Tolak RUU Tembakau, Jokowi Raih Apresiasi

908
Koalisi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengendalian Tembakau melakukan Demonstrasi (Foto: Rimanews.com)

Jakarta, Muslim Obsession – Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau (KNMSPT) memberikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah menolak pembahasan RUU Pertembakauan melalui surat yang dikirimkan kepada DPR.

Hal tersebut dilakukan Jokowi lantaran RUU Pertembakauan masih belum diperlukan karena Peraturan Pemerintah (PP) dan peraturan lain dinilai sudah lengkap.

Namun KNMSPT mencatat, produksi rokok tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat di Indonesia, sehingga menimbulkann ancaman epidemic zat adiktif yang sangat mengancam keselamatan generasi muda dan bangsa. Pada 2015, produksi rokok meningkat hingga 348,12 miliar batang.

“Indonesia merupakan negara denga prevalensi perokok tertinggi ketiga di dunia, ini berbahaya bagi masa depan bangsa, karena selain berbahaya bagi kesehatan juga berpengaruh bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Wakil Ketua Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah, Sudibyo Markus dalam keterangan tertulis kepada Muslim Obsession, Selasa (20/3/2018).

Selain itu pelarangan total iklan, promosi, dan sponsor rokok menjadi sebuah keniscayaan untuk menurunkan prevalensi konsumsi rokok, karena iklan promosi sponsor rokok ini menjadi jembatan emas antara produksi dan konsumsi rokok.

Maka dari dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2015-2019, menargetkan untuk menurunkan jumlah perokok pemula dari angka 7 lebih menjadi 5,2%. Tetapi 2016 saja angkanya naik menjadi 8,8%.

Sementara, Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Muhammad Irsyad, mengungkapkan bahwa riset telah menunjukan banyak pengaruh iklan rokok terhadap pelajar dan remaja dalam meningkatkan konsumsi rokok generasi muda, maka rekomendasinya adalah pelarangan total iklan rokok.

“Presiden diharapkan melalui Revisi UU Penyiaran yang sedang dibahas di DPR, mendorong pelarangan total iklan rokok di media penyiaran,” imbuhnya

Jebakan zona kenikmatan tersebut terbukti efektif memperangkap generasi muda menjadi konsumen baru rokok, sebagai pelanggan baru dari kalangan generasi muda yang akan setia menjadi konsumen rokok dalam jangka panjang yang lebih panjang. Hal ini terjadi karena kenyataannya, adalah sangat sulit bagi perokok untuk berhenti merokok, justru karena perangkat withdraw syndrome yang sangat sulit.

Sebagai informasi, pada tanggal 11 September 2014, Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau telah menyampaikan Kertas Posisi kepada Tim Rumah Transisi Jokowi- JK tentang Tinjauan Kritis terhadap Peran Pemerintah dalam Isu Pengendalian Tembakau yang diselaraskan dengan Program Nawacita. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here