Keren! Ini 7 Ilmuwan Muslim Zaman Now di Bidang Ilmiah

Muslim Obsession - Ada kalimat sindiran yang bunyinya, "Ngomongin Ilmuwan Muslim Kok Ya Masih Yang Ibnu-Ibnu Aja?"
Kalau dipikir-pikir memang benar juga. Karena di zaman sekarang ini sudah banyak ilmuwan-ilmuwan Muslim berdarah muda. Tapi bukan berarti kita halal melupakan jasa besar Ilmuwan Muslim terdahulu!
Berikut Muslim Obsession rangkum 7 ilmuwan Muslim zaman now yang wajib kamu tahu!
1. Burcin Mutlu-Pakdil
Wanita asal Turki ini merupakan ahli astrofisika. Dia menemukan galaksi yang sangat langka dengan struktur lingkaran unik yang diberi nama Burcin's Galaxy.
Dia memperoleh gelar PhD dari University of Minnesota, Twin Cities, pada 2017 dan mulai bekerja sebagai associate research postdoctoral di University of Arizona.
Sebagai TED Fellow, ia mengadakan diskusi yang menarik tentang "Cara Hidup Melampaui Stereotip" pada konferensi TED 2018 di Vancouver.
Pada tahun 2018, ia dinobatkan sebagai salah satu dari Sepuluh Orang Muda Terkemuka di Dunia dari JCI karena temuan penelitiannya yang luar biasa.
2. Noha Hosny
Noha Hosny adalah seorang ilmuwan Mesir yang bekerja sebagai asisten dosen di Departemen Kimia Analitik Farmasi, Universitas Assiut.
Sejak 2018, ia juga menjadi asisten peneliti kehormatan di De Montfort University di Leicester, Inggris, dengan fokus pada kimia analitik, elektrokimia, dan kimia lingkungan.
Hosny telah bekerja secara luas pada analisis obat-obatan tertentu yang digunakan dalam pengobatan asam urat dan beberapa antihistamin non-sedasi. Sebagai penghargaan atas upaya gigih dan penelitiannya yang berharga, Hosny memenangkan penghargaan L'Oréal-UNESCO For Women in Science pada tahun 2018.
3. Abu Ali Ibn Sina
Dr Sina dan rekan-rekannya di University of Queensland menemukan metode unik, cepat, berbasis DNA, mungkin metode yang paling tidak invasif dan tercepat sejauh ini.
Suatu penemuan baru untuk mendeteksi jenis kanker utama, termasuk payudara, prostat, dan usus.
Saat ini Dr Sina adalah peneliti pasca doktoral di Australian Institute for Bioengineering & Nanotechnology (AIBN), Universitas Queensland.
4. Witri Wahyu Lestari
Indonesia juga punya ilmuwan wanita. Menurut Asian Scientist, Witri Wahyu Lestari berhasil merancang katalis baru untuk mendapatkan diesel hijau, yakni bahan bakar yang dihasilkan dari sumber terbarukan non-fosil.
Usahanya untuk mengawinkan ilmu pengetahuan dengan keberlanjutan telah memenangkan banyak penghargaan.
Teranyar, dia mendapat Penghargaan Yayasan Elsevier 2018 OWSD untuk kategori Ilmuwan Wanita Karir Awal di Dunia Berkembang.
Lestari meraih gelar PhD dalam bidang kimia pada tahun 2014 di University of Leipzig, Jerman. Dia kemudian kembali ke Indonesia untuk melanjutkan penelitian di bidang kimia organologam dengan tujuan untuk mengembangkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
5. Marwa Balaha
Ahli kimia sekaligus apoteker Mesir Marwa Balaha bekerja di laboratorium kimia Italia untuk membuat sel-sel senyawa yang menghancurkan sel-sel karsinogenik dalam tubuh manusia.
Penelitiannya untuk menemukan obat kanker, terutama kanker paru-paru, memenangkan penghargaan bergengsi L'Oréal-UNESCO For Women in Science pada tahun 2018. Dia bahkan ditawari mengajar di Universitas Tanta dan Universitas Kafr El Sheikh.
6. Sultan Bin Bader
Ilmuwan pemula berusia 17 tahun ini menerima Penghargaan UEA Young Scientist di Festival Sains, Teknologi, dan Inovasi Nasional (NSTI) pada tahun 2018 atas ciptaan Robot Daruratnya.
Robot unik ini dapat membantu pemadaman kebakaran, keamanan, pembersihan tempat otomatis, kasus darurat ambulance, pengisian daya ponsel dan banyak lagi.
Robot yang dikendalikan sendiri ini memiliki kamera definisi tinggi yang diinstal dan juga membawa kit P3K.
Bin Bader, seorang siswa di Alrefah School, mengaku bahagia dengan pengakuan ini. Dia bercita-cita untuk menggunakan sains demi kemajuan orang-orang di seluruh dunia.
7. Amira El-Yazbi
Amira El-Yazbi adalah ilmuwan asal Mesir yang saat ini sedang meneliti bagaimana kerusakan DNA dapat menyebabkan gangguan yang mengancam jiwa seperti kanker.
Karyanya menemukan metode yang murah dan efektif untuk menyaring kerusakan DNA juga memenangkannya penghargaan L'Oréal-UNESCO untuk kategori Wanita dalam Sains pada tahun 2018. El-Yazbi berafiliasi dengan Fakultas Farmasi dan Departemen Kimia Universitas Alexandria. (Vina)
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group