Manusia Berencana, Tuhan yang Menentukan

Manusia Berencana, Tuhan yang Menentukan
Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University) Gantungkan cita-citamu setinggi Langit, tapi jangan lupa Tuhan. Karena Tuhanlah yang menentukan. Dunia penting, tapi Akhirat lebih penting lagi. Karena Dunia hanya sementara, sedang Akhirat yang kita tuju sekarang adalah kekal abadi. BACA JUGA: Jika Hati Sedang GalauTRUE STORY: 1- Allah SWT memerintahkan agar keberhasilkan Duniawi, digunakan untuk Ukhrawi. Bukan sebaliknya, mengorbankan Ukhrawi demi Duniawi yang sementata ini. Allah SWT berfirman:

وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ.  (القصص ٢٨ الاية ٧٧)

"Dan carilah pahala untuk Akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah untukmu, tetapi janganlah engkau lupakan Dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di Bumi.  Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan,” (QS. Al-Qasas, surah ke-28, ayat 77, halaman 394). 2- Sebuah kisah nyata untuk kita renungkan. Saya copy “True Story” dari sebelah: "RASYAD FOUNDATION" Anak kecil namanya Rasyad asal Kuwait, usia baru 7 tahun, putera tunggal Milyuner Kuwait. Saat itu ia terbaring di rumah sakit, 23 hari diopname tanpa di-temani Ayah dan Ibu nya yang sibuk dengan pekerjaannya. Hari ke-23, Ayah dan Ibu nya datang menjenguk dan meminta maaf karena tak sempat mendampinginya. Kedua Orangtua nya menghiburnya sambil berkata: "Papa mama sibuk untuk mempersiapkan masa depanmu sayang." BACA JUGA: Bunuh Diri Pelan-Pelan Ayah dan Ibunya menunjukkan foto foto proyek dan rumah yang tengah dibangun untuk anak simata wayangnya kelak, di samping rumah yang di tempatinya sekarang. Anak ini tersenyum dan bertanya: "Siapa yang bisa menjamin hari esok saya masih hidup, papaku dan mamaku? Siapa yang menjamin semua yang papa mama miliki saat ini adalah untukku? Dan apa manfaat semua yang papa mama miliki apabila nanti tak ditempati?" Anak yang baru kelas SD ini pun akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan senyuman yang betul-betul "memukul" hati kedua orangtuanya. Apa yang terjadi pada orangtuanya selepas wafatnya ananda tercintanya, merupakan kisah yang tak kalah mengharukan: Setelah anak kecil itu dikuburkan, rumah tangga menjadi senyap, sesekali terdengar isak tangis, tangis kesedihan bercampur penyesalan. Hari-hari berlalu dengan evaluasi kehidupan pasangan ini. Sayangnya, evaluasi yang dilakukan bukan didasarkan pada kedewasaan berpikir dan kematangan emosi. BACA JUGA: Tiada Hari Tanpa Istighfar Suami menyalahkan Istri yang ikut ikutan berkarir sehinga melupakan tugas utama seorang Ibu yang menjadi "taman Surga" bagi anaknya. Istri menyalahkan Suami yang setiap hari bicaranya hanya soal duit, duit dan duit. Pertengkaran pun memuncak, Suami menyebutkan kata cerai untuk Isterinya. Istri menjerit dan membanting semua yang ada di sekitarnya, termasuk foto keluarga yang ada di sampingnya. Foto itu adalah foto dirinya, Suaminya dan anaknya yang sedang tersenyum di suatu taman yang pernah dikunjunginya. Foto itu baru saja dipasang satu bulan sebelum Rasyad sang anak masuk rumah sakit. Foto itu dilemparkan, kacanya pecah berserakan, sebagian mengenai wajah sang Suami. Tak sengaja, di balik foto itu ada tulisan anaknya, berbunyi: "Mama Papa, semoga kita bertiga senantiasa menyatu sampai di Akhirat kelak." Suami Istri ini terdiam, lama saling memandang, terlarut dalam tangisan jiwa yang mendalam. Merekapun saling mendekat, kemudian saling merangkul. BACA JUGA: Kita adalah Tamu, Penghuni Sementara Suaminya berbisik, "Kita tidak boleh berpisah. Kita harus bersatu selalu, dengan anak kita, sampai ajal menjemput kelak." Setelah mereka rujuk, ada perubahan mendasar dalam kehidupan mereka. Perubahan yang secara tiba tiba, karena suatu peristiwa luar biasa yang menyentuh emosi, sehingga menjadi titik balik kehidupan. Dalam psikologi disebut dengan Epifani. Konsep kehidupannya yang awalnya adalah kerja, kerja dan kerja, kini berubah menjadi ibadah, ibadah dan kerja. Sejak saat itu definisi hidupnya berubah dari "having mood" menjadi "being mood". BACA JUGA: Doa Agar Anak Tidak Nakal, Tidak Menyimpang Having mood, adalah;perasaan bangga karena memiliki walau tidak bisa menikmati dan memanfaatkannya. Dan "being mood", adalah;merasa bangga dan bersyukur dengan apa yang dijalani walau tak banyak yang dia miliki. Orang yang punya 10 mobil, tapi yang digunakan hanya satu saja. Merasa nyaman dan gengsi dengan kepemilikannya itu padahal tidak digunakannya, maka ia terjangkit penyakit "having mood." Sementara yang tidak punya mobil, tapi bisa menikmati hari-harinya walaupun dengan naik kendaraan umum, maka dia tipe orang bahagia dengan "being mood." Orangtua Rasyad ini kemudian mewakafkan beberapa rumah dan cottage yang dimilikinya untuk menjadi pusat kegiatan Agama yang diberi nama "Rasyad Foundation". Semoga kita dapat mendidik Agama pada anak anak kita sebagai anugerah bagi kedua Orangtuanya dan menjadi anugerah bagi yang lainnya. BACA JUGA: Bacaaan Singkat yang MenyelamatkanPOINTERS: 1- Kejarlah Akhirat, Dunia pasti engkau peroleh. Jika Dunia saja yang engkau kejar, Akhirat pasti menjauh. Maka, kerja, kerja dan ibadah, ibadah. Jangan, kerja kerja, kerja dan kerja saja. 2- Maka, selagi sehat, manfaatkanlah waktu memperbanyak Shalat, infak dan baca Al-Quran. 3- Rajin bangun tengah malam untuk Shalat dan Berdoa. Rasulullah ﷺ bersabda, bahwa Allah SWT secara khusus memperhatikan DOA dan SHALAT yang dilakukan di tengah malam:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:  يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ. (رواه مسلم ٧٥٨)

“Allah, Tuhan kita Tabaaraka wa Taa’laa turun ke Langit Dunia pada setiap malam, yaitu saat sepertiga malam terakhir, seraya berfirman: "Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya akan Aku Kabulkan, dan siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku Berikan, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku Ampuni',” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Muslim). Mari berdoa, agar Allah SWT menganugerahkan kita kemudahan dan kemampuan untuk selalu beramal shalih demi Akhirat. Dan Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allah SWT.

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك



Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group