Jari Digoyang-Goyang


وَيَقْصِدُ مِنْ ابْتِدَائِهِ بِهَمْزَةِ إلَّا اللَّهُ أَنَّ الْمَعْبُودَ وَاحِدٌ ، فَيَجْمَعُ فِي تَوْحِيدِهِ بَيْنَ اعْتِقَادِهِ وَقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ
Dan berniatlah saat mengangkat jari telunjuk pada lafadz "illallaah” (ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ), bahwa Dzat yang disembah adalah Esa. Tidak menggoyang goyangkan telunjuk. BACA JUGA: Sayangi, Jika Ingin Disayang 4- Mazhab Syafi'i: Telunjuk tidak digoyang goyang. Jari telunjuk diangkat saat membaca lafadz “Illallaah” sampai akhir duduk Tasyahhud. Menurut Mazhab Syafi'i, menggerak-gerakkan jari telunjuk hukumnya MAKRUH. (Ref: Kitab Haasyiyah Al-Bujairami 'Alal Khathiib IV/394). POINTERS: 1- Telunjuk boleh digoyang-goyang, boleh tidak. Semua betul. Jika menggoyang-goyang jari telunjuk, ini adalah cara Mazhab Maliki. 2- Silakan mengamalkan mana yang diyakini, namun goyangan jari telunjuk, tidak lebih dari 3 goyangan. 3- Goyangan telunjuk beberapa kali di Tahiyyat Akhir, ada yang memaknai, mengusir gangguan Setan saat mengucapkan "Kalimat Syahadah". BACA JUGA: Meski Sedikit yang Penting Rutin 4- Jangan mudah menyalahkan, dan jangan pula merasa benar sendiri. 5- Sama halnya Qunut. Boleh Qunut dan boleh tidak. Rasulullah ﷺ, pernah Qunut, dan pernah pula tidak Qunut. Semoga Allah SWT senantiasa mengijabah doa-doa dan amal ibadah kita. Dan senantiasa pula Allah membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allah SWT.اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group