Smile, You Are on Camera!

1037

Oleh: Imam Shamsi Ali (Presiden Nusantara Foundation)

“Tersenyumlah, karena anda direkam kamera!”

Itulah peringatakan Yang tertera di tempat-tempat di mana kamera pengamanan (security camera) biasa dipasang. Mengingatkan dengan cara candaan agar jangan coba-coba melakukan pelanggaran. Jika anda lakukan maka anda akan terekam kamera yang terpasang.

Sekiranya saya ambil ungkapan itu dalam konteks pengamanan Allah maka saya akan katakan “smile, you are under Allah’s watch”. Maknanya kira-kira adalah: tersenyumlah karena anda dalam penjagaan Allah.

Tentu saya tidak bermaksud menyamakan penjagaan manusia, apalagi hanya sebuah kamera, dengan penjagaan Allah.

Pertama karena memang Allah dan segala hal yang terkait dengan Dzatnya tidak mungkin sama dengan apa saja. Allah itu “Ahad” dan “Al-Fardu as-Somad”. Allah itu unik dan Tunggal dalam segala hal. Karenanya “laesa kamitslihi syae” (Dia tidak seperti apapun).

Kedua, ungkapan “you are on camera” biasanya konotasinya menjaga-jaga agar seseorang tidak terjatuh ke dalam pelanggaran dan kesalahan. Penjagaan dari aspek keburukan semata. Kamera tidak ada hubungannya dengan hal-hal positif yang seseorang lakukan.

Dengan kata lain, kamera itu dipasang bukan untuk merekam kebaikan. Tapi sengaja dipasang untuk merekam pelanggaran atau kesalahan orang.

Sementara “you are under Allah’s watch” mencakup segala hal. Kata “mengawasi” (watch) diekspresikan dalam ragam makna. Di antara bermakna itu misalnya adalah “samii’” (Maha Mendengar), “Bashiir” (Maha Melihat), “Aliim” (Maha Tahu), dan seterusnya.

Dari semua itu mungkin ungkapan yang terdekat dengan kata “watch” (mengawasi) adalah “wa Huwa ma’akum aenama takuunu”. (Dan Dia Allah bersama kamu di mana saja”.

Kebersamaan ini tentunya menumbuhkan kesadaran akan pengawasan Allah. Dia melihat, mengetahui dan mendengar segala detak pergerakan jantung kita.

Bagi orang Mukmin “ma’iyatullah” itu juga berarti “ri’aayah” (penjagaan). Bahwa Allah menjaga kita dari kemungkinan bahaya dan hal-hal yang merugikan.

Lebih jauh “Allah’s watch” (ma’iyatullah) adalah energi dan kekuatan. Itulah yang terjadi ketika Rasulullah SAW memulai perjalanan hijrahnya. Beliau keluar dari rumahnya di malam hari, di saat rumah beliau dikelilingi algojo yang siap memenggal lehernya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here