Surati Presiden, Ketum Parmusi: Akan Datang Adzab Allah Bagi Pemimpin yang Zhalim

18169
Usamah Hisyam (kanan) saat menjadi koordinator perjalanan umrah keluarga Joko Widodo pada 2014 silam. (Foto: OMG/istimewa)

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum PP Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam melayangkan surat pribadi kepada Presiden RI Joko Widodo, Ahad (11/7/2021) melalui Mensesneg Pratikno.

Surat setebal 8 halaman tersebut banyak mengingatkan Presiden Jokowi dalam perjalanan umrah ke Baitullah empat hari sebelum pencoblosan Pilpres tanggal 9 Juli 2014 silam.

Usamah mengungkapkan, dalam perjalanan umrah tersebut, ia sebagai pimpinan rombongan didampingi penasihat spiritual KH. Hasyim Muzadi (almarhum) dan muthawif-nya yang ditunjuk Dr. Feisal Mahmud (almarhum) dengan hikmat memanjatkan doa di depan Baitullah agar menetapkan Joko Widodo sebagai Presiden RI.

“Salah satu doa yang dipanjatkan usai melakukan thawaf di Baitullah yang diikuti dengan khidmat dan diamini oleh Pak Jokowi dan rombongan,” ungkap Usamah, Senin (12/7/2021) pagi.

BACA JUGA: Atasi Krisis Negara, Ketum Parmusi: Presiden Harus Legowo dan Introspeksi Hadapi Kritik Umat

Doa dipanjatkan agar Allah SWT menetapkan Jokowi sebagai Presiden RI karena telah berjanji akan peduli terhadap kepentingan umat Islam sebagai penduduk terbesar di Indonesia.

“Wahai Allah yang Maha menetapkan. Jika seandainya Engkau telah menetapkan Presiden terpilih RI selain Ir. H. Joko Widodo, maka dengan segala keagungan dan kemulian-Mu, rahmat dan hidayah-Mu, ubahlah ketetapan dan takdir-Mu itu kepada calon pemimpin tercinta kami yang dini hari ini datang meratap dan mengadu serta menghiba hanya kepada Engkau. Karena kami tahu, hanya Engkaulah yang dapat menetapkan siapapun untuk memegang kekuasaan di jagad raya bumi ini”.

Menurut Usamah, Presiden Jokowi yang telah terpilih dua periode, seharusnya memegang teguh doa dan janjinya secara Ilahiyah agar pemerintahan bangsa dan negara ini dapat diselamatkan Allah SWT.

BACA JUGA: Ketum Parmusi: Kerja Keras Presiden Jokowi Tak Berguna Tanpa Pendekatan Ilahiyah

Adapun kutipan sebagian surat Usamah kepada Presiden Jokowi tersebut adalah sebagai berikut:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bapak Presiden yang mulia,

Dalam dua tahun terakhir ini, saya dan sejumlah ulama selalu mendoakan Bapak, agar senantiasa diberi rahmat dan petunjuk oleh Allah SWT dalam memimpin bangsa berpenduduk Islam terbesar di dunia ini. Terus terang, saya khawatir terhadap doa dan janji-janji di Baitullah, tak dapat Bapak emban sebaik-baiknya.

Apalagi dalam menghadapi situasi krisis bangsa sepanjang masa pandemi Covid-19 , langkah dan kebijakan pemerintahan Bapak justru mengabaikan nilai-nilai ilahiyah yang diyakini umat Islam, terutama dalam pelaksanaan ibadah di masjid serta pembatasan sosial yang semakin mempersulit kondisi umat.

Sudah bukan menjadi rahasia publik, Bapak Presiden mempercayakan penuh kepada seorang “Menteri Serba Bisa” untuk tugas-tugas kenegaraan dan pemerintahan, yang mana hal ini menjadi sumber bencana, merosotnya tingkat kepercayaan umat terhadap pemerintahan Bapak.

Kebijakan penutupan rumah ibadah, sementara Tenaga Asing dari RRT bebas masuk ke negeri ini hampir setiap malam; para pedagang kecil (PKL) dilarang berusaha, sementara mereka tidak merasa menerima hak-hak sosialnya; triliunan dana sosial APBN terbukti dikorupsi oligarki kelompok-kelompok di sekitar kekuasaan Bapak; hukum tajam terhadap ulama dan tumpul terhadap koruptor penyokong oligarki politik ekonomi; pengawal ulama dari golongan rakyat kecil ditembak mati, sementara ada perampok uang negara yang sampai hari ini dibiarkan bersembunyi bebas dari jeratan hukum tak bisa ditangkap; masih ada lagi berbagai ketidakadilan sosial ekonomi dalam pengelolaan negara ini.

Saya meyakini, semua itu bisa terjadi bukan atas inisiasi dan menjadi niat Bapak, tetapi lebih merupakan bagian dari intelligent global operation yang dikelola oleh oligarki politik ekonomi yang selalu berlindung di balik kekuasaan konstitusional yang bapak miliki, dan arahnya jelas untuk menghancurkan bangsa dengan umat Islam terbesar di dunia ini. Siapapun pejabat yang menjadi sumber malapetaka di negeri ini sehingga tidak adil dan menjadi zhalim terhadap rakyat, tanggung jawab dunia dan akhirat tetap berada di pundak Bapak Presiden.

Oleh sebab itu, pada Jumat (9/7) dini hari, saya bertafakkur, berdzikir kepada Allah SWT dalam suatu Majelis Langit, dan mendapatkan isyaroh untuk mengirim surat ini kepada Bapak Presiden, menyampaikan substansi penting dari hamba-hamba yang tidak lagi memiliki kepentingan duniawi, namun memiliki kedalaman tauhid yang sangat tinggi agar disampaikan kepada Bapak Presiden, sebagai berikut:

1. Ubah tagline pencegahan Covid-19 dari 3M menjadi 3D, yaitu Disiplin Ibadah, Disiplin Protokol Kesehatan, Disiplin Menjaga Health Immunity;

2. Revisi semua peraturan terkait pencegahan penularan Covid-19 agar tidak ada larangan kegiatan ibadah wajib maupun sunnah di rumah-rumah ibadah;

3. Alokasi semua dana triliunan anggaran pembelian vaksin direlokasikan untuk pemenuhan kebutuhan APD dan RS serta suplai kebutuhan pangan dan vitamin rakyat kecil untuk meningkatkan health immunity;

4. Semua warga masyarakat golongan kecil yang memiliki penyakit bawaan agar diberikan fasilitas pengobatan perawatan normal di rumah sakit-rumah sakit/klinik menggunakan fasilitas asuransi;

5. Kerahkan seluruh aparatur negara dan juga ormas-ormas untuk lakukan sosialisasi dan edukasi 3D;

6. Bubarkan jaringan intelligent community swasta terstruktur dari pusat sampai daerah yang selama ini melakukan intelligent operation termasuk para buzzer-nya yang mengatur berbagai regulasi negara seolah-olah merupakan kebijakan Presiden RI yang cenderung membenturkan umat Islam dengan pemerintah;

7. Atas instruksi langsung Bapak Presiden kepada rakyat secara terbuka, kepada semua pemuka agama dan umatnya adakan permohonan ampunan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bagi umat Islam agar menggelar Taubat Nasuha di seluruh tanah air yang terpusat di Masjid Istiqlal Jakarta dihadiri oleh Presiden RI dan semua pejabat Kementerian kabinet, anggota DPR RI, dan para pejabat negara lainnya dengan imam shalat dan khotib Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amien. Anggota masyarakat diminta untuk ibadah di wilayah masing-masing. Taubat Nasuha ini dilaksanakan setelah Shalat Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah, serentak seluruh Indonesia, memohon pertolongan Allah SWT.

Bapak Presiden yang mulia,

Adapun langkah-langkah strategis yang harus ditempuh oleh pemerintah untuk keluar dari potensi krisis menjadi negara gagal sebagai berikut:

8. Segera lakukan reshuffle kabinet yang dibahas bersama Wakil Presiden dengan personalia zaken cabinet secepatnya.

Bapak Presiden yang mulia,

Demikian sumbang saran yang bisa disampaikan, dengan harapan Bapak Presiden tidak mengabaikan surat ini, karena dengan melaksanakannya insya Allah Bapak dapat mengakhiri masa jabatan Bapak dengan baik. Tak perlu takut dengan pihak-pihak asing, baik USA apalagi RRT.

Bapak Presiden memegang amanat konstitusi karena mengemban amanah rakyat dan bangsa Indonesia, karena itu sebaliknya bilamana ikhtiar terakhir dari Majelis Langit ini diabaikan, qadarullah semua diserahkan kembali kepada Allah SWT, saya hanya bisa mengingatkan: Akan datang adzab Allah terhadap pemimpin yang zhalim dan tidak adil. Alam semesta akan menolaknya dengan berbagai musibah dan bencana. Allahul musta’an.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

DRS. H. USAMAH HISYAM, M.SOS.

4 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Juli Artika Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here