Save Help Pulau Kera, Bentengi Akidah Warga

1871

Pulau Kera, Muslim Obsession – Puluhan warga Pulau Kera dengan antusias duduk bersila di Masjid Darul Bahar. Masjid mungil dan sederhana berkapasitas 100 jamaah itu didirikan warga pada tahun 2000.

Mereka mendengarkan dengan seksama arahan Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) H. Usamah Hisyam, yang didampingi Ketua Lembaga Dakwah Parmusi KH. Syuhada Bahri, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) NTT, Ustadz Abdullah Said Sabron, dan Ketua Parmusi PW NTT Ustadz Abu Lamahoda serta 16 orang lainnya rombongan Kafilah Dakwah Parmusi Pusat ke NTT.

“Kalian semua harus bersabar menghadapi ujian kemiskinan dan persoalan dunia ini. Kalian harus tetap istiqomah membentengi akidah dengan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. melalui bimbingan Ustadz Yusril Mahendra yang sudah ditempatkan di pulau ini,” ujar Usamah.

“Karena yang menentukan derajat manusia di mata Allah untuk menuju kehidupan yang sesungguhnya di surga kelak, bukan kaya dan miskin, bukan pangkat dan jabatan, tetapi iman dan takwa, ibadah dan amal saleh saudara-saudara sekalian,” kata Usamah.

Karena itu, Usamah meminta segenap warga untuk secara sungguh-sungguh berpartisipasi menyukseskan program Desa Madani Parmusi di Pulau Kera.

Program pertama, peningkatan iman dan takwa kepada Allah Swt. melalui kegiatan peribadatan, majelis taklim, dan belajar Al-Quran serta As-Sunnah.

Parmusi Pengurus Wilayah NTT akan mengirim sejumlah dai secara berkala dari Kupang ke Pulau Kera untuk membantu Ustadz Yusril Mahendra.

Kedua, membangun kemandirian ekonomi warga. Selama ini sumber kehidupan warga sepenuhnya dari mata pencaharian sebagai nelayan. Mereka umumnya melaut menggunakan kapal motor milik juragan. Penghasilan mereka sekitar 0,4% dari hasil penjualan penangkapan ikan sebulan, atau sekitar Rp 700.000 sampai Rp 800.000 per KK (Kepala Keluarga).

Pada kesempatan itu, Usamah yang sudah dua kali berkunjung ke Pulau Kera, menyerahkan bantuan 10 perahu kayu motor yang didatangkan dari Makassar Sulawesi Selatan untuk dikelola warga setempat. Dengan adanya 10 perahu tersebut diharapkan pendapatan warga terus meningkat dari bulan ke bulan, dan sebagian keuntungan akan digunakan untuk membeli perahu kayu motor kembali, agar kelak masing-masing dari 114 KK dapat mengelola satu perahu motor.

“Insya Allah, dengan program Desa Madani ini warga akan sejahtera, karena mendapat ridha Allah Swt. lahir dan batin,” tandas Usamah.

Ia mengingatkan, ke-10 perahu kayu motor itu harus dikelola secara sungguh-sungguh, karena dana pembelian dan pengiriman 10 perahu itu sebesar Rp 160 juta merupakan rezeki sekaligus amanah dari Allah Swt.

“Itu bukan dana Parmusi, bukan juga uang Pak Usamah Hisyam, tetapi uang itu titipan dari Allah melalui Parmusi, yang bersumber dari infak dan sedekah pengurus Parmusi. Jadi manfaatkan secara sungguh-sungguh,” ungkap Usamah.

Ketiga, program pemberdayaan sosial, baik santunan kepada para lansia di Pulau Kera maupun para orang tua usia 65 tahun ke atas yang sudah tidak produktif, dan puluhan jumlahnya.

“Saya minta bapak-bapak nelayan harus mampu menjadi muzakki, pembayar zakat, infak dan sedekah. Minimal 2,5% dari setiap rezeki yang dimiliki. Meskipun kalian masuk kategori hidup di bawah garis kemiskinan, tetapi sekecil apapun nilai zakat infak dan sedekah harus dibiasakan diberikan kepada yang lebih sulit dari kalian, yaitu para orang tua yang sudah tidak produktif. Allah akan melihat, dalam kondisi kalian sulit saja masih mau beramal. Apalagi kalau berkecukupan. Karena itu Allah akan terus menambah rezeki kalian,” tutur Usamah yang menekankan agar warga muda Pulau Kera menghindari menjadi mustahiq (penerima zakat, infak, sedekah).

Ia juga mengatakan, pemberdayaan sosial ini mencakup upaya peningkatan kesehatan warga. Salah satu yang akan dilakukan adalah mengupayakan sumur bor sedalam 80 meter agar warga bisa mendapatkan air bersih. Selama ini warga Pulau Kera mandi menggunakan air laut asin, dan untuk minum menunggu turunnya air hujan, karena harga air mineral cukup mahal untuk didatangkan dari Kupang.

Program keempat Desa Madani Parmusi, menyelenggarakan pendidikan informal di Pulau Kera dengan mendatangkan guru honorer bahasa dan pengetahuan umum serta guru matematika.

“Mudah-mudahan dalam satu dua minggu ke depan Parmusi sudah bisa mengirim guru ke mari. Nanti semua anak didik bisa mengikuti ujian Paket C di Madrasah Hidayatullah Kupang agar memperoleh ijasah pendidikan,” kata Usamah.

Selain itu, ia berjanji akan membangun satu ruang kelas lagi di Pulau Kera. Saat ini warga Pulau Kera hanya memiliki satu ruang kelas terbuat dari kayu ukuran 4 x 5 meter berlantai semen dengan jendela kawat terbuka.

“Melalui program Desa Madani Parmusi, insya Allah saya akan canangkan #savehelppulaukera, sehingga masyarakat dapat turut berpartisipasi menyisihkan infak dan sedekahnya,” kata Usamah.

Para Muzakki dapat menyisihkan rezekinya dengan melakukan transfer melalui rekening ZIS Parmusi di Bank BRI Syariah No Rekening 1035751684 dengan menambahkan tiga angka terakhir, yakni 212 di nilai transfer. (Anto/Uka)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here