Sebut Gus Yaqut dalam Video, Kemenag: Menag Tak Kenal Pendeta Saifuddin

623
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: kemenag)

Jakarta, Muslim Obsession – Pendeta Saifuddin Ibrahim berulang kali menyampaikan sejumlah hal terkait situasi kehidupan keagamaan di Indonesia kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam videonya yang viral.

Salah satunya, ia menyinggung persoalan kurikulum pesantren dan mengaitkannya dengan radikalisme. Lebih dari itu, ia bahkan mengusulkan agar 300 ayat Al-Quran dihapus.

Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Thobib Al Asyhar menegaskan bahwa Menag sama sekali tidak pernah mengenal Pendeta Saifuddin Ibrahim.

Thobib yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Menteri Agama mengatakan, selama ini tidak pernah ada pertemuan resmi antara Gus Menteri dengan Pendeta Saifuddin.

Dia juga tidak menemukan dalam buku catatan tamu terkait agenda pertemuan Menag dengan Pendeta Saifuddin.

“Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifuddin berulangkali dikatakan ke Menag,” tegasnya di Jakarta, Rabu (16/3/2022).

Thobib menyayangkan statemen Pendeta Saifuddin. Thobib menilai apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin terkait pesantren dan ayat Al-Quran itu salah.

“Tidak pada tempatnya Pendeta Saifuddin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal. Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren. Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin,” jelasnya.

“Gus Menteri bahkan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritasnya,” sambungnya.

Thobib juga menilai pernyataan Pendeta Saifuddin tentang ayat-ayat Al-Quran itu salah. Al-Quran adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam.

Tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci umat lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung.

Gus Menteri, kata Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya.

Para tokoh agama, termasuk Pendeta Saifuddin, mestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan.

“Gus Menteri selama ini terus mengajak tokoh agama menjaga kerukunan,” terang Thobib.

Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Gus Menteri sedang terus berupaya meningkatkan kualitas kerukunan antarumat beragama, antara lain melalui program penguatan moderasi beragama. Statemen Pendeta Saifuddin tidak sejalan dengan program Gus Menteri dalam memimpin Kemenag.

“Saya melihat, apa yang dilakukan Pendeta Saifuddin justru dapat mengganggu kerukunan antarumat dan upaya menguatkan moderasi beragama,” tandasnya.

Penistaan Agama

Sebelumnya, enteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menilai pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta agar 300 ayat dalam A-Quran sudah masuk dalam katagori penistaan terhadap Islam.

“Ajaran pokok di dalam Islam itu Al-Quran ayatnya 6.666, tidak boleh dikurangi. Berapa yang disuruh cabut? 300 misalnya, itu berarti penistaan terhadap Islam,” kata Mahfud di Youtube Kemenko Polhukam, Rabu (16/3).

Mahfud mengatakan pernyataan Saifuddin Ibrahim jelas mengandung provokasi dan berpotensi mengadu domba antarumat beragama. Oleh karena itu, ia meminta polisi turun tangan.

“Saya minta kepolisian segera menyelidiki itu dan kalau bisa ditutup akunnya karena kabarnya belum ditutup sampai sekarang,” kata Mahfud. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here