Setahun Mualaf, Sarjana Kristen ini Mampu Khatamkan Terjemahan Al-Quran

875

Ikrar Syahadat di Darussalam

“Pah, mau enggak belajar agama Islam?” tanya sang istri tiba-tiba kepada Parlin.

Parlin yang memang pada dasarnya tak alergi dengan ajaran Islam, langsung mengiyakan. Lagi pula, pikirnya, ia hanya akan belajar Islam bukan menjadi seorang Muslim.

“Oke, carikan gurunya,” jawab Parlin.

Akhirnya, Parlin pun dikenalkan dengan seorang ustadz yang juga merupakan suami dari guru mengaji istrinya.

Setelah bertemu 3 kali, ustadz itu mengarahkan Parlin untuk belajar ke Masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur. Ustadz itu yakin pengetahuan tentang Alkitab yang dikuasai Parlin akan bisa diimbangi dengan keilmuan para ustadz di Masjid Darussalam.

Dan, benar saja. Di Masjid Darussalam, Parlin bertemu dan bisa belajar dengan ustadz-ustadz yang memiliki keilmuan luas, baik tentang keislaman maupun kekristenan. Terlebih lagi di Masjid Darussalam ada juga ustadz yang sebelumnya beragama Katholik.

“Setelah saya belajar, saya semakin berpikir tentang benarnya agama Islam. Inilah agama yang lurus. Sebenarnya saya dulu juga pernah kepikiran bahwa kalau ada orang Islam yang tidak lebih baik dari saya, berarti orangnya yang nggak benar. Karena menurut saya, orang Islam itu harusnya lebih baik dari saya,” jelasnya.

Setelah mengikuti tiga kali kajian, Parlin pun memutuskan untuk mengucapkan Dua Kalimat Syahadat. Tepatnya pada Hari Jumat, 5 April 2019, Parlin meneguhkan hati untuk menjadi seorang Muslim di Masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur.

Setelah masuk Islam, Parlin merasa lebih dekat sama Allah dan merasa lebih yakin dalam menjalani hidup. “Setelah syahadat ini langsung saya bilang ke Allah. Ya Allah, saya mau jaga shalat saya, terus saya mau bisa baca Al-Quran, walaupun saat ini masih terjemahannya,” kata Parlin.

Dan alhamdulillah, setelah setahun jadi mualaf, Parlin sudah mengkhatamkan terjemahan Al-Quran. Tahun ini ia mengulangnya kembali dari awal. Setiap selesai Shalat Subuh ia baca terjemahan Al-Quran.

Dari interaksinya dengan Al-Quran ini Parlin semakin kagum pada kitab suci tersebut. Tidak satupun ditemukan ayat yang membuatnya ragu, bahkan ia menemukan penjelasan lebih detail lagi isinya daripada Alkitab.

Misalkan, jika di Alkitab di kitab Taurat terdapat perintah untuk menghomati orangtua, di Al-Quran terdapat penjelasan lebih detail, dimana mengucapkan kata “ah” saja kepada orangtua merupakan dosa.

“Alhamdulillah saya merasa lebih kagum. Saya merasa iman saya memang sudah lurus. Kalau saya dulu beragama yang baik dan benar, tapi setelah menjadi muslim, saya merasa ini adalah jalan kebenaran, lurus, dan dirahmati Allah. Kenapa lurus? Karena hanya Islam yang menyebutkan Tuhan ya Tuhan, Allah ya Allah, Rasul ya Rasul. Itu yang saya tahu. Tidak ada Allah Bapak, Allah Anak, Roh Kudus, atau Tuhan Yesus. Tidak ada itu. Saat ini saya semakin senang dan yakin,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here