Tahukah Kamu Kapan Pertama Kali Al-Quran Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, dan Berapa Kali Direvisi?

6935

Jakarta, Muslim Obsession – Sulit rasanya bisa memahami Al-Quran tanpa ada terjemahannya. Meski terjemahan Al-Quran bukanlah Al-Quran. Sebab dalam terjemahan bisa jadi ada penafsiran orang yang berusaha memahaminya dengan bahasa daerah masing-masing, seperti terjemahan Al-Quran dengan bahasa Indonesia.

Fenomena itu sebenarnya tidak menunjukkan kekeliruan apapun, karena nyatanya memang terjemahan Al-Quran dibuat dan dikaji oleh para ulama di Indonesia untuk membantu umat Islam memahami makna Al-Quran. Karena Al-Quran yang menggunakan bahasa Arab tidak semua orang menguasainya.

Namun, yang perlu diketahui dan menjadi pelajaran bagi umat muslim adalah bahwa ada beberapa saat dimana para ulama di Indonesia mengkaji kembali terjemahan Al-Quran kemudian membuat beberapa perubahan atau revisi redaksi terjemahan Al-Quran.

Sebelum Pemerintah Indonesia merilis terjemahan Al-Quran resmi yang disusun oleh Departeman (Sekarang Kementerian Agama), sebenarnya ada banyak ulama yang sudah mengeluarkan terjemahan Al-Quran hasil mereka sendiri, bahkan sejarahnya dapat ditelusuri hingga abad ke-17.

Syaikh ‘Abdu Ar-Rauf As-Sinkili, lewat karyanya Turjuman al-Mustafid, disebut para pakar sebagai jejak terjemah Al-Quran pertama, meski banyak yang tidak sepakat karena yang lain berpendapat beliau juga menafsirkan di sana. Di masa itu, banyak juga yang tidak setuju Al-Quran diterjemahkan.

Sayyid Usman bin Yahya, ulama yang menyandang sebutan “Mufti Betawi” di awal abad ke-20 itu sempat mengharamkan terjemah Al-Quran. Prof. Mahmud Yunus, ulama asal Minangkabau ini juga pernah mengeluarkan terjemah Al-Quran berjudul Tafsir Al-Quran Karim dan sempat ada yang menyatakan tidak setuju. Seperti yang ia kisahkan dalam mukadimah tafsirnya.

Dr. Muchlis Muhammad Hanafi, Ketua Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran Kementerian Agama, memaparkan tentang sejarah revisi terjemahan Al-Quran di Indonesia yang disusun oleh tim yang dibentuk oleh Departemen Agama, pertama kali dirilis secara resmi pada tahun 1965. Itulah pertama kali Al-Quran diterjemahkan.

Kemudian, terjemah Al-Quran ini terus digunakan namun mendapatkan banyak masukan dari banyak pihak sehingga mulai dilakukan revisi di tahun 1990. Revisi ini menghasilkan terjemah Al-Quran setebal 1294 halaman, karena di dalamnya disertai dengan catatan kaki (footnote) dan sejumlah penjelasan terkait ilmu-ilmu Al-Qur’an (‘ulum al-Quran) dan sejarah terjemah Al-Quran di dunia.

Kemudian di tahun 2002, terjemahan Al-Quran direvisi, diantaranya dengan penghilangan catatan kaki/foonote sehingga terjemah menjadi lebih ramping dengan tebal 960 halaman. Sedangkan, terjemahan yang beredar saat ini adalah terjemahan penyempurnaan dari edisi tahun 2002.

Di tahun 2019 ini, dalam waktu dekat tim pakar dari Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) akan merilis revisi terjemahan Al-Quran setelah dikaji pakar ulama Al-Quran dan pakar bahasa Indonesia selama lebih dari setahun. Terjemahan Al-Quran ini akan dibahas sebelum diluncurkan pada acara Uji Sahih Terjemahan Al-Quran pada 8-10 Juli 2019.

Dr. Muchlis M. Hanafi yang merupakan doktor di bidang Tafsir Al-Quran dari Universitas Al-Azhar Mesir ini menegaskan bahwa penerjemahan adalah bagian dari bentuk penafsiran. Karena sifatnya tetap ingin mengantarkan orang memahami Al-Quran, khususnya bagi mereka yang tidak memahami bahasa Arab.

“Sesempurna apapun terjemahan Al-Quran – tegas Dr. Muchlis – tidak akan mampu mencakup seluruh makna dan pesan di dalam Al-Quran. Karena Al-Quran punya karakter hammalun li al-wujuh (satu kata atau redaksi saja, memiliki banyak kemungkinan makna).” (Albar)

2 KOMENTAR

  1. Revisi terjemahan adalah wujud lemahnya makhluk terhadap kedalaman ilmu Allah. Namun bila tetap berada dlm landasan konsep dari Allah maka setiap revisi akan berkembang menuju kedalaman dari suatu kebenaran ayat Allah. Insyaallah terjemahan yg berlandaskan ilmu dari Allah masih akan berada dalam koridor kebenaran dari Allah sehingga tiap lapis kebenaran akan terbuka semakin dalam sesuai perkembangan ilmu dan teknologi pencapaian manusia.

  2. AlQuran diterjemahkan pertama kali sejak terjadi peristiwa kesalahan membaca AlQuran saat mushaf2 tersebar diluar jazirah arab. Ulasan diatas tidak menjawab judul artikel ini. Saat huruf Alquran diberi tanda baca dan pentafsiran makna AlQuran oleh Nabi kpd sahabat adalah juga pertama kali Alquran diterjemahkan dari bhs Allah ke dlm bhs manusia melalui nabiNya.

Tinggalkan Balasan ke Yan Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here