Shalahuddin Al-Ayyubi, Penakluk Yerusalem

2225

Kontak antara pasukan Salib dengan Shalahuddin terjadi pertama kali pada tahun 1177 M, dalam pertempuran Montgisard. Dalam pertempuran ini pasukan Shalahuddin mengalami kekalahan, dan berakhir dengan perjanjian damai dengan Raja Baldwin IV, yang menderita kusta. Dengan kekalahan ini, jalur perdagangan di wilayah sekitar Israel (sekarang) dikendalikan oleh pasukan Salib. Jalur ini adalah jalur penting, karena setiap tahun kaum Muslimin berangkat Haji melalui jalur ini.

Namun usia perjanjian ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1185 Baldwin IV meninggal dunia. Kematiannya menandai kekisruhan hebat di dalam tubuh kekuasaan pasukan Salib di Yerusalem. Baldwin V naik tahta di usianya yang sangat belia. Dan hanya setahun berkuasa ia pun meninggal dunia tanpa meninggalkan keturunan. Kedudukannya kemudian digantikan oleh Guy Lusignan suami dari ibu Baldwin V, Sibylla. Atas hak Sibylla-lah sebenarnya Guy Lusignan menguasai tahta ini. Dan ini menuai kecaman yang luas dari para saingannya.

Salah satu pendukung setia Guy Lusignan adalah Raynald dari Chatillon (Raynald of Chatillon), yang ternyata membawa petaka bagi seluruh kekuasaan pasukan Salib di Yerusalem. Ia dengan sengaja melanggar perjanjian antara Shalahuddin dengan Baldwin IV dengan mengganggu kaum Muslimin yang berangkat haji. Ia menjarah, serta melakukan penyiksaan, dan membunuh para peziarah Muslim di Hijaz, atau barat jazirah Arab.

Atas perbuatan Raynald ini, penguasa Yerusalem kemudian mendahului memohon maaf dan memperbaharui perjanjian dengan Shalahuddin. Tapi lagi-lagi, Raynald mengkhianati kesepakatan ini dengan menyerang kafilah peziarah lainnya. Ia membunuh adiknya Shalahuddin, bahkan mengancam akan menyerang Mekkah dan menghancurkan tanah suci. Atas perbuatan ini, Shalahuddin tidak bisa mentolelir lagi.

Fokusnya saat ini hanya ke Yerusalem. Pada tahun 1187, dia bergerak dengan kekuatan sekitar 30.000 pasukan infanteri dan 12.000 pasukan kaveleri, menuju Yerusalem. Sedang pasukan Salib yang ada di Yerusalem waktu itu diperkirakan hanya berjumlah 20.000 personil.

Secara taktis sebenarnya pasukan Salib mudah untuk memilih strategis bertahan di dalam benteng Yerusalem sebagai cara terbaik bertahan hidup. Hanya anehnya, mereka memilih untuk menghadapi pasukan Shalahuddin di luar Yerusalem, dan keluar dari benteng-benteng mereka. Bahkan diceritakan, mereka keluar tanpa persiapan yang matang, dan dengan logistik yang terbatas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here