Usamah Hisyam: Dai Parmusi Berdakwah Gunakan Dana ‘Langit’

1007

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam mengatakan, salah satu karakter yang dibentuk di dalam perkaderan Parmusi, bahwa seorang kader harus dibiasakan menjadi muzakki (pembayar zakat, infaq dan shadaqah) bukan mustahiq, sebagai bagian dari ajaran Islam.

Artinya, kata Usamah, pantang bagi kader Parmusi untuk meminta-minta. Tetapi, dalam konteks kenegaraan, setiap kader Parmusi wajib menegakkan kebenaran dan keadilan bagi rakyat, berjuang secara tulus dan ikhlas untuk rakyat miskin, kaum dhuafa. Hal itu sudah dilakukan oleh Parmusi dalam setiap program yang diadakan.

Seperti halnya program Desa Madani Parmusi, gerakan dakwah Desa Madani yang dikembangkan para Dai Parmusi di seluruh Indonesia ini kata Usamah, mereka bergerak sendiri melakukan pemberdayaan umat tanpa dibiayai oleh negara atau APBD dan APBN.

“Kader Parmusi berjuang tanpa APBD, apalagi APBN. Selama lima tahun saya memimpin Parmusi  alhamdulillah tidak satu senpun pernah menerima apalagi meminta bantuan dana dari Bapak Presiden,” ujar Usamah dalam sambutan pembukaan Muktamar ke IV Parmusi secara virtual yang juga diikuti Presiden Joko Widodo, Sabtu (26/9/2020).

Menurut Usamah, seluruh aktifitas para dai, juga kegiatan organisasi, biayanya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja dari Langit (APBL), yakni zakat, Infaq dan sadaqah para kader.

“Kami semua, para dai dan manajer dakwah yang hadir pada pembukaan Muktamar IV ini, turut berjuang membangun bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui jalan dakwah ilallah, tanpa digaji, namun berkhidmat secara sungguh-sungguh, siap mengorbankan jiwa, harta, dan nyawa demi tegaknya kalimat tauhid ilallah di negeri ini, semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah SWT,” tuturnya.

Usamah menegaskan Parmusi berjuang dalam satu ikatan keyakinan terhadap aqidah islamiyah, dalam semangat jihad fisabilillah, yang diatur dalam Alquranul karim, sehingga menjadi bagian dari fiqh islam. “Wajaahidu fillaahi haqqo jihadih. Berjihad lah engkau di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.

“Dakwah ilallah, menegakkan amar makruf nahi mungkar, adalah bagian dari semangat jihad fisabilillah,” tuturnya.

Usamah menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, sebagai organisasi kemasyarakatan, Parmusi telah melakukan transformasi paradigma, dari paradigma lama yang berorientasi pada politik kekuasaan menuju paradigma baru, yang berorientasi pada politik peradaban, dengan fokus membangun peradaban ummat melalui langkah dakwah ilallah.

Sebagai konsekuensinya, Parmusi menjadi ormas inklusif, dengan tagline Connecting Muslim yang mengedepankan ukhuwah islamiyah, untuk membangun persatuan ummat, bangsa dan Negara.

“Hari ini Parmusi telah beranjak semakin dewasa, berusia 21 tahun. Sudah waktunya Parmusi berikhtiar, untuk mempercepat tercapainya cita-cita perjuangan organisasi, melalui Gerakan Dakwah Desa Madani yang fokus pada empat pilar, yakni meningkatkan iman dan takwa, membangun ekonomi ummat, pemberdayaan sosial serta pengembangan pendidikan ummat,” tutur Usamah.

Dalam tiga tahun terakhir, Usamah menyebut sejumlah pilot project Desa Madani telah dikembangkan Parmusi. Hasilnya sangat positif. Para dai di lapangan sibuk dengan kegiatan konstruktif, membina dan mendampingi masyarakat.

“Penguatan imtak warga diharapkan melahirkan warga yang berahlak mulia, mencegah kriminalitas penyebaran dan penggunaan narkoba, bahkan ada juga para dai yang berkolaborasi dengan aparat kepolisian menjadi dai Kamtibmas,” tutupnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here