Tanah Arab Menghijau, Ini Komentar Muhammadiyah!

292

Muslim Obsession – Beredar foto dan video di media sosial yang memperlihatkan pegunungan Arab Saudi subur menghijau.

Jika sebelumnya terlihat lanskap gurun yang gersang dan kering, tetiba berubah menjadi tanah hijau.

Setelah diguyur hujan lebat dalam beberapa pekan terakhir, khususnya di Arab Saudi bagian barat, pegunungan tampak ditumbuhi ilalang dan rumput-rumput liar.

Fenomena langka ini disambut gembira sebagian orang, namun tidak sedikit yang kemudian dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat.

Haditsnya berbunyi: “Kiamat tidak akan dimulai sampai bumi Arab kembali menjadi tanah lapang penuh tumbuhan dan sungai-sungai mengalir.”

Dengan mengutip hadits yang diriwayatkan Muslim, Ibnu Hibban, Ahmad, dan lain-lain ini, umat Islam banyak yang menyimpulkan bahwa Hari Akhir tidak akan lama lagi.

Menurut Staff Sekretariat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Amiruddin, fenemona menghijaunya pegunungan di Arab Saudi perlu dilihat sebagai fenomena alam biasa yang dapat terjadi karena kuasa Allah.

Dengan kebesaran-Nya, Allah mampu mengubah tanah gersang yang kering menjadi tanah subur yang lembab.

Singkatnya, Allah bahkan memiliki kekuatan untuk melawan hukum alam dan determinasi kausalitas sekalipun.

“Ini sebenarnya fenomena alam yang dapat terjadi karena kuasa Allah. Jika orang-orang menghubungkannya dengan hadis tentang Kiamat, mengapa mereka tidak terlebih dahulu menghubungkannya dengan kebesaran Allah?” ucap Amiruddin, dikutip dari Muhammadiyah.or.id., Rabu (18/1).

Amir juga menyarankan agar memandang fenomena ini dalam kacamata burhani. Secara ilmiah, ada kemungkinan, curah hujan yang tinggi dalam durasi yang panjang menjadi penyebab utama tumbuhnya vegetasi.

Karenanya, kata Amir, tidak perlu terlalu cepat menyimpulkan hal tersebut sebagai tanda-tanda kiamat, karena cepat atau lambat, kiamat pasti akan terjadi.

Hal ini sejalan dengan ungkapan Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Divisi Fatwa, Muchammad Ichsan.

Dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (22/6/22), Ichsan mengatakan bahwa manusia tidak akan mampu memprediksi kedatangan kiamat menggunakan kacamata sains.

Apa yang penting dilakukan saat ini ialah fokus mengerjakan amal sbalih, dan tidak perlu menerka-nerka kapan akan terjadinya kiamat.

“Manusia bisa saja menghitung-hitung. Tetapi tetap saja kapan terjadinya kiamat itu adalah hak prerogatif Allah. Laa ta’tiikum illa baghtah. Kiamat akan datang secara tiba-tiba. Kita prediksinya begitu, tetapi ternyata tidak seperti yang kita prediksi,” ucap Ichsan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here