan. Kapok dan trauma dari kesusahan. Gaya hidupnya drastis berubah glamour, suka memamerkan kekayaannya, khawatir kalau disangka sebagai orang miskin atau susah, tampak angkuh, banyak perhitungan, pelit dan sombong.”

Namun hal di atas terbantahkan dengan sosok milyuner H. Muztahidin Al Ayubi. Mantan orang miskin yang kini jadi orang kaya raya. Pensiunan pencuci piring, pengais pasir sungai Cisadane, pemecah batu gunung, dan penjaga sekolah, yang sekarang jadi pengusaha dan pejuang pendidikan yang sukses dan hebat.

Baginya, kemiskinan adalah anugerah yang harus disyukuri. Pelajaran hidup yang sangat berharga. Nikmat yang indah pada waktunya. Harus disyukuri jadi anak orang miskin, karena membuat hidup lebih tangguh dan otak encer.

Dengan tempaan hidup sebagai anak orang miskin, yang terbiasa hidup lapar, maka mudah tahajud malam. Dengan terbiasa kerja keras, maka fisik menjadi lebih kuat dan sehat. Lebih mudah bisa selalu bersyukur atas nikmat yang ada.

Maka, miskin jangan dijadikan alasan sebagai ujian dari Allah. Namun, miskin adalah anugerah dari Allah untuk menjadikan hidup lebih baik dan lebih indah. Yang menghantarkan seseorang menjadi sukses dan mulia. Begitulah tegas Muztahidin dalam sesi motivasi di kampus BOASH siang tadi.

M. Muztahidin adalah sosok smart religi yang pantas menjadi tokoh inspiratif bagi masyarakat Indonesia. Bagi semua generasi, khususnya generasi muda. Saya, mendengar dan menyimak langsung motivasi yang disampaikannya, melihat dengan mata kepala bukti fisik karya nyatanya, berkesimpulan bahwa beliau adalah sosok hebat, manusia fenomenal, kontributor pembangun peradaban bangsa, terutama melalui dunia pendidikan.

Selasa (30/1/2024) pagi, saat silaturahmi ke Yayasan dan lembaga bisnis yang didirikannya. Tak kira-kira, sang mantan pengais pasir sungai Cisadane hingga telapak tangannya keras dan kasar itu, penghasilannya mencapai 400 juta hingga 1 miliar perhari. Benar-benar keren.

Beliau berseloroh, “Kalau dulu saya cape mencari uang. Sekarang, saya cape menghitung uang,” candanya.

Dan yang lebih keren lagi, harta kekayaan yang diraih dengan jerih payah itu, kini beliau manfaatkan untuk membangun sekolah dan kampus, yang semuanya didedikasikan untuk umat dan masyarakat Indonesia, khususnya warga Jawa Barat.

Haji Muz, begitu panggilan akrab beliau, adalah sosok motivatif. Pejuang pendidikan dan pencerah masa depan bangsa yang penuh semangat dan menularkan semangatnya kepada sesama anak bangsa.

Menurut saya, beliau adalah manusia kaya yang hakiki dan hamba sukses yang sejati. Karunia dan kekayaan yang diraihnya dibagikan lagi untuk mengangkat harkat dan martabat saudara-saudaranya yang tidak mampu. Dijadikan tabungan dan kekayaan di sisi-Nya sebagai bekal mati di akhirat nanti, dengan cara disedekahkan.

Haji Muz meyakini, dengan ilmu manusia akan mulia dan terhormat. Karenanya, dia ingin menolong para anak bangsa ini melalui pendidikan, agar semua mereka bisa menuntut ilmu. Lembaga pendidikan yang dibangunnya diniatkan untuk membantu saudara-saudaranya, demi untuk kesuksesan masa depan mereka dan masa depan bangsa.

Maka tak heran, meski fasilitas sekolah dan kampusnya terbilang mewah, tapi biaya sekolah dan kuliahnya terjangkau untuk semua lapisan. Bahkan bisa dibilang, sangat murah. Namun bukan murahan. Tegas beliau.

Silaturahmi untuk berkolaborasi, itulah yang dilakukan SMAN I Rumpin, pada Selasa, 30 Januari 2024. Dimana seluruh siswa kelas XII, didampingi para Wali Kelas dan juga kepala sekolahnya, Bapak Mulyono, M.Pd. mengadakan kunjungan, sebagai program pembelajaran di luar kelas sekaligus study banding ke BOASH, di Jl. Bantar Kambing, Bantar Sari, Kec. Ranca Bungur Bogor Jawa Barat.

Borces Asokal Hajar (BOASH) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Borces (Bogor Center School), merupakan sekolah yang berada di Kabupaten Bogor dengan beragam prestasi yang dimiliki, baik akademik maupun non akademik. Juara, Jawara, dan Loba Kabisa, itulah slogannya.

Slogan yang tidak tanggung-tanggung. Dan mantab betul. BOASH merupakan salah satu sekolah swasta favorit warga Bogor. Mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi. Maka tak heran, jumlah peserta didiknya mencapai puluhan ribu. Letak sekolah yang berada di perbatasan kabupaten dan kotamadya Bogor, membuat kebanyakan siswa berasal dari kedua wilayah ini. Meski juga tidak sedikit siswanya yang berasal dari luar Bogor.

Bisa dibilang, BOASH termasuk sekolah dengan fasilitas lengkap, namun biaya pendidikan sangat terjangkau untuk semua kalangan masyarakat. Bahkan, banyak menyediakan program beasiswa bagi siswa dan mahasiswa kurang mampu dan mahasiswa berprestasi. Layak disebut, sekolah sejuta umat.

Terkait dengan program kunjungan hari ini, Mulyono, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN I Rumpin, saat dimintai komentarnya, beliau menjelaskan, “Tujuan kunjungan ini adalah untuk silaturahmi, sekaligus saling bertukar pengalaman dan informasi terkait berbagai hal dalam dunia pendidikan. Saling mensuport dan menguatkan sesama institusi pendidikan, sekaligus memperkenalkan siswa terkait kampus politeknik digital, serta memotivasi para siswa agar memiliki semangat yang tinggi dalam belajar. Supaya mereka memiliki cita-cita melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, dan tidak berhenti sebatas tamat SMA saja,” pesan Kepsek.

Hal senada disampaikan oleh Bambang Aribowo, MM., selaku Waka Kesiswaan. Bambang menambahkan, “Program kunjungan semacam ini sangat bermanfaat untuk menambah cakrawala siswa terkait pentingnya pendidikan dan menjadi siswa yang berprestasi. Pendidikan adalah kunci kesuksesan masa depan,” tegas Mr. Bambang.

M. Mahfi Agisna, selaku perwakilan siswa kelas XII.IPA.I saat ditanya, mengatakan, “Acara semacam ini sangat perlu dan penting bagi siswa untuk mendapat pengalaman dan suasana baru dalam belajar. Dan yang lebih penting dari itu, mendapatkan motivasi dan inspirasi dari sekolah lain. Khususnya motivasi tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan, dan pentingnya melanjutkan kuliah, setelah lulus SMA nanti.

Saya merasa senang dan bersyukur bisa ikut acara ini, mendapat pelajaran penting dari Pak Muztahidin, bahwa kunci sukses itu harus cerdas beragama, punya cita-cita yang tinggi, dan harus selalu berbakti kepada kedua orangtua,” kata Gisna.

 

 

 



Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group