Tidak Ada Dalil Shahih Terkait Rabu Wekasan

960

Oleh: Drs. H. Tb Syamsuri Halim, M.Ag (Pimpinan Majelis Dzikir Tb. Ibnu Halim dan Dosen Fakultas Muamalat STAI Azziyadah Klender)

Setiap Bulan Shafar dalam kalender Hijriyah, terdapat satu hari yang oleh sebagian masyarakat Indonesia diyakini sebagai waktu turunnya ribuan penyakit. Momen itu lazim disebut sebagai ‘Rabu Wekasan’.

Berdasarkan penelusuran, tidak ada hadits shahih terkait Rabu Wekesan. Paling ada hadits yang tingkatannya hanya sampai pada hadits dhaif.

Haditsnya adalah sebagai berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: آخِرُ أَرْبِعَاءَ فِي الشَّهْرِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي

“Dari Ibn Abbas ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus.” Hadits Riwayat Waki’ dalam Al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam At-Tafsir dan Al-Khathib Al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).

Selain dhaif, hadits ini juga tidak berkaitan dengan hukum (wajib, halal, haram, dll), melainkan hanya bersifat peringatan. (At-Targhib wat-Tarhib).

 

Perkataan Ulama tentang Rabu Wekasan

وَقَالَ الْعَلَّامَةُ الشَّيْخُ الدَّيْرَبِيُّ فِيْ مُجَرَّبَاتِهِ

Al-Allamah Syeikh Ahmad Ad Dairabi Al-Misry Asyafi-i (1204 H/1783 M) adalah seorang ulama mujaddid dalam Madzhab Imam Syafii berkata dalam ‘Mujarrabat’ dan beliau mengutip perkataan para ulama Sufiyah Salafiyah.

 

Faidah

ذَكَرَ بَعْضُ الْعَارِفِيْنَ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ وَالتَّمْكِيْنِ أَنَّهُ يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ ثَلَاثُمِائَةِ أَلْفِ بَلِيَّةٍ وَعِشْرُوْنَ أَلْفًا مِنَ الْبَلِيَّاتِ، وَكُلُّ ذَلِكَ فِيْ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ الْأَخِيْرِ مِنْ صَفَرَ؛ فَيَكُوْنُذَلِكَ الْيَوْمُ أَصْعَبَ أَيَّامِ السَّنَةِ؛

“Sebagian orang yang Ma’rifat termasuk juga Ahlul Mukasyafah, yaitu orang-orang yang telah dibukakan pengliatan ghaib oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Tamkin yaitu orang yang mampu memahami Haqiqat dan Marifah Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan:

Setiap tahun, turun 320.000 cobaan. Semuanya itu pada hari Rabu akhir bulan Shafar, maka pada hari itu menjadi sulit-sulitnya hari di tahun tersebut.”

فَمَنْ صَلَّى فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْهَا بَعْدَ الْفَاتِحَةِ سُوْرَةَ (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ) سَبْعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَالْإِخْلَاصِ خَمْسَ مَرَّاتٍ، وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ مَرَّةً مَرَّةً، وَيَدْعُوْ بَعْدَ السَّلَامِ بِهَذَا الدُّعَاءِ حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى بِكَرَمِهِ مِنْ جَمِيْعِ الْبَلَايَا الَّتِيْ تَنْزِلُ فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَلَمْ تَحُمْ حَوْلَهُ بَلِيَّةٌ مِنْ تِلْكَ الْبَلَايَا إِلَى تَمَامِ السَّنَةِ

“Barangsiapa shalat pada hari itu 4 rakaat, yang mana setiap satu rakaat sesudah surat Al-Fatihah dia membaca Surat Innaa A’thainaakal Kautsar 17 kali, Surat Al-Ikhlash 5 kali, Surah Al-Mu’awwidzatain (Surat Al-Falaq dan Surat An-Naas) masing-masing satu, lalu berdoa setelah Salam maka niscaya Allah jaga dengan kemuliaan-Nya dari segala penyakit yang turun di hari itu dan tidak ada malapetaka dari penderitaan itu yang terjadi di sekitarnya sampai akhir tahun.”

 

Bantahan Hadits Shahih tentang Rabu Wekasan sebagai Hari Sial

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَّةَ وَلاَ صَفَرَ

“Tidak ada penyakit menular (yang berlaku tanpa izin Allah), tidak ada buruk sangka pada sesuatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu, dan tidak ada bala (bencana) pada bulan Shafar (seperti yang dipercayai).”

عن أَبَي هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ. رواه البخاري و مسلم

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Tidak ada Wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Shafar dan larilah (jauhkan diri) dari pada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa,” (HR. Bukhari).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak kami perintahkan amalan tersebut, maka amalan tersebut tertolak,” (HR. Muslim).

Kesimpulan

Karena perkataan para ulama ahlus sufi yang bermimpi tentang adanya marabahaya di Hari Rabu terakhir Bulan Shafar, maka ada dua kaidah umum:

Pertama, boleh diikuti jika tidak bertentangan dengan Syariat Islamiyah. Kedua, tidak boleh diikuti jika bertentangan dengan Syariat Islamiyah.

Demikian, wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here