Maulid Nabi Muhammad Saw. dan Revolusi Peradaban Dunia

Oleh: Agus Mualif Rohadi(Penulis Buku “Himda Muhammad”) Penegasan sebagai nabi terakhir, nabi penutup, penyempurna dan koreksi risalah terdahulu serta tidak akan ada lagi agama baru setelah Islam yang dibawanya, hal itu sudah menunjukkan bahwa kedatangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah pembawa peradaban dunia yang baru. Dan yang ditinggalkannya adalah Kitab Al-Quran yang dijamin tidak akan berubah isinya sepanjang zaman. Hal ini memperlihatkan bahwa kitab yang ditinggalkannya akan menjadi petunjuk perubahan peradaban yang tidak diragukan kebenarannya. Isi kitabnya akan selalu relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Bila ditelisik pada era sebelum kelahiraannya, sejak era Musa sampai era Yesus, pada kurun waktu lebih dari 2.000 tahun, perkembangan peradaban begitu lambat. Pada kurun waktu 2.000 tahun itu, di belahan barat dunia, kehidupan hanya dipenuhi filsafat dan cara hidup ateis. Keberadaan para dewa-dewa tidak menjadikan manusia memeluk agama, namun hanya menunjukkan bahwa bumi dan manusia menjadi arena perebutan kekuasaan para dewa. Kehidupan manusia meng-copy paste kehidupan para dewa yang diciptakan manusia sendiri. Seluruh sejarah belahan dunia Barat saat itu dipenuhi dengan perebutan dan aneksasi wilayah dan sumber daya dimana yang kuat memperbudak yang lemah. [caption id="attachment_13246" align="alignnone" width="900"]
Kota Makkah dan Ka'bah tempo dulu.[/caption] Sedangkan di belahan timur, menunjukkan pola kehidupan yang hampir sama. Namun peradaban Timur masih dipengaruhi oleh hikmah dari orang-orang yang hidupnya diabdikan untuk mencari hakikat hidup yang bersumber dari Tuhan yang dicarinya pula sekuat tenaga dengan laku yang berat. Dunia belahan timur melahirkan agama buatan manusia atau agama bumi yang juga mewarnai peradaban manusia hingga kini. Pusat kehidupannya adalah penyembahan Tuhan pagan dan pengurbanan di kuil-kuil. Di antara Barat dengan Timur, peradabannya dibentuk dari pertarungan antara penganut Tuhan pagan dan para nabi yang membawa perintah Ellohim atau YaHWAeh. Pusat kehidupan manusia selain di kuil-kuil pagan juga berpusat di Haikal Sulaiman bagi pemeluk agama tauhid. Namun kedatangan Yesus justru melahirkan agama baru yang tidak didirikan oleh Yesus, namun agama baru tersebut didirikan oleh orang yang tidak pernah bertemu Yesus dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan sekutu Ellohim. Pusat kehidupan tidak lagi hanya di kuil-kuil pagan dan Haikal Sulaiman namun juga di eklesia-eklesia yang banyak tersebar di berbagai wilayah. Meskipun Haikal Sulaiman dihancur-leburkan oleh para penguasa ateis, namun hal itu tidak membuat agama tauhid, agama Yahudi sebagai pusat pemeluk agama Yahudi punah. Penganutnya malah tersebar ke banyak negara menjadi diaspora dan mendirikan sinagoge-sinagoge sebagai replika Haikal Sulaiman.
Sepanjang sekitar 2.000 tahun peradaban manusia bergerak lambat, hingga akhirnya lahir seseorang yang menyebabkan revolusi peradaban manusia dengan pergerakan waktu yang cepat. Kedatangan Muhammad sebenarnya telah dikabarkan oleh nabi-nabi terdahulu. Dalam kitab Ibrani mulai dari kitab Nabi Musa (Taurat), Daud (Mazmur), kitab Yesaya, Hagai, Maleakhi, terdapat nubuwat yang mengabarkan kedatangan nabi terakhir. Kitab Injil menunjukkan akan datangnya peryclitos (penolong), yaitu nabi terakhir, yang Yesus sendiri menyampaikan pada murid-muridnya (para hawariyyun) bahwa nabi terakhir ini yang akan menolongnya dari fitnah yang membuat dirinya disembah manusia sebagai Tuhan sekutu. Nubuwat itu bila dikumpulkan akan mengerucut pada sebuah nama, yaitu Ahmad. Mengapa ada nubuwat dimana semua nabi dan rasul dalam menjalankan tugas kenabiannya diwajibkan mengabarkan akan datangnya nabi terakhir? Ali Imran ayat 81 memberikan penjelasan: ".... manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepadamu seorang rasul (Muhammad) yang membenarkan apa yang ada pada kamu (para nabi dan rasul), niscaya kamu akan sungguh sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Allah berfirman, Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian denganKu atas yang demikian itu ? Mereka menjawab, kami setuju. Allah berfirman, kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu ". Ada perjanjian antara Allah dengan para nabi dan rasul untuk mengabarkan kedatangan nabi terakhir. Dan nabi terakhir akan membenarkan apa yang telah disampaikan para nabi dan rasul kepada umat para nabi dan rasul tersebut. [caption id="attachment_15352" align="alignnone" width="696"]
Makkah (Foto: Ditjen PHU)[/caption] Tentu ada evolusi perjanjian (penyampaian risalah) dari nabi yang terdahulu ke perjanjian nabi setelahnya, sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan perbuatan manusia. Hingga akhirnya muncul risalah yang menyempurnakan sekaligus mengkoreksi dan meluruskan atas penyimpangan manusia terhadap risalah terdahulu, telah melakukan perbuatan jahil mengubah perjanjian (kitab). Jadi, api (hukum) yang dibawa oleh nabi terakhir akan mengkoreksi, meluruskan sekaligus menyempurnakan risalah terdahulu. Kedatangan nabi terakhir juga ditandai dengan beberapa peristiwa yang bisa diterjemahkan sebagai tanda kedatangannya. Namun tentu tidak disadari oleh siapapun saat itu bahwa peristiwa atau tanda tersebut berhubungan erat dengan kedatangan nabi terakhir. Peristiwa yang menjadi tanda kedatangannya tersebut juga menyimbulkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan manusia. Beberapa peristiwa tersebut yang jarak waktunya tidak terlampau jauh dengan saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. antara lain adalah: [caption id="attachment_18851" align="alignnone" width="696"]
Sumur Zam zam[/caption] 1. Ditemukannya kembali sumur Zam zam setelah tertimbun selama beratus tahun. Air adalah sumber dari terbentuknya bagi semua yang hidup di bumi. Suku Jurhum mengambil alih hak pengelolaan Ka'bah dan air Zam zam untuk kepentingan haji dari suku Nabit, kemudian menguasainya lebih dari 500 tahun. Keturunan Nabi Ismail telah membentuk ratusan suku arab yang menempati wilayah Jazirah Arabiya dan sekitarnya. Setiap bulan tertentu satu tahun sekali suku-suku Arab berdatangan ke Ka'bah di Makkah untuk melakukan ibadah haji. Suatu ketika, suku Jurhum diserang oleh rombongan nomaden yang tidak diketahui dari mana. Ketika telah terlihat tanda-tanda kekalahan, sebelum meninggalkan Makkah suku Jurhum menimbun hartanya di dalam sumur zam dan kemudian menutupnya. Setelah itu, rombongan nomaden menguasai Makkah. Namun karena sulitnya air maka suku nomaden tersebut meninggalkan Makkah. Beberapa waktu kemudian, datang suku Khuza'ah datang ke Makkah kemudian mengusai kota tersebut. Suatu saat datang suku Amaliq yang mengambil alih Makkah dengan mengalahkan suku Kuza'ah. Kemudian datang lagi suku Jurhum yang telah berganti beberapa generasi merebut kembali kota Makkah. Karena hubungan perkawinan, pengelolaan Ka'bah diserahkan oleh kepala suku Khuza'ah kepada menantunya dari suku Quraisy. Setelah itu, pengelolaan Ka'bah beralih ke suku Quraisy. Setelah beratus tahun, sumur zam zam tertimbun dan tidak ada yang mengetahui bahwa di dekat Ka'bah ada sumur Zam zam.
Suatu ketika, Abdul Muthalib yang menjadi pemimpin suku Quraisy, dalam tidurnya di dekat Ka'bah bermimpi sebanyak tiga kali berturut turut. Dalam mimpinya ia diberi petunjuk tentang sesuatu yang harus digalinya di dekat Ka'bah. Ketika mimpinya sampai pada tanda-tanda tentang letak tempat yang harus digalinya, dan ketika tanda-tanda itu nyata dilihatnya, maka ia bersama anak tunggalnya menggali tempat tersebut. Penggalian yang aneh itu diprotes banyak saudara dan kerabatnya. Namun karena mimpinya belum bisa dijelaskan kepada kaumnya, maka Abdul Muthalib bersama anaknya terus menggali tanpa menghiraukan protes dan celaan, hingga akhirnya menemukan patung kijang emas, dan banyak harta emas dan perak lainnya serta peralatan perang, hingga akhirnya memancar air. Sumur Zam zam terbuka lagi. Peristiwa ini tentu saja mengagetkan kaumnya. Akhirnya, semua harta disepakati untuk kepentingan melayani ibadah haji dan air Zam zam diberikan secara gratis kepada yang melaksanakan ibadah haji. Ditemukannya kembali air Zam zam yang telah tertimbun selama ratusan tahun menjadi pertanda awal kedatangan Muhammad. Kualitas air Zam zam tidak akan dapat disamai oleh air dari sumber asli dari manapun, dan juga tidak akan dapat disamai oleh air olahan dengan kualitas tertinggi yang dapat dibuat oleh manusia. Ditemukannya kembali air Zam zam mengabarkan bahwa kedatangan Nabi Muhammad dan ajarannya akan menjadi sumber terbentuknya peradaban baru laksana air yang menjadi sumber terbentuknya semua yang hidup diatas bumi. Sebagai catatan, ibadah haji saat itu bermacam-macam caranya sesuai kebiasaan suku-suku Arab yang masing-masing punya berhala yang diletakkan di dalam maupun di luar Ka'bah dan di lintasan Sa'i. Ibadah haji yang sudah menyimpang dari yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim. [caption id="attachment_1017" align="alignnone" width="696"]
Unta dan pemiliknya di gurun pasir. (ilustrasi)[/caption] 2. Abdullah selamat dari undian kematiannya. Hidup dan mati adalah milik Allah. Berkaca dari protes kaumnya ketika penggalian, Abdul Muthalib merasa dirinya lemah di hadapan kerabatnya. Ia kemudian berdo'a di Ka'bah agar diberikan keturunan yang banyak sehingga keluarga dan keturunannya terlindungi. Dia berjanji akan mengurbankan seorang anaknya jika do'anya dikabulkan. Abdul Muthalib mendapatkan jodoh lagi, dan akhirnya dikaruniai beberapa anak laki laki. Putra bungsunya adalah Abdullah. Ketika Abdullah sudah dewasa, Abdul Muthalib mengumpulkan istri dan anak-anaknya. Ia menceritakan nadzarnya, kemudian membawa Abdullah yang menurut saja untuk disembelih di pelataran Ka'bah. Melihat hal itu, ibu-ibu dan anak-anak Quraisy protes. Mereka menghadang langkah Abdul Muthalib dan Abdullah, melucuti pisau Abdul Muthalib. Namun Abdul Muthalib tidak menyerah. Dia hanya menunda sejenak untuk berkonsultasi dengan seseorang yang berasal dari Yatsrib yang dikenal sangat bijaksana. Akhirnya rombongan besar Abdul Muthalib ke Yatsrib, namun tidak bertemu karena orangnya pergi ke Khaibar. Rombongan kemudian menuju Khaibar dan bertemu dengan orang bijaksana tersebut yang ternyata seorang perempuan bernama Quthbah yang juga dipanggil Sajjah. Sajjah menyarankan mengganti Abdullah dengan unta dengan kelipatan sepuluh melalui undian. Rombongan pulang ke Makkah, kemudian dilakukan undian. Berkali-kali keluar nama Abdullah hingga terkumpul 100 unta. Dan akhirnya keluar unta. Abdul Muthalib tidak puas, kemudian mengundi lagi dan ternyata sampai 3 kali tetap keluar unta. Akhirnya undian dihentikan, dan diputuskan Abdullah diganti dengan 100 unta untuk dikurbankan. Setalah pengurbanan unta itu, Abdullah dikawinkan dengan Aminah putri Wahab pemimpin Bani Zuhrah. Abdul Muthalib juga kawin lagi dengan putri Wuhayb saudara Wahab, yaitu Hallah. Peristiwa ini menunjukkan bahwa hidup dan mati adalah milik Allah dan derajat manusia sangat tinggi dibanding derajat binatang. Oleh karena itu, kehidupan manusia tidak boleh jatuh seperti kehidupan binatang agar manusia selamat.
3. Serangan gagal pasukan gajah yang dipimpin Abrahah muda. Ka'bah adalah rumah Allah yang tidak boleh diganggu oleh siapapun. Tidak lama dari perkawinan Abdullah, Makkah akan diserang pasukan gajah dari Najran Yaman yang dipimpin oleh Yaskum putra Abrahah. Yaskum memakai nama ayahnya sebagai gelar rajanya. Dalam jarak sekitar 3 hari perjalanan, pasukan Yaskum mendirikan perkemahan kemudian mengirim utusan ke Makkah untuk menemui Abdul Muthalib, menyatakan maksudnya untuk menghancurkan Ka'bah. Maksud Abrahah Jr. menghancurkan Ka'bah adalah untuk menguasai suku-suku Arabiya dan memindahkan peribadatan suku-suku Arab ke Najran dan suku-suku Arabiya akan dipaksa untuk memeluk agama Kristen. Untuk menunjukkan maksudnya itu, pemukiman di sekitar kota Makkah dihancurkan dan unta serta binatang ternak lainnya dirampas. Unta-unta Abdul Muthalib termasuk yang dirampas. Saat itu suku Quraisy tidak mempunyai pasukan tempur karena kehidupannya hanya berdagang. Rombongan kabilah dagang Quraisy biasanya hanya diiringi oleh orang upahan untuk menjaga keamanan dalam perjalanan dagang. Oleh karena itu, menghadapi pasukan besar Abrahah Jr. jelas tidak mungkin. Abdul Muthalib tidak membantah utusan Yaskum. Dan ketika Yaskum pulang, Abdul Muthalib memerintahkan seluruh penduduk Makkah mengungsi ke perbukitan dengan membawa semua harta yang bisa dibawa.
Aminah yang saat itu dalam keadaan hamil, juga ikut mengungsi, sedang Abdullah saat itu baru saja pergi berdagang. Setelah penduduk Makkah pergi, Abdul Muthalib yang sudah mulai tua kembali ke Ka'bah. Ia berdo'a kepada Allah dengan menangis sekeras-kerasnya, memohon ampun atas ketidak berdayaannya, serta menyerahkan keselamatan Ka'bah kepada Allah sebagai pemiliknya. Setelah selesai berdo'a, Abdul Muthalib pergi ke perkemahan Abrahah Jr. Ketika bertemu, Abdul Muthalib menyatakan bahwa penduduk Makkah tidak akan menghalang maksud Abrahah dan menyerahkan nasib Ka'bah kepada pemiliknya. Abdul Muthalib hanya minta semua hewan ternak dan harta kaum Quraisy dikembalikan. Permintaan itu dituruti oleh Yaskum. Keesokannya, Yaskum mulai mengarahkan pasukannya untuk bergerak ke Makkah. Namun gajah terbesar yang bernama Makhmud yang ditunggangi Yaskum duduk tidak mau bergerak. Dipaksa dengan didorong banyak orang juga tidak mau bergerak. Tetapi jika diarahkan ke Najran, gajah itu mendadak cepat bangkit dan segera berlari. Ketika kembali diarahkan ke Makkah, Makhmud duduk kembali dan tidak mau bergerak. Yaskum yang tidak mengerti isyarat dari perilaku gajahnya itu, tidak mau terganggu dengan ulah Makhmud dan bermaksud menunggangi gajah yang lain. Namun tiba-tiba dari arah laut, dari langit tampak di kejauhan muncul gumpalan awan gelap yang bergerak ke arah pasukan Yaskum. Makhmud cepat bangkit dan lari menjauh. Namun pasukan Abrahah Jr tidak mengerti.
Gumpalan awan hitam semakin mendekat, dan ketika semakin dekat ternyata rombongan burung yang sangat banyak. Ketika sampai di atas pasukan Yaskum, burung-burung tersebut menjatuhkan batu membara yang membuat pasukan Yaskum hancur dengan cepat. Mereka yang sempat menyelamatkan diri, akhirnya hidup terlunta-lunta bahkan banyak yang menjadi budak suku Quraisy. Peristiwa yang diabadikan dalam Al-Quran ini, memberi tahu kepada semua manusia bahwa jangan ada yang berani menyerang Ka'bah. Ka'bah dan Makkah selalu akan menjadi kota aman dan damai yang dijaga langsung oleh pemiliknya, yaitu Allah. Ka'bah dan Makkah akan menjadi pusat dan sumber perkembangan peradaban dunia. Al-Quran, risalah yang dibawa Nabi Muhammad akan selalu menjadi inspirasi kemunculan peradaban baru. Pondasi berbagai ilmu pengetahuan yang ada sekarang berasal dari temuan para ilmuwan Islam yang menggali dari ayat-ayat Al-Quran. Bermacam macam ilmu dan hikmah bersumber dari sana. Ilmu tentang hukum dan konstitusi, matematika, fisika, biologi, kimia, astronomi, dan lain-lain berkembang pesat setelah para ilmuwan dunia mempelajari buku-buku yang ditulis ilmuwan muslim. Ilmu dan peradaban masih akan berkembang lagi tanpa diketahui batasnya. Jika manusia ingin selamat, maka sebaiknya berpegang teguhlah pada petunjuk Allah (Qs. [2]:2). Wallahu A’lam bish Shawab.









Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group