Waspada! Ini yang Terjadi pada Otak Ketika Kita Merasa Bosan

916
Bosan (Foto: JSTOR Daily)

Muslim Obsession – Apa yang terjadi pada otak ketika kita bosan? Sebuah studi baru mengatakan, orang yang rentan terhadap kebosanan, keadaan ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental mereka.

Penelitian baru menemukan rata-rata orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kebosanan 131 hari per tahun – setidaknya itulah yang disarankan oleh survei komersial terbaru.

Namun, yang penting bukan hanya berapa banyak waktu yang dihabiskan seseorang untuk merasa bosan, tetapi juga bagaimana mereka bereaksi terhadap keadaan bosan. Secara tradisional, kebosanan mendapat sambutan buruk karena banyak orang percaya bahwa kebosanan sama dengan kurangnya produktivitas atau fokus pada tugas yang diberikan.

Meski demikian, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa bosan itu baik karena keadaan ini membantu meningkatkan kreativitas. Dengan satu atau lain cara, kebosanan adalah sesuatu yang kita semua alami berulang kali sepanjang hidup kita, dan menurut beberapa penelitian, tampaknya hewan juga bisa merasakan kebosanan.

“Semua orang mengalami kebosanan,” kata Sammy Perone, asisten profesor di Washington State University di Pullman.

Namun, ia menambahkan beberapa orang sering mengalami kebosanan yang tidak sehat. Untuk alasan ini, Perone dan rekan-rekannya dari Washington State University memutuskan untuk melakukan penelitian yang berfokus pada seperti apa kebosanan di otak.

Temuan penelitian – yang sekarang muncul di jurnal Psychophysiology – mungkin membantu mereka mengidentifikasi cara terbaik mengatasi kebosanan sehingga kondisi ini tidak berakhir mempengaruhi kesehatan mental.

“Pada akhirnya, kami ingin melihat cara menangani kebosanan secara efektif,” jelas Perone, dikutip dari Medical News Today, Kamis (11/7/2019).

Tim peneliti percaya ada perbedaan “otak” dalam otak orang yang bereaksi negatif terhadap kebosanan vs orang-orang yang tidak mengalami efek buruk ketika mereka bosan.

Namun, tes awal – menggunakan electroencephalogram (EEG) caps untuk mengukur aktivitas otak peserta – membuktikan mereka salah.

“Sebelumnya, kami pikir orang-orang yang bereaksi lebih negatif terhadap kebosanan akan memiliki gelombang otak tertentu sebelum bosan. Tetapi dalam tes dasar kami, kami tidak dapat membedakan gelombang otak. Hanya ketika mereka berada dalam keadaan bosan bahwa perbedaan muncul,” Perone menjelaskan.

Jadi, jika tidak ada perbedaan dalam hal pengkabelan otak, lalu apa yang bisa menjelaskan mengapa kebosanan mempengaruhi beberapa orang lebih buruk daripada yang lain?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here