Setahun Mualaf, Sarjana Kristen ini Mampu Khatamkan Terjemahan Al-Quran

892

Berawal dari Istri dan Anak

Pada akhirnya, jalan kehidupan Parlin berubah ketika usia pernikahannya menginjak 10 tahun. Perubahan terjadi ketika sang istri mengutarakan maksudnya untuk kembali menjadi Muslimah.

“Dia bilang kepada saya kalau merasa tidak tenang, tidak nyaman. Intinya tidak cocok kalau beribadah ke gereja. Dia merasa hatinya kosong,” kisah Parlin.

Setelah itu, lama kelamaan istri Parlin pun tidak mau ikut beribadah ke gereja. Apalagi istri Parlin cukup aktif di lingkungan di mana mereka tinggal, dimana ibu-ibu yang menjadi teman-teman istri Parlin semuanya beragama Islam.

Melihat tekad bulat istrinya, Parlin yang sejak awal tidak antipasti terhadap Islam, akhirnya mengizinkan. Ia minta istrinya untuk belajar kembali tentang Islam secara tekun, belajar membaca Al-Quran dan shalat.

Dua tahun berselang, giliran dua anak Parlin yang merajuk untuk masuk Islam. Calisa yang masih duduk di kelas IX dan Cecilia di kelas VIII meminta persetujuan Parlin untuk ikut agama ibunya.

Saat itu Parlin marah karena mengira istrinya yang mengajak dan menghasut dua anak mereka untuk masuk Islam. Namun, setelah ditanya langsung kepada Calisa dan Cecilia, Parlin memahami bahwa permintaan untuk masuk Islam berasal dari keinginan keduanya.

“Alasannya, mereka senang melihat teman-temannya di sekolah shalat bareng dan pakai jilbab,” terang Parlin.

Parlin pasrah. Seperti yang dinasihatkan kepada istrinya, Parlin juga mewanti-wanti Calisa dan Cecilia untuk tidak main-main dalam menjalankan agama Islam. Ia minta keduanya belajar mengaji dan shalat.

“Alhamdulillah, teman-teman dan tetangga mendukung dengan sangat luar biasa. Malahan mereka seperti berlomba-lomba mengajati anak-anak saya mengaji,” sambung Parlin.

Setahun berlalu. Calisa dan Cecilia tampak semakin tekun shalat. Bahkan Calisa sudah pandai membaca Al-Quran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here