Tekan Populasi Muslim, Perempuan Uighur Dipaksa Pasang Alat Kontrasepsi

657

Jakarta, Muslim Obsession – Kabar diskriminasi terhadap muslim Uighur, China seolah tak ada habisnya. Para peremuan muslim Uighur kali dipaksa memasang alat kontrasepsi sebagai upaya membatasi populasi Muslim Uighur. demikian disebutkan penelitian terbaru yang dirilis peneliti Adrian Zenz.

Dalam laporannya itu, ia menyerukan agar PBB melakukan penyelidikan. Seban laporan Zenz dilandaskan pada kombinasi data regional resmi, dokumen kebijakan, dan wawancara dengan sejumlah perempuan etnis minoritas di Xinjiang.

Laporan itu menyebut bahwa perempuan Uighur dan etnis minoritas lainnya diancam akan ditahan di kamp karena menolak mengaborsi kehamilan yang melebihi kuota kelahiran.

Analisa Zenz tentang data, pertumbuhan populasi alami di Xinjiang telah menurun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, dengan tingkat pertumbuhan pada dua wilayah Uighur terbesar anjlok 84% antara 2015 dan 2018 dan semakin menurun pada 2019.

Dia juga mengatakan perempuan yang memiliki kurang dari dua anak – sesuai aturan hukum – dipasangi alat kontrasepsi dalam rahimnya tanpa disadari oleh yang bersangkutan, sementara lainnya dipaksa menerima operasi sterilisasi.

“Sejak razia dengan kekerasan yang dimulai akhir 2016 telah mengubah Xinjiang menjadi sebuah negara polisi yang kejam, laporan-laporan saksi mata tentang campur tangan negara terhadap kehamilan telah menyebar kemana-mana,” ungkap laporan itu seperti dikutip kantor berita, BBC, Selasa (30/6/2020).

Analisa Zenz tentang data, pertumbuhan populasi alami di Xinjiang telah menurun secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, dengan tingkat pertumbuhan pada dua wilayah Uighur terbesar anjlok 84% antara 2015 dan 2018 dan semakin menurun pada 2019.

“Penurunan semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya, ada kezaliman di sana,” kata Zenz kepada kantor berita Associated Press. “Ini adalah bagian kampanye kontrol yang lebih luas untuk menaklukkan orang-orang Uighur.”

Eks tahanan di kamp-kamp interniran di Xinjiang mengatakan mereka diberi suntikan yang menghentikan menstruasi mereka, atau menyebabkan pendarahan yang tidak lazim akibat efek obat-obatan keluarga berencana (KB).

“Secara keseluruhan, kemungkinan pihak berwenang Xinjiang terlibat dalam sterilisasi massal terhadap perempuan yang memiliki tiga anak atau lebih,” kata laporan itu. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here