Ulama Italia Kagumi Muslim Indonesia yang Hidup Harmonis

1172
Wakil Presiden Komunitas Agama Islam Italia Yahya Sergio Yahe Pallavicini (Photo: Istimewa)

Jakarta, Muslim Obsession –  Wakil Presiden Komunitas Agama Islam Italia Yahya Sergio Yahe Pallavicini, mengaku kagum dengan Indonesia yang katanya memiliki ajaran dan komunitas Islam yang sangat berkembang.

Dia mengatakan hal itu menarik dan mengejutkan. Mengingat bahwa 80 persen Muslim di Indonesia bukan keturunan Arab dan hidup harmonis di antara banyak kelompok etnis.

Lebih lanjut ia menggambarkan keadaan Islam di negaranya. Ia menuturkan bahwa Islam telah hadir di berbagai sektor kehidupan masyarakat di negara Italia, meskipun dianggap sebagai kelompok minoritas di negara tersebut.

Kehadiran Islam di berbagai sektor di Italia, lanjutnya menjelaskan, adalah karena komunitas Muslim Italia menampilkan dirinya tanpa menunjukkan fanatisme yang terlalu bersemangat terhadap agama mereka. Pada 2017, diperkirakan bahwa komunitas Muslim di Italia telah berkembang menjadi total 59 juta orang.

Namun, Pallavicini memberikan pendapatnya tentang Islamophobia yang telah meningkat di seluruh kawasan Eropa dan menyematkannya kepada orang-orang yang takut terhadap agama, yang berusaha menciptakan masyarakat yang terputus kepada Tuhan dan menggantinya dengan masyarakat yang egosentris dan individualistis.

“Setiap orang yang menyerang agama tertentu sama dengan menyerang setiap lapisan masyarakat. Harus ada diskusi lintas dimensi untuk mengurangi Islamophobia dan membantu menemukan identitas yang menghubungkan tradisi dengan modernitas,” kata Pallavicini di sela-sela acara Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Cendekiawan Muslim Dunia di Bogor, Rabu, (2/5/2018).  

Dia juga menjelaskan mengenai situasi yang tengah dihadapi Muslim di tengah masyarakat Eropa. Menurutnya, timbulnya sentimen kebencian terhadap Muslim di berbagai belahan Eropa disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Islam itu sendiri.

“Kita seringkali berpikir bahwa HAM dan hukum adalah solusi utama. Tetapi tantangan sesungguhnya adalah mengenalli akar kultural,” kata Pallavicini.

Menurutnya, kita perlu saling mengenal identitas asli masing-masing dan memahami kekayaan Islam.

Sementara itu, salah satu upaya yang dapat menjembatani relasi antar budaya adalah dengan mempererat kerja sama fungsional.

“Dalam mengiplementasikan Islam moderat, dapat dibangun kerja sama bisnis, program, dan proyek bersama,” pungkasnya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here