Studi: Video Game Tidak Pengaruhi Kemampuan Kognitif Anak-Anak

255
Kecanduan Game (Ilustrasi/ Gadgetstouse)

Muslim Obsession – Selama bertahun-tahun, bermain video game dianggap buruk dengan semua laporan ilmiah, artikel, dan penelitian yang mencantumkan efek negatifnya pada anak-anak.

Tetapi sebuah studi baru mencatat apakah aktivitas tersebut benar-benar memengaruhi kemampuan kognitif anak-anak atau tidak.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Media Psychology, dilansir Medical Daily, Ahad (12/2/2023) para peneliti membahas kontroversi tentang bermain video game dan menantang apa yang disajikan di media selama bertahun-tahun tentang bagaimana video game bisa berdampak buruk bagi perkembangan kognitif di kalangan anak-anak.

Tim memeriksa kebiasaan bermain video game dari 160 siswa praremaja sekolah umum perkotaan yang beragam untuk memeriksa kemampuan kognitif kelompok usia yang kurang dipelajari dalam penelitian sebelumnya.

Para peserta (70% dari rumah tangga berpenghasilan rendah) melaporkan bermain video game rata-rata 2,5 jam per hari. Gamer terberat dalam sampel bermain 4,5 jam per hari.

Para peneliti mengarahkan siswa praremaja ke Tes Kemampuan Kognitif standar 7, juga disebut CogAT, untuk mengevaluasi keterampilan verbal, kuantitatif, dan nonverbal atau spasial mereka.

Mereka kemudian memeriksa apakah kinerja mereka pada tes dipengaruhi oleh kebiasaan bermain video game mereka.

“Studi kami tidak menemukan hubungan semacam itu, terlepas dari berapa lama anak-anak bermain dan jenis permainan apa yang mereka pilih,” ujar Jie Zhang, seorang profesor kurikulum dan pengajaran di University of Houston College of Education yang merupakan bagian dari tim peneliti.

“Secara keseluruhan, baik durasi bermain maupun pilihan genre video game tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan ukuran CogAT. Hasil itu menunjukkan tidak ada hubungan langsung antara bermain video game dan kinerja kognitif, terlepas dari apa yang telah diasumsikan,” tambah peneliti utama May Jadalla, seorang profesor di School of Teaching and Learning di Illinois State University.

Meskipun temuan tersebut dapat membantu anak-anak membenarkan kebiasaan bermain video game mereka kepada orangtua mereka, penelitian tersebut juga menunjukkan sisi negatif dari aktivitas rekreasi tersebut.

Bertentangan dengan klaim beberapa pengembang dalam materi pemasaran mereka, jenis permainan tertentu yang diiklankan untuk meningkatkan keterampilan kognitif tidak menunjukkan efek terukur pada anak-anak dalam penelitian ini.

“Studi saat ini menemukan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa jenis permainan yang tampaknya meningkatkan fungsi kognitif pada orang dewasa muda tidak memiliki dampak yang sama pada anak-anak yang jauh lebih muda,” kata C. Shawn Green, seorang profesor di Departemen of Psikologi di University of Wisconsin-Madison, menjelaskan.

Tim tersebut juga memperingatkan bahwa meskipun mereka tidak menemukan dampak negatif pada kemampuan kognitif anak-anak, kebiasaan bermain video game membuat mereka kehilangan aktivitas yang lebih produktif, seperti pekerjaan rumah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here