Sikapi Pilpres, Pondok Modern Gontor Kumpulkan Tokoh Alumni Nasional

3183

Ponorogo, Muslim Obsession – Menyikapi kondisi bangsa bangsa jelang pemilihan Presiden 2019, Pondok Modern Darussalam Gontor mengumpulkan para tokoh alumni nasional  di Gontor, Sabtu (19/1/2019).

Acara bertajuk Konsolidasi Tokoh Alumni ini mengangkat tema Menjaga Nilai-nilai keislaman dan Kebangsaan. Hadir dalam acara tersebut antara lain Din Syamsudin, Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin, Mantan Ketua KPK Adnan Pandu Praja, Para kyai Forum Pesantren Alumni (FPA) Gontor, Forum Bisnis (FORBIS) IKPM Gontor dan unsur Jurnalis serta penulis Alumni Gontor.

Pada kesempatan ini, Pimpinan Pondok Modern Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal menegaskan bahwa Gontor secara kelembagaan tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis tetapi bukan berarti Gontor tidak berpolitik. Gontor berada di atas dan untuk semua golongan. Dan hendaknya alumni Gontor menjadi munzhirul qaumi dan perekat umat.

“Secara garis besar pesantren harus mempertahankan prinsip-prinsip keislaman, anti Kekafiran, Anti penjajahan, Anti Kemaksiatan dan Anti kemurtadan. Di atas hanya Allah di bawah hanya tanah,” kata Kyai Hasan, seperti dikutip dari Urbanesia, Ahad (20/1/2019).

Beberapa tokoh nasional alumni Gontor diberi kesempatan menyampaikan pemaparan menyikapi kondisi bangsa saat ini. Akademisi, Prof Habib Chirzin, mengulas pentingnya menjaga warisan Pendiri Gontor terutama nilai-nilai kepondokmodernan yang selama ini sudah sejalan dengan keislaman dan Kebangsaan.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin juga diberi kesempatan menyampaikan pandangannya tentang kondisi bangsa saat ini jelang dua hajatan besar Pileg dan Pilpres.

Acara ini kemudian ditutup dengan orasi dari Anggota Badan Wakaf Pondok Modern Gontor, Din Syamsudin. Mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini mengingatkan semua alumni Gontor agar terlibat aktif dalam semua prosesi politik nasional dengan keberpihakan jelas memperjuangkan kepentingan umat Islam.

“Pilihlah Presiden yang memiliki perhatian, kepedulian, pembelaan yang sungguh-sungguh terhadap kepentingan ummat Islam. Keberpihakan terhadap Islam itu harus sungguh-sungguh, terang-terangan dan bukan basa-basi,” kata Din.

Din Samsuddin menutup pidatonya dengan ungkapan berbahasa Arab “Takfi Lil Aqili al-Isyaroh”. Cukuplah isyarat bagi orang berakal. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here