Umat Islam di Turki Sudah Tak Sabar Menunggu Masjid Dibuka Kembali

727

Edirne, Muslim Obsession – Umat Islam di Turki sudah tak sabar menunggu masjid kembali dibuka untuk shalat berjamaah. Corona telah memaksa masjid di Turki ditutup guna mencegah penyebaran semakin luas.

Para imam di masjid Selimiye, Eski dan Uc Serefeli, yang menjadi simbol keislaman di kota Edirne, menceritakan bagaimana umat Islam menanti hari beribadah dengan para jamaah di masjid-masjid mereka.

Mufti Edirne Emrullah Uzum mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dirinya akan berjumpa dengan para jemaah di masjid pada Jumat ini.

“Warga kami saat berpapasan dengan saya di jalan, mereka mengatakan sangat menantikan melakukan shalat Jumat di masjid. Oleh karena itu kami juga sangat bersemangat,” seru Uzum.

Dia juga menekankan para warga juga harus mengambil tindakan antisipasi kesehatan saat mendatangi masjid. Uzum mengungkapkan ada perasaan lain saat Shalat Jumat akan digelar untuk pertama kalinya.

“Dapat berkumpul bersama pada hari Jumat membuat kita bahagia meskipun harus menjaga jarak,” ujar dia.

“Saya berharap ini akan meningkatkan motivasi dan moral spiritual kita semua. Kita juga akan lebih fokus pada pekerjaan dan menunjukkan sikap yang kuat untuk melawan berbagai penyakit dalam periode ini dengan semangat kerja yang tinggi,” tukas Uzum.

Di sisi lain, Imam Masjid Selimiye Yusuf Serenli mengatakan bahwa dunia sedang mengalami peristiwa yang mungkin terjadi setiap 100 tahun.
Serenli mengatakan dirinya sudah sekitar 2,5 bulan tidak shalat bersama jamaah di masjid tempat dia bertugas.

“Benar-benar kondisi yang tak nyaman. Situasi ini sebenarnya pahit bagi para pengurus masjid. Masjid biasanya penuh dengan jemaah pada Jumat dan tarawih,” ujar dia.

Serenli menceritakan dirinya hanya datang ke masjid untuk mengumandangkan azan, lalu shalat sendiri, dan kemudian keluar dari masjid.

“Jemaat akan membawa sajadah dan tasbihnya dari rumah.”

Serenli mengatakan bahwa shalat Jumat pada 29 Mei ini akan dilalukan bersama jamaah di halaman masjid, sambil menjaga jarak sosial.

Dia menjelaskan bahwa shalat Dzuhur dan Ashar selanjutnya akan dilakukan di dalam masjid dengan menjaga jarak sosial.

“Kami mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan mengenai hal ini. Jemaah akan salat dengan sajadah dan tasbih mereka sendiri. Sebisa mungkin tak berlama-lamaan di dalam, usai beribadah di dalam masjid kami akan sesegera keluar dari masjid,” kata Serenli.

Serenli menekankan sebagai pengurus keagamaan di daerahnya dia merasakan kekosongan dan kesedihan selama virus korona mewabah.

“Awalnya, kami kesulitan membiasakan diri, tetapi semuanya adalah untuk kesehatan bersama. Ramadhan berlalu seperti ini. Kami menjangkau jemaah kami dengan siaran langsung di media sosial,” tutur Serenli.

Setelah sekian lama, kata Serenli, ibadah di masjid bersejarah kami akan dimulai kembali. “Ini membuat kami sangat bahagia, itu perasaan yang sangat menyenangkan.” (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here