Tidak Diterima Shalat Wanita yang Kurang Ajar kepada Suaminya

1130
Ilustrasi wanita sedang berdoa setelah shalat. (Foto: ruangmuslimah)

Oleh: Drs. H. Tb Syamsuri Halim, M.Ag (Pimpinan Majelis Dzikir Tb. Ibnu Halim dan Dosen Fakultas Muamalat STAI Azziyadah Klender)

Alhamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya.

Islam menempatkan kedudukan suami begitu sangat istimewa bagi seorang istri. Menaati suami dan selalu berusaha mendapatkan keridhaan-Nya menjadi sebab baginya untuk masuk surga.

Sebagaimana sikap kurang ajar, menentang, dan durhaka kepada suami menjadi sebab seorang istri digiring ke neraka.

Ini adalah perkara sangat penting sekali untuk diperhatikan para istri dan wanita muslimah.

Baca juga: Ruh Amal adalah Ikhlas

Maka wajib bagi istri untuk memperhatikan suaminya. Bahwa suami adalah satu pintu besar dari pintu surganya. Mematuhi suami dalam kebaikan adalah jalan menuju surga.

Karenanya, janganlah seorang istri kurang ajar, menyombongkan diri dan membangkang terhadap suaminya.

Dari Al-Husain bin Mihshan radhiyallahu ‘anhu, bahwa bibinya mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk satu keperluan. Setelah selesai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya:

“Apakah kamu punya suami?” Ia menjawab, “ya.”

“Bagaimana sikapmu terhadapnya?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ia menjawab, “Aku selalu melayaninya, kecuali apa yang tak kumampu.”

Kemudian beliau bersabda,

انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ

“Perhatikan posisimu terhadapnya, karena dia adalah surgamu dan nerakamu,” (HR. Ahmad, Ibnu Majah).

Baca juga: Kisah di Balik Tujuh Huruf yang Tidak Ada di Surah Al-Fatihah

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada bibi Al-Husain juga berlaku kepada setiap muslimah. Berlaku bagi setiap istri. Perhatikan kedudukanmu di sisinya.

Apakah engkau sesuai keinginannya, sayang kepadanya, melayaninya, menghiburnya saat sulit, menyambut seruannya? Jika demikian maka keridhaannya menjadi sebab istri masuk surga.

Ataukah engkau jauh dari harapannya, sering membuat jengkel dirinya, menentang dan durhaka kepadanya, dan kufur terhadap kebaikannya? Jika demikian maka kemurkaan dan kemarahan suami menjadi sebab si istri masuk neraka.

Bahkan di hadits lain, shalat seorang wanita tidak akan diterima dan diangkat kepada Allah karena sebab kemurkaan suami terhadapnya.

Baca juga: Hukum Membaca Takbir Intiqal Ketika Shalat Berjamaah

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثلاثة لا تجاوز صلاتهم آذانهم العبد الآبق حتى يرجع وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط وإمام قوم وهم له كارهون

“Tiga orang yang shalat mereka tidak melampaui telinga mereka. Yaitu budak yang kabur sampai dia kembali, isteri yang tidur sementara suaminya marah kepadanya, dan pemimpin sebuah kaum dan kaum itu membencinya,” (HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata: hasan gharib).

Dalam Sunan Ibni Majah dengan isnad hasan, dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ثلاثة لا ترفع صلاتهم فوق رءوسهم شبرا: رجل أم قوما، وهم له كارهون، وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط، وأخوان متصارمان

“Tiga orang yang shalat mereka tidak akan terangkat melebihi kepala mereka walau sejengkal saja: seseorang yang mengimami satu kaum sementara mereka membencinya, wanita yang tidur semetara suaminya marah kepadanya, dan dua saudara yang saling memutuskan hubungan.”

Baca juga: Mari Memperbaiki, Selagi Masih Ada Waktu

Dalam hadits ini dapat juga dipahami bahwa tanda diterimanya shalat seorang istri adalah dengan ridha suami kepadanya.

Bahwa shalat seorang istri akan diangkat kepada Allah subhanahu wa ta’ala jika suaminya ridha kepadanya.

Sangat aneh, jika ada seorang wanita selalu mengenakan pakaian shalat, dekat dengan sajadahnya, dan mushaf berada di tangannya, namun ia tak peduli kebutuhan suaminya terhadap dirinya. Ia tidak patuh kepada suaminya.

Bahkan menyombongkan diri dan menentang suaminya. Sungguh, shalat dan berbagai ibadah wanita ini sangat sulit diterima Allah subhanahu wa ta’ala.

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here