Soal Politik Identitas, JK: Sekarang Siapa Capres yang Tidak ke Pesantren?

334
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) H.M Jusuf Kalla. (Foto: republika)

Jakarta, Muslim Obsession – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyinggung pihak-pihak yang memandang negatif politik identitas dengan menyudut individu tertentu atai kelompok tertentu.

Padahal, menurut JK, semua pelaku politik, calon legislatif maupun calon presiden — termasuk partai politik, ketika kampanye pemilu justru paling depan menonjolkan identitas mereka.

“Contohnya begini, lihat saja, semua calon presiden, atau calon-calon presiden itu, kalau mau kampanye, kemana dia pergi pertama? Ke pesantren, tidak ke masjid, ketemu kiai, siapapun (capresnya). Bukan satu, dia bisa keliling ke 10-100 pesantren,” kata JK dalam diskusi bersama Rocky Gerung dikutip dari RGTV.

JK mengatakan kunjungan para capres atau elite politik ke pesantren-pesantren itu sebenarnya ingin menunjukkan bahwa mereka termasuk dalam golongan pecinta kiai atau seorang muslim yang baik.

“Coba saya tanya, siapa yang calon yang tidak ke pesantren? Semua. Saya juga dulu,” ujar JK.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan para calon presiden dan wakil presiden untuk tidak memainkan isu politisasi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) pada pemilu tahun 2024.

“Jangan sampai panas apalagi membawa politik-politik SARA–jangan! Politisasi agama, tidak, jangan! Setuju? Kita sudah merasakan dan itu terbawa lama–hindari ini,” kata Jokowi, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, saat menghadiri Munas ke-17 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Kota Solo, Senin, 21 November 2022.

Menurut dia, para calon presiden dan wakil presiden harus menjaga situasi kondusif saat pelaksanaan pemilu 2024. Sebaiknya, kata dia, para calon presiden dan wakil presiden mengedepankan politik-politik gagasan dan politik-politik ide.

“Debat silakan; debat gagasan dan debat ide membawa negara ini lebih baik, silakan. Tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas–jangan. Sangat berbahaya bagi negara sebesar kita Indonesia yang sangat beragam,” ujarnya. (Al)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here