Viral Ajakan Jihad Lewat Adzan, Ini Tanggapan PBNU

698

Jakarta, Muslim Obsession – Jagad media sosial diramaikan dengan video ajakan jihad yang diselipkan pada suara adzan, berbunyi ‘hayya alal jihad’. Menanggapi hal itu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta masyarakat agar tidak terpancing.

“Jangan terpengaruh hasutan, apalagi terprovokasi. Agama jelas melarang keterpecah-belahan dan menyuruh kita bersatu dan mewujudkan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat,” kata Ketua Pengurus Tanfidziyah PBNU Robikin Emhas, dalam keterangannya, Senin (30/11/2020).

Diketahui dari video yang beredar ada seorang muadzin yang mengumandangkan adzan, tetapi menyelipkan kata ‘Hayya Alal Jihad’. Adapun jamaah yang berada di belakang muadzin itu turut mengikutinya menyerukan ‘Hayya Alal Jihad’ sambil mengepalkan tangan ke atas.

PBNU mengajak masyarakat memperkuat toleransi dan saling menghargai. Robikin mengatakan, dalam negara bangsa yang telah merdeka seperti Indonesia, jihad harus dimaknai sebagai upaya sungguh-sungguh dari segenap komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional.

“Apa itu? Mewujudkan perdamaian dunia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memakmurkan ekonomi warga serta menciptakan tata kehidupan yang adil dan beradab,” ujarnya.

“Oleh karena itu, di tengah kehidupan yang plural seperti di Indonesia ini, kita harus memperkuat toleransi dan saling menghargai baik sesama maupun antar pemeluk suatu agama, etnis, budaya,” imbuh Robikin.

Sementara itu, secara terpisah Wakil Sekretaris Umum FPI, Aziz Yanuar menyampaikan salah satu adzan yang menyelipkan kata jihad ada di masjid yang berada di sekitar lingkungan Petamburan, Jakarta Pusat. Aziz mengatakan seruan seperti itu wajar karena masyarakat menganggap ada ketidakadilan.

“Iya benar. Macam-macam itu di mana-mana ada di Petamburan, ada di Bogor,” ungkap Aziz, saat dihubungi terpisah.

Ia menilai seruan adzan dengan lafaz jihad wajar karena menilai ada ketidakadilan kepada ulama yang tak sepaham dengan pemerintah. Ia meminta agar ada perlakuan yang sama di sektor hukum.

“Saya rasa itu wajar karena masyarakat melihat ketidakadilan melihat kezaliman luar biasa kepada ulama dan habaib karena tidak sepaham dengan pemerintah. Kan seharusnya tidak seperti itu, masyarakat kan diajarin pemerintah demokrasi pancasila seperti apa menghargai pendapat, keadilan dan kesetaraan di depan hukum,” ujar Aziz.

“Tapi pemerintah dan aparat keamanan diduga memperlihatkan hal sebaliknya. Ya wajar kalau rakyat marah makanya saya memiliki pandangan perlakukan hukum dengan baik sesuai asas-asas keadilan,” sambungnya. (Albar)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here