Suerrr.. Akang Belum Ikhlas, Nyai! (Bagian 2)

901

Nyi Larung bergegas menuju dapur menyiapkan air putih untuk sang ayah. Sebagai seorang anak, Nyi Larung paham betul jika ayahnya memiliki masalah dengan tenggorokan. Usia Abah Astagina yang sudah tua ditandai pula dengan batuk yang beberapa kali diperdengarkan. Tak mungkin jika Nyi Larung memberikan teh manis yang nantinya dapat memicu batuk.

“Terima kasih, Nyai,” ujar Abah Astagina saat sebuah gelas dan sepiring singkong rebus menghampirinya.

“Endut, Nyai, ketahuilah bahwa sangat sedikit orang-orang yang memiliki keikhlasan di hatinya. Karena keikhlasan, sejatinya, bukanlah hal yang dapat di-cloning ke siapapun atau bersifat genetik. Para ulama mengatakan, ikhlas merupakan anugerah yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba yang benar-benar mencintai-Nya. Konon, karena persoalan ikhlas inilah Baginda Rasulullah Saw. pernah mengernyitkan dahinya ketika seorang sahabat bertanya tentang apa yang dimaksud dengan ikhlas.

Setelah mematung sejenak, Rasulullah Saw. memusatkan perhatian dan menyampaikan pertanyaan serupa kepada Malaikat Jibril a.s., ‘Aku bertanya kepada Jibril As tentang ikhlas, apakah ikhlas itu?” Lalu Jibril bertanya kepada Tuhan Yang Mahasuci tentang ikhlas, apakah sebenarnya? Allah Swt. menjawab Jibril dengan berfirman, ‘Suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai.’ Demikianlah, begitu sulitnya menemukan ikhlas di hati semua orang, sampai-sampai Rasulullah Saw. sangat berhati-hati mengupas definisi ikhlas.

Endut, Nyai, seorang ulama kenamaan, Imam Al-Qusyairi An-Naisabury berpandangan bahwa bila seseorang memiliki sifat ikhlas, sesungguhnya ia akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup. Apa yang dilakukannya semata-mata untuk Allah meski yang dia perbuat untuk mengurangi penderitaan sesama manusia. Ia akan selalu membantu orang, dengan alasan karena Allah memang Zat yang senang membantu. Ia akan bekerja kalau Allah yang menjadi tujuannya.”

“Wah, wah, beruntung sekali orang yang diberikan rasa ikhlas oleh Allah. Tapi, Abah. Apakah kita bisa menilai seseorang yang memiliki rasa ikhlas?” tanya Mang Endut.

 

BERSAMBUNG…


Karya: Dzunnun Bilba (Pecinta Literasi Sastra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here