Ustadz Abdul Somad Jelaskan Dalil Peringatan Maulid Nabi Muhammad

1537
Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad.

Jakarta, Muslim Obsession – Kelahiran Nabi Muhammad Saw menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh mayoritas umat Islam dunia. Ya, pada hari kelahirannya umat Islam selalu memeriahkan dengan berbagai macam amalan shalih dan kegiatan yang positif.

Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad Saw diperingati setiap 12 Rabiul Awal 1442 Hijriah. Tahun 2020 ini, peringatan Maulid Nabi jatuh pada Kamis 29 Oktober. Umat Islam pun dianjurkan untuk memperbanyak shalawat, puasa, dan melakukan amal sedekah, serta amalan yang lain.

Memperingati Maulid Nabi, biasanya di masyarakat banyak sekali berbagai macam tradisi untuk merayakannya. Tapi hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw, masih menjadi polemik. Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan soal hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw.

Ustadz Abdul Somad atau UAS menjelaskan ada tiga dalil tentang merayakan Maulid Nabi. Ada dua hukum dalam merayakan Maulid Nabi, bid’ah dan bukan bid’ah. Menurutnya. dalam sebuah ceramah yang dibagikan paa kanal Youtube Pemuda Hijrah Official terkait merayakan Maulid Nabi bukanlah bid’ah.

UAS menegaskan jika merayakan Maulid Nabi bukan bid’ah, dan dilandasi oleh tiga dalil atau hukum. Dalil pertama, UAS menceritakan soal kisah Imam Al Hafiz.

“Kata Imam Al Hafiz Ibnu Hajar Al Askolani, 300 ribu hadits hafal di kepalanya tapi dia membenarkan maulid,” ujar Ustadz Abdul Somad.

UAS menuturkan, jika Imam Al Hafiz hafal 300.000 hadits pernah mengatakan pada tanggal 10 Muharram Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa. Pada saat ini, Bani Israil kemudian melaksanakan puasa karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa.

Sejak saat itulah, setiap tanggal 10 Muharram, umat Bani Israil sampai umat muslim menjalankan ibadah puasa. Hal tersebut dimaksudkan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. UAS melanjutkan, Imam Al Hafiz pernah berkata bila tradisi-tradisi untuk Nabi Musa dibolehkan, maka perayaan Maulid Nabi juga demikian.

“Kalau selamatnya Musa diulang setiap tahun, apalagi selamatnya Nabi Muhammad Saw. itu bukan kata Abdul Somad, itu kata Imam Al Hafiz, 300.000 hadis di kepalanya tapi ia membenarkan Maulid Nabi,” katanya.

“Ada ustadz hafal tiga hadits melarang Maulid Nabi, ambo ikut Al Hafiz, kalau bapak ibu mau ikut ustadz laptop, ikutlah,” tambah UAS.

Dalil kedua, UAS bercerita soal Imam Al Bhalqi. Lalu, UAS membacakan satu hadits bahwa umat manusia harus ingat tentang nikmat Allah. “Ingatkanlah mereka tentang nikmat Allah SWT, hingga nikmat yang lebih besar dari nikmat sawit, nikmat gas, nikmat minyak bumi, yakni nikmat datangnya Sayyidina Muhammad Saw,” kata UAS.

“Ingatkan mereka tentang nikmat Allah SWT, ingatkan mereka tentang kelahiran Nabi Muhammad Saw,” jelas UAS.

Dalil ketiga, UAS menjelaskan soal kelahiran Muhammad Saw. “Ada seorang laki-laki namanya Abu Lahab, Abu Lahab punya seorang budak namaya Suwaibah yang ditugaska menjaga adik iparnya, Aminah,” kata UAS.

Aminah lantas melahirkan Muhammad Saw pada 12 Rabiul Awal, hari Senin. Suwaibah lantas memberi kabar pada Abu Lahab. Abu Lahab merasa senang karena adiknya yang meninggal sudah digantikkan dengan keponakannya.

Saking bahagianya, lantas Abu Lahab membebaskan budak bernama Suwaibah, sejak kelahiran Nabi Muhammad Saw tersebut. Hari itu merupakan sedekah terbesar Abu Lahab sehingga dosanya diringankan tiap hari Senin.

Kisah Abu Lahab tersebut termaktub pada Kitab Navadim Zajip Antusoha yang ditulis oleh Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Al Hasani Al Maliqi, ulama besar Mekkah Al Mukaromah. “Buka kitabnya, sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia,” kata UAS

Dia pun mengatakan jika ada orang yang tidak pernah sholat namun merayakan Maulid Nabi, maka akan diringankan dosanya pada hari Senin.

Sehingga ia menyimpulkan bahwa Maulid Nabi adalah satu diantara amal shalih asal tidak ada niat macam-macam dan hanya mengaggungkan Nabi Muhammad Saw.

Ia menambahkan, pemimpin ulama besar dunia, Syeh Yusuf Al Qorbowi menceritakan bahwa sahabat nabi tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mereka hidup bersama Nabi, makan bersama Nabi, shalat dengan Nabi, dan menengok Nabi.

Namun setelah Nabi Muhammad Saw wafat, pada masa Tabiin tidak ada orang yang mengenang hari lahir Nabi, hingga suatu saat ada satu di antara sahabat Nabi membawa anak mereka di atas bukit Uhud.

Di sana sahabat Nabi tersebut mengenalkan Nabi Muhammad. Maka UAS berkata tujuan peringatan Maulid Nabi yakni mengenalkan Nabi, anak Nabi, hingga cucu Nabi, serta meneladani sifat-sifatnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here