Tiga Jenis Surah yang Selalu Dibaca Rasulullah Saat Shalat Tahajud

43864

Jakarta, Muslim Obsession – Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari, yakni pada sepertiga malam akhir atau setengah malam akhir. Shalat tahajud juga bisa dilakukan pada waktu mendekati dua pertiga malam hingga waktu menjelang shalat subuh.

Jumlah rakaat shalat tahajud tidak ada batasannya, tapi paling sedikit dikerjakan sebanyak dua rakaat. Sementara jumlah maksimalnya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing yang menjalankannya.

Tata cara pengerjaan shalat tahajud pada dasarnya sama seperti shalat fardhu lainnya. Perbedaannya hanya pada niat dan waktu mengerjakannya. Lalu, bagaimana dengan pilihan surah Al-Quran yang dibaca setelah Al-Fatihah ?

Ada banyak surah yang bisa dipilih untuk dibacakan ketika melaksanakan shalat tahajud. Namun, sebagaimana umat Nabi Muhammad Saw, tentu saja kita lebih memilih mengikuti tata cara ibadah yang dilakukannya.

Termasuk membaca surah yang sama dengan yang dibacakan oleh Rasulullah saat melaksanakan shalat tahajud.

Ustadz Adi Hidayat atau UAH dalam sebuah kajian yang disiarkan oleh Akhyar Tv, kemudian ditayangkan kembali potongan video penjelasannya oleh kanal YouTube Ceramah Pendek, menyampaikan bocoran mengenai surah yang sering dibaca oleh Rasulullah saat mengerjakan shalat tahajud.

Sebagaimana dikatakan oleh Ustadz Adi Hidayat dalam video durasi 12 menitan berjudul “Surah Yang Di Baca Nabi Saw Ketika Tahajud || Ustadz Adi Hidayat Lc MA,” ada tiga jenis surah yang umumnya dibaca oleh Rasulullah dalam kesempatan ibadah malamnya ini.

“Satu, surat yang ringan, surat yang ringan. Saya tidak katakan pendek ya, ingat baik-baik, surat yang ringan yang diisyaratkan bagi para pemula yang menunaikan shalat tahajud,” terangnya.

Ustadz Adi Hidayat memberi contoh dalil mengenai hal ini sebagaimana tercantum pada surah Al-Muzzammil ayat 20 dengan potongan ayat sebagaimana berikut.

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran….”

Berdasarkan ayat tersebut, jenis surat pertama yang bisa dibaca dalam shalat tahajud ialah surah ringan yang dihafalkan.

Bagi Nabi Muhammad Saw, lanjut Ustadz Adi, keringanannya itu ialah 100 ayat QS Al-Baqarah, atau 10 hingga 11 ayat terakhir surah Ali Imran yang dibaca dalam satu rakaat.

“Jadi ukuran ringannya itu relatif. Ringan bagi Nabi belum tentu ringan bagi kita. Tapi prinsipnya cari yang ringan,” terang Ustad Adi.

Jenis surah kedua ialah surah-surah yang tersusun dalam Al-Quran secara tertib, dengan tujuan mengulang yang dihafal atau memperbanyak yang dibaca. “Kalau yang tadi yang ringan-ringan, sekarang justru terbalik. Panjang, tapi panjangnya ini diurutkan,” lanjutnya.

Bagi yang sudah mengahafal Al-Quran, sambung Ustadz Adi, ini adalah kesempatan untuk mengulang hafalannya sebagaimana dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad.

Selanjutnya jenis surah ketiga yaitu memilih surah-surah yang sesuai dengan kebutuhan atau keperluan pelaksana tahajud. Oleh Ustadz Adi Hidayat dikatakan bahwa ini yang paling jarang dilakukan oleh pelaksana shalat tahajud.

Misalnya bagi yang sedang mencari nafkah, maka lebih baik membaca ayat-ayat tentang rezeki untuk meminta kemudahan pada Allah Swt.

Begitupula untuk masalah lainnya yang diperlukan oleh pelaksana shalat tahajud, bisa memilih ayat-ayat yang sesuai untuk dibacakan dalam ibadah malam ini.

Sebagaimana diketahui, semua surah Al-Quran berisi pedoman hidup dan semua permasalahan soal kehidupan ada di dalamnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here