Tak Mau Minta Maaf ke Din Syamsuddin, Ade Armando: Dia Tak Layak Dihormati

915
Ade Armando.

Jakarta, Muslim Obsession – Setelah disomasi oleh Muhammadiyah, dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando meminta maaf kepada PP Muhammadiyah terkait pernyataannya soal webinar diskusi pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang digelar oleh Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama).

Ade meminta maaf setelah ia mengaku tahu bahwa diskusi itu diselenggarakan tanpa sepengetahuan PP Muhammadiyah.

“Saya menyatakan permintaan maaf kepada PP Muhammadiyah karena ternyata PP Muhammadiyah memang menyatakan tidak merestui acara tersebut. Jadi acara tersebut membawa-bawa nama Muhammadiyah. Ternyata itu apa yang dilakukan organisasi tersebut Mahutama itu sebetulnya semacam tindakan di luar sepengetahuan, di luar restu PP Muhammadiyah,” kata Ade kepada wartawan, Selasa (2/6/2020).

Menurutnya, Muhammadiyah sendiri menilai diskusi tersebut tidak layak diadakan. Ade meluruskan bahwa kritik yang diungkapkannya seharusnya tertuju kepada panitia penyelenggara. Bukan kepada Muhammadiyah secara kelembagaan. (Baca: Din Syamsuddin Bicara 3 Syarat Pemakzulan Pemimpin)

“Jadi dengan kata lain bahkan PP Muhammadiyah sendiri seperti merasa bahwa webinar itu hal yang tidak layak dan tidak pantas. Jadi sejalan dengan pertanyaan saya, ini maksudnya apa mau menggulirkan isu pemakzulan presiden, kan. Jadi karena sekarang Muhammadiyah mengatakan mereka mengecam webinar tersebut, maka kritik saya tidak layak saya tujukan kepada organisasi Muhammadiyah, tetapi kepada panitia itu sendiri,” katanya.

Meski begitu, Ade menegaskan tidak akan meminta maaf kepada Din Syamsuddin. Dia menyebut webinar yang mengundang Din sebagai pembicara utama itu akan menimbulkan persoalan baru. Terlebih statment Din yang dianggap provokatif.

“Kalau Din Syamsuddin, nggak akan saya minta maaf, karena bahkan di webinar tersebut bahkan Din Syamsuddin justru menambah persoalan karena di jadi keynote speaker. Justru dia mengatakan saat ini pemerintah Indonesia sudah memenuhi ciri-ciri pemerintahan yang diktator yang memang memenuhi syarat untuk dimakzulkan, bahkan dia menyarankan masyarakat untuk berani untuk melawan pemerintah,” ungkapnya.

Ade Bahkan menyebut Din tidak layak dihormati meski dia seorang tokoh di Muhammadiyah.

“Saya tidak akan minta maaf terhadap orang betapapun dia seorang senior yang dihormati di Muhammadiyah, tetapi saya menganggap dia tidak layak untuk dihormati. Justru Muhammadiyah harus mempertanyakan mengapa Pak Din mengeluarkan pernyataan pertama yang menghina pemerintah dengan mengatakan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat gara-gara konser Corona. Itu satu. Yang kedua adalah baru pernyataan bahwa sekarang ini pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang diktator dan memenuhi syarat untuk dimakzulkan,” imbuhnya.

Diketahui Ade awalnya menyerang soal webinar via akun Facebook-nya pada Senin (1/6). Pada tulisan itu, Ade mempertanyakan diskusi yang digelar oleh Mahutama dengan tema ‘Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19’ dengan Din Syamsuddin sebagai keynote speaker.

“Isu pemakzulan Presiden digulirkan Muhammadiyah. Keynote Speaker-nya Din Syamsuddin, si dungu yang bilang konser virtual Corona menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat,” tulis Ade. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here