Siti Rodiah, Mahasiswi Penjual Gorengan yang Lulus Ujian dengan Yudisium Pujian

2259
Siti Rodiah diapit kedua orangtuanya saat menerima hadiah dari Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. (Foto: yudidarma)

Bandung, Muslim Obsession – Tak banyak seorang mahasiswa yang lulus tepat waktu di tengah keterbatasan. Salah satunya Siti Rodiah. Mahasiswi penjual gorengan ini bahkan lulus wisuda dengan Yudisium Pujian.

Dilansir yudidarma.id, gadis asal Malangbong-Garut, Jawa Barat, ini berhasil menyelesaikan jenjang Sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung tepat waktu 3,5 tahun.

Tak pelak, Siti pun menjadi sorotan pada acara wisuda ke-78 UIN Bandung yang digelar secara virtual dari Aula Utama Anwar Mussaddad Jalan AH. Nasution 105 Bandung, Ahad (9/8/2020).

“Ini kisah seorang mahasiswa. Pasti masih banyak kisah inspiratif dari mahasiswa lainnya,” tutur Rektor UIN Bandung Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si dalam pidatonya.

Baca juga: Prof. Khairudin: Marbot Masjid yang Kini Jadi Profesor

Keterbatasan ekonomi orangtua tidak membuat Siti patah semangat. Justru ia terpacu menuntaskan tanggungjawabnya sebagai mahasiswa. Ia kuliah sambil berjualan gorengan hingga lulus dengan predikat Yudisium Pujian.

Subuh dini hari ia sudah terbangun menyiapkan gorengan untuk jualan. Sehari-hari ia makan dengan keripik yang dibawa dari kampung.

Salah seorang temannya menuturkan, Siti makan nasi dengan keripik sedikit-sedikit biar awet cukup untuk persediaan. “Dia sangat prihatin,” tuturnya.

Ayah Siti hanya bekerja sebagai buruh tani di kampung. Ibunya menjual gorengan untuk dititipkan di warung. Kehidupan ekonomi keluarga tidak menentu.

Baca juga: Kisah Urip, Kades Berprestasi yang Beralih Profesi Jadi Guru Honorer

Sewaktu kuliah Siti pernah bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan. Sikapnya yang ramah dan sopan serta memilki karakter pekerja keras membuatnya disenangi pemilik rumah makan.

“Dia anak yang baik dan ramah. Saya udah menganggap seperti ke anak sendiri,” ujar ibu pemilik rumah makan.

Jelang gelaran wisuda, pihak universitas menelusuri keberadaannya. Ia dipanggil ke kampus bersama kedua orangtuanya. Rektor memberikan penghargaan kepada Siti sebagai mahasiswa inspiratif.

Siti diberi laptop dan diberi beasiswa untuk studi lanjut pancasarjana.

Air matanya tak tertahankan lagi. Tangisan mengucur tak terbendung, ia bersimpuh di hadapan orangtuanya, dan seisi ruangan pun diliputi penuh haru.

“Meskipun serba keterbatasan, tetapi kuliah rampung dengan kesungguhan. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses,” tandas Prof. Mahmud. (**)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here