UAS: Bulan Sya’ban adalah Bulan Diangkatnya Amalan Tahunan

342
Ustadz Abdul Somad. (Foto: Istagram UAS)

Muslim Obsession – Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam satu ceramahnya menjelaskan keutamaan bulan Sya’ban, bulan di dalamnya terdapat satu malam yang pada malam itu Allah akan mengampuni dosa semua umatnya, yaitu malam nisfu Sya’ban.

Dalam salah satu video Youtube yang diunggah akun tafaqquh video, Ustadz Abdul Somad mengawali ceramah tentang keutamaan dan amalan bulan Sya’ban, dengan kisah cucu angkat Nabi Muhammad Saw, Usamah bin Zaid.

Usamah bin Zain datang menemui Nabi Muhammad dan bertanya: Wahai Rasulullah saya tidak pernah melihat Engkau berpuasa di bulan-bulan lain sebanyak engkau berpuasa di bulan Sya’ban. Ada apa gerangan?

Mendengar pertanyaan cucunya itu, Rasulullah menjawab bulan ini (Sya’ban) merupakan bulan semua amalan diangkat ke sisi Allah Swt. Dan Rasulullah sangat senang saat amalnya diangkat Allah Swt. sedang dalam keadaan berpuasa.

Setelah itu, Ustadz Abdul Somad mengatakan, saking seringnya Rasulullah berpuasa pada bulan Sya’ban, Aisyah tak bisa lagi membedakan apakah Rasulullah berpuasa pada hari itu atau tidak.

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa dalam satu bulan, kecuali bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat Nabi lebih banyak puasa dari Ramadhan selain di bulan Sya’ban,” kata Ustadz Abdul Somad menerjemahkan hadits yang dibacanya.

Berdasarkan dua hadits tersebut, Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa puasa merupakan salah satu amalan yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah Saw. selama bulan Sya’ban.

Selain berpuasa, amal lain yang bisa dilakukan adalah membaca Al-Quran, berdzikir, serta amal harta seperti sedekah dan wakaf.

Malam pengampunan

Dari 30 malam untuk beramal di bulan Sya’ban, ada malam yang mendapat kekhususan, yaitu malam Nisfu Sya’ban.

Ustadz Abdul Somad mengatakan, hadist-hadist tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang selama ini digunakan, kebanyakan hadits-hadits dhaif (lemah).

Ustadz Abdul Somad membacakan salah satu hadits dhaif tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang mengisahkan bahwa Aisyah melihat Nabi Muhammad sujud lama sekali.

Usai shalat, Aisyah bertanya pada Rasul kenapa sujudnya lama sekali. Rasul balik bertanya apakah kamu tidak tahu malam ini adalah malam ampunan. Hadits tersebut, kata Ustadz Abdul Somad, adalah hadits dhaif.

“Lalu, apakah hadits dhaif itu tidak boleh diamalkan, jawabannya bisa. Mengapa? Karena memenuhi lima syarat di antaranya untuk fadhail a’mal dan hadits tersebut berada di bawah naungan hadits shahih,” kata Ustadz Abdul Somad.

Mana hadits shahihnya? Lalu Ustadz Abdul Somad membacakan hadits hasan shahih yang artinya:

“Pada malam nisfu Sya’ban, Allah akan mengampuni semua dosa umatnya yang pada malam itu bersujud dan bertobat mohon ampun, kecuali dua, musyrik (mempersekutukan Allah) dan orang yang bertengkar tapi tidak berdamai sampai malam nisfu Sya’ban tiba.”

Maka kata beliau, Sya’ban adalah bulan keberkahan. Bulan ini adalah bulan diangkatnya amalan manusia oleh Allah Swt. Jika amalan mingguan umat muslim diangkat pada hari Kamis, maka amalan tahunan akan diangkat pada bulan Sya’ban.

Karena itu, umat muslim dianjurkan melaksanakan berbagai amalan seperti puasa, shalat sunah, membaca Al-Quran, berzikir dan amalan-amalan lainnya.

Salamah bin Kahil berkata, “Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan membaca Al-Quran.”

‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al-Quran. Sedangkan Abu Bakr Al-Balkhi berkata,“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.”

Yang punya utang puasa Ramadhan segera lunasi

Bagi yang punya utang puasa Ramadhan, segeralah dilunasi. Karena bulan Sya’ban adalah bulan terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Dari Abu Salamah, beliau mengatakan bahwa beliau mendengar ‘Aisyah mengatakan,

“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqadha’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perawi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi Saw. (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)

Shalat malam nisfu Sya’ban

Ustadz Abdul Somad menjelaskan, shalat pada malam nisfu Sya’ban tidak dilakukan pada masa Nabi dan sahabat.

Tapi shalat malam nisfu Sya’ban dilakukan pada masa Tabi’in, yang dilakukan oleh Tabi’in di Negeri Syam (sekarang Suriah, Lebanon, Palestina dan Yordania).

Para Tabi’in di Negeri Syam ini memeriahkan masjid-masjid pada malam nisfu Sya’ban. Lalu, apakah boleh meramaikan masjid dengan shalat dan dzikir pada malam nisfu Sya’ban? Ustadz Abdul Somad berpendapat boleh.

Sedangkan sebagian ulama ada yang menganjurkan shalat di malam nisfu Sya’ban. Namun shalat tersebut cukup dilakukan seorang diri.

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Mengenai shalat malam di malam Nisfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari Nabi Saw. dan juga para sahabatnya. Namun terdapat riwayat dari sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan shalat.”

Ibnu Taimiyah ketika ditanya mengenai shalat Nisfu Sya’ban, beliau menjawab, “Jika seseorang shalat pada malam nisfu sya’ban sendiri atau di jamaah yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang baik.

Adapun jika dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melakukan shalat dengan bilangan tertentu, seperti berkumpul dengan mengerjakan shalat 1000 rakaat, dengan membaca surat Al-Ikhlas terus menerus sebanyak 1000 kali, ini jelas suatu perkara bid’ah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 131)

Ibnu Taimiyah juga mengatakan, “Adapun tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban terdapat beberapa hadits dan atsar, juga ada nukilan dari beberapa ulama salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam tersebut.

“Jika seseorang melakukan shalat seorang diri ketika itu, maka ini telah ada contohnya di masa lalu dari beberapa ulama salaf. Inilah dijadikan sebagai pendukung sehingga tidak perlu diingkari.” (Majmu’ Al-Fatawa, 23: 132).

(Vina – berbagai sumber)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here