Ustadz Adi Hidayat: Shalat Sunnah Ini Tidak Pernah Ditinggalkan Nabi

14456
Ustadz Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat

Jakarta, Muslim Obsession – Ada banyak cara Allah memberikan kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk ‘menemui-Nya’ melalui shalat. Di antara banyak cara itu, ada satu waktu dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu melaksanakan shalat sunnah di dalamnya.

Waktu itu bukan malam, siang, atau sore hari. Lalu, kapan dan apa shalat yang dimaksud?

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, ada satu shalat yang paling kuat dipegang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan sebelum Shalat Subuh.

“Di antara shalat-shalat nawafil (sunnah), khususnya yang menyertai shalat fardhu, yang hampir tidak pernah ditinggalkan sepanjang hidupnya, salah satunya adalah dua rakaat sebelum Subuh,” jelas pendiri Quantum Akhyar Institute tersebut dalam sebuah video yang diunggah di YouTube.

Ustadz Adi menambahkan, dalam beberapa kitab, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam setidaknya memiliki dua alasan mengapa selalu melaksanakan shalat sunnah tersebut.

Pertama, Shalat Subuh merupakan shalat paling singkat, yakni dua rakaat. Kedua, banyak keutamaan yang terdapat dalam Shalat sebelum Subuh dan tidak ditemukan di shalat-shalat sunnah lainnya. Di antaranya adalah keutamaan dua rakaat sebelum Subuh yang menurut hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih baik dari dunia dan seisinya.

Dalam suatu riwayat, terangnya, pada dini hari ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam usai melaksanakan shalat malam, beliau minta Bilal berjaga. Namun Bilal mengatakan jika dirinya ingin ikut tidur dan nanti akan terbangun sebelum Subuh.

Mendengar itu, Rasulullah pun menyetujuinya dan meminta Bilal untuk juga nantinya membangunkan para sahabat lainnya.

Namun apa yang terjadi? Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Bilal, dan para sahabat tertidur pulas. Mereka bangun ketika merasa sinar matahari menyengat pipi. Artinya, Nabi terbangun ketika waktu sudah melewati batas Shalat Subuh.

“Rasulullah mengatakan, celaka kamu, Bilal. Katanya kamu mau bangun, ternyata kamu ikut tertidur. Kalau kamu tidak mampu mengerjakan sesuatu, jangan memaksakan diri. Serahkan kepada yang mampu atau bermohon kekuatan kepada Allah,” kisah Ustadz Adi.

Setelah itu Nabi meminta para sahabat untuk berwudhu dan Bilal untuk mengumandangkan adzan. Menariknya, Nabi tidak langsung melaksanakan Shalat Subuh melainkan mengerjakan terlebih dahulu dua rakaat sunnah sebelum Subuh.

“Hal ini menunjukkan shalat sunnah sebelum Subuh memiliki keutamaan yang lebih dibandingkan shalat-shalat sunnah lainnya. Ada keutamaan khusus di dalamnya dibanding shalat-shalat sunnah yang lain,” ujar Ustadz Adi.

Mengenai riwayat tertidurnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat sehingga kesiangan, Ustadz Adi menjelaskan jika sebenarnya mudah bagi Allah untuk membuat Nabi dan para sahabat terbangun sehingga tidak melewati waktu Shalat Subuh. Namun di balik itu ada hikmah dimana sesungguhnya Nabi memberikan pelajaran kepada umatnya.

“Maka jika seseorang bangun dari tidurnya melewati batas waktu shalat, sabda Nabi, itulah waktu shalat untuknya,” tegas Ustadz Adi. (Fath)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here