Usia 100 Tahun, Azerbaijan Jadi Kiblat Toleransi Dunia

1499

Baku, Muslim Obsession – Republik Demokratik Azerbaijan, negara pecahan Uni Soviet, memperingati seabad kemerdekaannya, Senin (28/5/2018).

Negara berpenduduk 9,5 juta jiwa itu berkembang menjadi role model tentang toleransi bagi negara-negara di dunia saat ini.

Chairman Azerbaijan Press Council (APC), Aflatun Amasov, mengatakan bahwa Azerbaijan merupakan jembatan pertemuan bagi Timur-Barat dan Islam-Kristen serta sponsor bagi forum perdamaian dunia.

“Kami sangat menghargai multikulturalisme, toleransi agama, dan dialog perdamaian. Baku (ibu kota Azerbaijan) sering dijadikan tempat pertemuan bagi negara-negara yang ingin meredakan konflik,” ungkap Amasov saat berdialog dengan rombongan wartawan Indonesia di kantor APC, Senin (28/5/2018).

Negeri dengan penduduk mayoritas muslim ini, lanjut Amasov, setiap tahun menggelar festival budaya Timur dan Barat, serta pertemuan dialog kelompok agama-agama dan politik.

“Baku menjadi tempat favorit untuk konferensi internasional. Kami juga beberapa waktu lalu menyelenggarakan Islamic Solidarity Games dan European Olympic Games. Ini bentuk atensi kami dalam toleransi,” tambah Amasov.

Adapun dengan Indonesia, ungkap Amasov, Azerbaijan memiliki hubungan yang harmonis. Menurutnya, meski dipisahkan jarak yang jauh, namun kedua negara memiliki hubungan batin yang kuat.

“Di bidang ekonomi, saat ini kami menjadi negara terbesar kedua yang memasok minyak ke Indonesia,” katanya.

Indonesia termasuk negara yang pertama mengakui kembali kemerdekaan Azerbaijan usai lepas dari cengkeraman Soviet.

Indonesia mengakui kedaulatan Republik Azerbaijan pada tanggal 28 Desember 1991 dan membuka hubungan diplomatik tanggal 24 September 1992 melalui penandatanganan Komunike Bersama di Moskow.

Pemerintah Azerbaijan membuka Kedutaan Besar di Jakarta pada 12 Februari 2006, sementara Indonesia membuka KBRI di Baku pada 2 Desember 2010. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here