Usai Lebaran, Momentum Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo

1023
Prabowo-Jokowi
Jokowi dan Prabowo dipeluk pesilat Hanifan Yudani Kusumah, Rabu (29/8/2018).

Jakarta, Muslim Obsession – Kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menjawab seruan sejumlah tokoh agama yang menyerukan segera digelar rekonsiliasi dua pasangan calon presiden yang berkontestasi di pilpres 2019, Jokowi-KH Ma’ruf Amin dengan Prabowo-Sandi.

Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade setuju dengan seruan tersebut. Namun pihaknya meminta waktu, karena proses Pilpres masih berlangsung, kubu Prabowo-Sandi masih fokus menuntaskan masalah Pilpres. Setelah itu, diperkirakan usai lebaran, Prabowo dan Jokowi baru akan gelar rekonsiliasi.

“Saya rasa Juni atau Juli akhir kelar lah. Juli, ya pas lah, habis lebaran. Insyaallah kita sudah bisa bergandengan lagi sama-sama fokus membangun Indonesia,” kata Andre kepada wartawan, Senin (22/4/2019).

Andre menjamin persaudaraan terutama dua capres Jokowi dan Prabowo sebagai sesama anak bangsa bakal tetap terjaga. Sehingga rekonsiliasi sebagaimana yang diserukan tokoh-tokoh Agama tinggal tunggu waktu saja.

“Saya setuju permintaan tokoh-tokoh agama, tapi ya tentu ada proses. Sabar saja,” kata Andre.

Dia meminta agar semua pihak tidak merasa ketakutan secara berlebihan. Andre menyampaikan, masyarakat Indonesia sudah dewasa dalam berdemokrasi. Tentu saja persaingan Pemilu berlangsung seru, tapi bakal mereda usai kontestasi itu berlalu.

Namun kini persaingan belum selesai. KPU belum mengumumkan hasil rekapitulasi suara secara resmi. Bila hasi Pilpres 2019 sudah diumumkan, masih ada rentang waktu gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK). Baru setelah itu, diperkirakan rekonsiliasi.

“Sejak awal Pak Prabowo dan Pak Jokowi sudah bilang bahwa kita akan tetap bersahabat. Dua kandidat ini sudah berkomitmen, apapun hasilnya mereka akan tetap bersahabat. Ini menjadi highlight yang akan menjadi landasan seluruh pendukung,” tutur Andre.

Juru debat BPN Prabowo-Sandi, Saleh Daulay, memandang persatuan harus tetap terjaga, apapun kondisinya, ada atau sedang tidak ada Pilpres. Sejauh ini, dia memandang tak ada konflik yang berarti, sehingga istilah rekonsiliasi seperti kurang cocok. Meski begitu, Saleh setuju dengan esensi seruan rekonsiliasi itu.

“Tentu bagus sekali imbauan itu, tapi seharusnya tidak hanya diserukan pas Pilpres, perlu sepanjang waktu dan sepanjang massa. Saya memahami, tapi jangan sampai seolah-olah mau ada dua kubu besar yang akan ribut,” kata Saleh.

“Jokowi dan Prabowo sudah menyerukan semua untuk tenang. Saya kira semua akan mengikuti,” kata Saleh.

Seruan rekonsiliasi pertama kali terucap dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Ternyata Muhammadiyah juga siap menjadi mediator ‘rekonsiliasi nasional’, istilah yang dikemukakan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Seruan senada juga disampaikan banyak tokoh agama lain, yakni Waketum PBNU Zainut Tauhid, Uskup Agung Jakarta Ignasius Suharyo yang optimis soal rekonsiliasi, Pendiri Ponpes Daarut Tauhid Aa Gym, Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen bin Smith, hingga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. (Has)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here