Berapa Ukuran Jenggot yang Syar’i?

Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University)
Jenggot mesti rapi dan jangan terlalu PANJANG agar tampil beda dengan umat Yahudi dan Majusi, demikian arahan Rasuulullaah ﷺ.
Rambut yang tumbuh di area dagu dan pipi pada sebagian pria, secara biologis, adalah hasil dari aktivitas folikel rambut di area wajah yang dipengaruhi oleh hormon testosteron.
Namun, dari sudut pandang budaya, jenggot telah menjadi simbol maskulinitas, kedewasaan, atau bahkan kebijaksanaan dalam banyak masyarakat di dunia.
Di beberapa tradisi agama, jenggot sering dianggap sebagai tanda ketaatan atau spiritualitas. Dalam Islam, Nabi Muhammad ﷺ memiliki Jenggot yang subur, rapi, bersih, wangi, sehingga banyak pria Muslim yang meniru Sunnah beliau dengan memelihara Jenggot.
Hanya sayangnya, banyak yang tidak mencontoh Sunnah Rasul, sehingga memelihara Jenggot berlebihan bahkan menyalahi Sunnah Rasul. Karena ketidak-tahuan atau kebodohan, main panjang-panjangan jenggot, sehingga menyerupai Penganut Agama lain. Padahal Rasuulullaah mewanti-wanti, agar tidak mencontoh Non Muslim dalam hal ukuran panjang Jenggot.
Seberapa panjangkah yang ideal Jenggot, yang Sunnaah dan apakah hanya sekedar perintah Rasuulullaah ﷺ?
TRUE STORY:
1. Jangan ikuti jenggotnya orang musyrik Majusi. Rasuulullaah ﷺ bersabda menegaskan agar jangan mengikuti penampilan orang-orang musyrik Majusi:
جُزُّوا الشَّواربَ، و أَرْخوا الِّلحى، خالفوا المجوسَ (رواه مسلم)
“Cukurlah kumis, biarkanlah Jenggot tumbuh namun tampillah beda dengan orang-orang Majusi,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Muslim no: 260).
2. Jenggot yang lebat tapi tidak terlalu panjang. Sahabat dekat Nabi bernama Jaabir bin Samrah RA menuturkan tentang jenggot Nabi Muhammad ﷺ bahwa:
عن جابر بن سمرة رضي الله عنه قال :وكَانَ كَثِيرَ شَعْرِ اللِّحْيَةِ (رواه مسلم)
“Jabir Bin Samrah RA menuturkan, bahwa Rasuulullaah ﷺ orang yang lebat jenggotnya,” (Hadits Sahih Riwayah Muslim: 2344).
3. Sahabat Abu Ma’mar RA menuturkan, bahwa kami bertanya kepada Sahabat Khabbaab RA: apakah Rasuulullaah ﷺ membaca pada Shalat Zhuhur dan Ashar karena tidak terdengar suaranya?”
Dia menjawab: “Ya”. Kami bertanya lagi: “Bagaimanakah kalian tahu kalau Nabi membaca sedang tidak terdengar suaranya? Dia menjawab: dengan gerak-gerik jenggotnya,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Bukhari 704).
4. Memelihara jenggot adalah fitrah yang Allaah SWT anugerahkan kepada hamba-Nya. Allaah SWT berfirman:
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
“Maka hadapkanlah wajahmu lurus kepada Agama Allaah dan tetaplah pada Fitrah Allaah Yang Telah Menciptakan Manusia menurut Fitrah itu. tidak ada peubahan pada Fitrah Allaah. Itulah Agama yang lurus;tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. Ar-Ruum, surah ke-30, ayat 30, halaman 407).
5. Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasuulullaah ﷺ bersabda bahwa memelihara jenggot termasuk fitrah yang harus selalu diperhatikan:
عَشْرٌ من الفِطْرَةِ : قَصُّ الشارِبِ، وإعْفاءُ اللِحيَةِ، والسِّواكُ، واسْتِنْشاقُ الماءِ، وقَصُّ الأظْفارِ،وغَسْلُ البَراجِمِ، ونَتْفُ الإبِطِ، وحَلْقُ العانَةِ،وانْتِقاصُ الماءِ
“Sepuluh hal termasuk Fitrah, yaitu: menggunting kumis, memelihara dan merapikan jenggot, bersiwak, Istinsyaaq (menghirup air dengan hidung), memotong kuku, membasuh persendian, mencukur bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan istinjaa’,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Muslim).
6. Imam Ibnul Qoyyim rahimahullaah menjelaskan: “Fitrah ada dua macam, yaitu (a) Fitrah yang berkaitan dengan hati, yaitu mengenal Allaah SWT, mencintai-Nya dan mendahulukan- Nya dari selain-Nya, serta (b) Fitrah amal perbuatan, yaitu amalan-amalan yang telah dirinci di atas.
Fitrah jenis pertama membersihkan dan mensucikan hati. Jiwa dan Ruh, sedangkan Fitrah jenis kedua membersihkan fisik, badan, keduanya saling menguatkan,” (Kitab Tuhfatul Maudud).
Oleh karena memelihara Jenggot termasuk hal Fitrah, maka apabila mencukur habis Jenggot, berarti dia telah memperburuk ciptaan Allaah yang ada di wajahnya. Ibnu Asaakir meriwayatkan dari Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullaah menjelaskan: “Mencukur habis jenggot termasuk hal yang Mutslah, dan Rasuulullaah melarang perbuatan Mutslah.”
Maksud kata Mutslah adalah memperburuk wajah. Tidak diragukan lagi bahwa wajah merupakan organ tubuh yang mulia sebab dia adalah pusat keindahan yang harus dijaga dan dimuliakan bukan malah diperburuk.
7. Rasuulullaah ﷺ memerintahkan agar rutin memangkas dan merapikan jenggot:
أحْفُوا الشَّوَارِبَ وأَعْفُوا اللِّحَى. (رواه البخارى و مسلم)
“Cukurlah kumis dan pelihara dan rapikan jenggot,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari no: 1893 dan Muslim no: 159).
8. Jangan ikuti cara berjenggotnya orang-orang musyrik. Rasuulullaah ﷺ bersabda:
خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وفِّرُوا اللِّحى وأَحْفُوا الشَّوَارِبَ (رواه البخارى)
“Tampilah beda dengan orang-orang musyrik, lebatkan dan rapikan jenggot dan cukurlah kumis,” (Hadits Sahih Riwayah Al-Bukhari no: 2892).
POINTERS:
1. Jangan salah kaprah, ingin mengikuti Sunnah Rasul, tetapi justru melanggar Sunnah Rasul, bahkan mengikuti orang-orang musyrik Majusi, yaitu memperpanjang jenggot melebihi Rasuulullaah ﷺ.
2. Ukuran jenggot Rasuulullaah ﷺ. Mari kita lihat berdasarkan hadits yang POINTERSnya adalah:
- Jenggot Nabi Muhammaad ﷺ rapi dan tidak panjang, hanya seukuran gengggaman telapak tangan.
- Jenggot adalah 1 dari 10 "FItrah" yang Sunnah dirapikan, dibersihkan. Dan khusus jenggot TIDAK boleh dicukur HABIS, namun Sunnah dipelihara, dipangkas, dirapikan setiap hari Jumat.
- Jenggot tidak boleh terlalu panjang, agar tampil beda dengan jenggot umat musyrik Yahudi dan Majusi.
Adapun penjelasan lainnya adalah:
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah, dari Nabi ﷺ bersabda: “Ada sepuluh hal yang termasuk Fitrah, yang mesti rutin dilakukan, yaitu: memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, menghirup air dan mengeluarkannya dari lubang hidung untuk membersihkannya, memotong kuku, membersihkan ruas-ruas jari, mencukur bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan menghemat penggunaan air dalam bersih bersih setelah buang air.”
Sebagian perawi menjelaskan bahwa yang kesepuluh dari Fitrah adalah berkumur-kumur dengan air.”
Para ulama Syafi’iyah ada yang berpendapat bahwa hukum memelihara jenggot WAJIB, adalah: Ibnu Rif’ah, Al Halimi, Al Qaffal Asy Syasyi, Al Adzra’I, Az Zarkasyi, Ibnu Hajar dalam Al I’ab, Ibnu Ziyad, serta Al Malibari. (lihat Kitab Haasyiyah Asy Syarwani 'Alat Tuhfah, 9/376)
Ada juga ulama Syafi’iyah yang berpendapat bahwa mencukur jenggot tidak dilarang. Mereka mendasarkan pendapatnya pada pemahaman mereka terhadap perintah yang berkaitan dengan adat kebiasaan, makanan, minuman, pakaian, tempat duduk, dan sebagainya yang dipahami sebagai anjuran dan bukan kewajiban.
Mereka menggunakan contoh perintah untuk mewarnai pakaian dan shalat dengan sandal untuk membuktikan bahwa ini bukan perintah yang mewajibkan, melainkan anjuran, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Hajr al-`Asqlani dalam komentarnya atas Sahih Bukhari.
Sementara para ulama yang menyatakan bahwa mememelihara jenggot adalah sunnah adalah Imam Ar Rafi’i, Imam An Nawawi, Imam Al Ghazali, Syeikh Al Islam Zakariyah Al Anshari, Khatib Asy Syarbini, Ibnu Hajar dala At Tuhfah, Ar Ramli dalam An Nihayah dan lainnya seperti Al Bujairmi, Abu Bakr Satha Ad Dimyathi serta lainnya. (Lihat Kitab Haasyiyah Asy Syarwani 'Alat Tuhfah, 9/376, Hasyiyah Al Bujarmi 'Ala Al Khatib, 5/ 261, Haasyiyah Bughyatul Mustarsyidin, 1/286, Haasyiyah I’aanatut Thaalibin, 2/386).
Sebagaimana disebutkan di atas, Nabi ﷺ biasa memangkas jenggotnya dan menggunting bagian sisinya yang melebihi genggaman tangan.
Beberapa ulama membolehkan memotong jenggot yang melebihi jumlah yang dapat digenggam dalam kepalan tangan karena ini adalah yang biasa dilakukan oleh Sahabat Nabi bernama Ibnu Umar RA.
Hal yang paling penting dari memelihara jenggot adalah menjaga penampilan agar tidak memberikan kesan yang buruk dan tidak rapi terhadap Umat Islam.
Sebagai penutup, mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah ﷺ ini: "Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat-Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada-Mu".
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group