Umat Muslim Semakin Subur di Tanah Moskow

1937
Pusat Komunitas Muslim di Kota Moskow (Photo: Russia Beyond)

Moskow, Muslim Obsession – Populasi Muslim di ibu kota Rusia, Moskow, tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan dipicu dengan kedatangan para imigran di tahun 1990-2000.

Mereka umumnya berasal dari Kaukasus Utara, Asia Tengah dan Azerbaijan. Diperkirakan jumlah total muslim di Moskow dan sekitarnya mencapai tiga juta orang, atau satu dari tiga orang memeluk Islam.

Bahkan hal ini telah membuat banyak orang Rusia marah dan ketakutan. Tetapi di sisi lain, dengan banyak kepemimpinan muslim di Rusia, dinilai membawa pengaruh baik untuk negara.

Dilansir Jamestown, Jumat (23/3/2018), Dmitry Oparin, seorang sosiolog di Sekolah Tinggi Ekonomi, mengaku lebih mudah menjadi Muslim di Moskow daripada di Asia Tengah. Baginya, identitas muslim jauh lebih penting daripada etnis atau kewarganegaraan.

Umat muslim telah lama tinggal di Moskow sejak masa Horde Emas. Yakni masa kesultanan Mongol-Turki dalam abad pertengahan yang wilayahnya membentang dari Eropa Timur hingga Siberia Barat. Tetapi pada akhir periode kekaisaran, mereka masih merupakan komunitas kecil, dengan hanya segelintir masjid.

Di mana saat itu didominasi hampir secara eksklusif oleh Tatar yang berpendidikan tinggi dan kaya raya. Oparin mengatakan bahwa setelah revolusi, komunitas muslim hampir musnah. Pada tahun 1930-an, masjid di Bolshaya Tatarskaya ditutup.

Baru setelah Perang Dunia II, masuknya orang-orang dari Asia Tengah dan Azerbaijan, yang sebagian besar adalah mahasiswa atau anggota elit intelektual nasional, menantang dominasi Tatar di tengah komunitas Muslim Moskow.

Tetapi setelah tahun 1991, kedatangan sejumlah besar umat muslim dari Kaukasus Utara, Asia Tengah dan Azerbaijan berhasil meruntuhkan dominasi Tatar. Mereka belajar bahasa Rusia sehingga merangkul lebih banyak orang memeluk Islam.

Masjid-masjid mulai berjamuran, fasilitas-fasilitas umum seperti restoran dan klub diubah menjadi pusat pengajaran Muslim.

Islam semakin subur, bukan hanya karena para imam di Moskow adalah orang-orang terdidik dan intelektual. Namun juga karena banyak dari mereka adalah pelajar dan imigran dari Timur Tengah. Mereka sangat fasih bahasa Arab dan memposisikan diri sebagai Muslim, bukan sebagai warga negara tertentu.

Banyak dari para pendatang baru beralih ke masjid bukan karena alasan agama. Melainkan sebagai pusat komunitas dan organisasi bantuan timbal balik. Namun, seiring waktu, banyak yang tertarik mempelajari Islam dan kegiatan keagamaan.

Para Mullah dan imam mempromosikan itu dengan menawarkan segalanya mulai dari Taman Kanak-kanak sampai klub tinju. Karenanya, Oparin berpendapat, para pendatang baru lebih mudah menjadi Muslim di Moskow daripada di tanah air mereka sendiri. (Vina)

 

 

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here