Sempat Dihujat, Voice of Baceprot Mendunia dengan Hijab dan Rock Metal

“Musik dan hijab adalah dua hal yang berbeda, tanpa musik pun kami sudah berhijab. Hijab itu sudah identitas kami sebagai muslimah. Sedangkan, metal itu bagian kami berkarya. Terlepas dari gender maupun hijab, kami ingin dikenal sebagai musisi yang memiliki karya yang berkualitas.”

1122
Voice of Baceprot (VoB), band asal Garut yang menuai prestasi dunia. (Foto: Dok. VoB)

Muslim Obsession – Sejak viral pada di awal 2017 silam, Voice of Baceprot (VoB) yang beranggotakan Firdda Marsya Kurnia (vokal/gitar), Euis Sitti Aisyah (drum), dan Widi Rahmawati (bass) tak henti menuai prestasi.

Salah satunya band metal asal Garut ini bakal tampil di Wacken Open Air 2022 bersandingan dengan Slipknot, Judas Priest, serta Limp Bizkit dalam deretan penampil.

Namun dalam mereguk sukses, lika-liku kehidupan harus mereka alami. Perjalanan musik ketiganya bermula saat masih sama-sama bersekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) – atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama di Desa Ciudian, Garut.

Di sekolah, guru bimbingan yang juga menjadi pelatih teater bernama Erza Satia, memperkenalkan mereka dengan seni teater.

“Kami pun bergabung dengan ekskul teater,” ungkap Marsya kepada Muslim Obsession, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Restu dan Doa Orangtua, Rahasia Veddriq Pecahkan Rekor Dunia Wall Climbing

Di bawah bimbingan Ezra yang akrab disapa Abah tersebut, 15 siswa merancang drama musikal. Dari sanalah tumbuh passion di bidang musik yang kemudian mendorong mereka untuk membentuk sebuah band.

Namun seiring waktu, jumlah ini terkikis menjadi 7 dan kini hanya tersisa 3 orang.

“Kendalanya adalah izin orangtua karena nge-band dipandang masih masih jarang dilakukan oleh perempuan. Orangtua juga khawatir, dunia musik itu dekat dengan pergaulan bebas,” kenang Marsya.

“Kami bertahan, membentuk Voice of Baceprot ini. Kami melanjutkan sekolah di SMA yang sama. Kali pertama mendengar  rock atau metal, rasanya enak dan kami jatuh cinta,” imbuhnya.

BACA JUGA: Perusahaan Inggris Kembangkan APD Khusus Muslimah Berhijab 

Tantangan berat lainnya pun datang dari lingkungan sekitar, termasuk guru ngaji mereka, karena musik metal dianggap identik dengan hal-hal yang negatif.

“Di sekolah, kami juga mendapat nyinyiran, ‘Berhijab kok, main musik? Itu, kan musik setan!’ Menurut kami, hijab itu identitas sebagai muslimah. Sementara, musik rok metal hanyalah genre musik. Itu dua hal yang berbeda,” ungkap Widi.

Melalui VoB, mereka ingin mematahkan stigma yang menyebut musik rock metal dekat dengan dunia gelap dan cowok ugal-ugalan. Musik metal pun bisa punya citra baik.

Hujatan Bagian dari Proses

Marsya menuturkan segala hujatan yang diterima, dianggap sebagai proses untuk lebih ‘matang’ dalam bermusik.

“Kami ingin dikenal dari sisi musiknya bukan dari penampilannya, kami ingin dinilai secara objekif dari karya kami, bukan dari hijab. Kami menganggap musik dan hijab adalah dua hal yang berbeda, tanpa musik pun kami sudah berhijab, hijab itu sudah identitas kami sebagai muslimah, sedangkan metal itu bagian kami berkarya. Terlepas dari gender maupun hijab, kami ingin dikenal sebagai musisi yang memiliki karya yang berkualitas,” imbuhnya.

VoB mulai menyedot perhatian sejak meng-cover lagu milik Rage Against The Machine, yang diunggah di kanal di YouTube Voice of Baceprot. Setelahnya, ketiganya banyak membawakan lagu-lagu band idola mereka, seperti Metallica, Slipknot, dan Red Hot Chili Peppers (RHCP).

Apresiasi pun banyak berdatangan, salah satunya dari bassist RHCP, Flea. Melalui akun Twitter @flea333, dia me-retweet cuitan dari akun @ktu_ukk asal Turki yang mengunggah video VoB membawakan lagu The Other Side of Metalism.

“Kami punya akun Twitter, tapi masih baru. Terus banyak yang bilang, kami di-mention oleh Flea. Setelah kami cek, ternyata benar. Kami kira akun fake. Hahaha,” ujar Sitti seraya tertawa.

Menapaki Dunia Lewat Virtual

Akhir 2020 lalu, VoB memutuskan pindah ke Jakarta untuk memfokuskan karir di bidang musik.

Benar saja, karir mereka kian meroket, seperti terpilih menjadi wakil Indonesia satu-satunya yang tampil di WOW Sounds – pertunjukkan musik virtual yang menampilkan berbagai musisi mancanegara dan berlangsung dari 1-21 Maret 2021 lalu.

WOW Sounds sendiri adalah bagian dari WOW Festival UK 2021, sebuah festival yang diselenggarakan dalam rangka perayaan International Women’s Day 2021 atau Hari Perempuan Sedunia.

School of Revolution, lagu original VoB yang telah ditonton lebih dari 900 ribu penonton dibawakan.

Tidak hanya tampil di pertunjukan musik yang merupakan bagian dari WOW Festival UK 2021, ketiga perempuan tersebut juga terpilih bertemu Duchess of Cornwall Camilla Parker Bowles, istri Pangeran Charles, secara virtual.

Tak henti sampai di situ, VoB juga akan tampil di Wacken Open Air 2022 bersandingan dengan Slipknot, Judas Priest, serta Limp Bizkit dalam deretan penampil.

“Wacken Open Air adalah salah satu festival musik hard rock dan heavy metal terbesar di dunia yang digelar di Jerman sejak 1990. Tampil di sini merupakan mimpi yang menjadi nyata. Semoga kami juga bisa tampil Coachella,” ungkap Sitti yang langsung diamini oleh Marsya dan Widi.

Hadiah untuk Penggemar

Tahun ini, VoB mempersembahkan hadiah untuk penggemarnya, yakni merilis EP The Other Side Of Metalism, yang berisi cover lagu-lagu yang mengiringi perjalanan musik mereka dari awal.

Salah satunya lagu berjudul I Wear My Skin karya  rap  Irlandia, One Minute Silence. Lagu inilah yang membawa mereka ke final salah satu kompetisi band terbesar di Garut.

“Album ini adalah penutup era kami membawakan cover lagu. Sekaligus sebagai bridging ke era baru, yang akan lebih banyak memainkan original songs. Tahun ini, kami juga berencana merilis single baru,” ungkap Marsya.

Menutup pembicaraan VoB menguntai pandangan dan harapan untuk perempuan Indonesia masa kini.

“Kami bersyukur sudah banyak perempuan Indonesia yang berani speak up dan mengejar mimpinya. Terlebih dengan munculnya gerakan women support women. Namun, masih ada yang belum bisa keluar dari lingkungan patriarki. Oleh karena itu, kami bertekad akan terus men-support perempuan lain di luar sana. Kami juga berharap, jalan perempuan Indonesia dalam meraih mimpi semakin terbuka, mudah, dan lingkungan bisa mendukung serta mengapresiasi itu,” pungkas Marsya. (Gia Putri)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here