Rais Syuriah NU Lampung Selatan Berpulang

1272

Lampung Selatan, Muslim Obsession – Kiai Muhammad Syukron, Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Selatan meninggal dunia di kediamannya di Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang pada Rabu (4/11) dini hari tepatnya pukul 01.00 WIB.

Berpulangnya Kiai Syukron terkait kondisi kesehatannya yang semakin menurut sejak Agustus 2019. Sejak itu, beliau sering keluar masuk rumah sakit akibat penyakit gula yang ia derita. Jenazah dimakamkan pada hari Rabu (4/12) di pemakaman yang tak jauh dari kediamannya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Lampung Selatan KH Nur Mahfudz mengatakan, Kiai Syukron merupakan sosok ulama yang sederhana namun sangat terkenal kealiman dan kedisiplinannya dalam ber-NU.

Kiai Syukron selalu tepat waktu dalam memenuhi undangan kegiatan. Sering kali beliau sudah berada di lokasi sebelum waktu kegiatan yang dijadwalkan.

“Beliau adalah sosok yang disiplin. Walau jauh dari ndalemnya (rumah), beliau berangkat rapat NU naik motor. Tidak mau merepotkan dengan jemputan. Dan ketika acara dimulai, beliau tidak memperkenankan anggota rapat yang belum datang ditelepon. Beliau ingin komitmen bersama ditegakkan,” kata Kiai Mahfudz, seperti dikutip dari NU.

Kiai Mahfudz mengungkapkan juga bahwa Kiai Syukron yang baru saja terpilih sebagai Rais Syuriyah pada Februari 2019 lalu menjadi sosok yang sangat ia takdzimi. Walau umur belum begitu sepuh, sekitar 65 tahunan, namun keilmuannya sudah sangat mendalam.

“Saat dicalonkan menjadi ketua, saya belum mau kalau beliau (Kiai Syukron) tidak menjadi rais syuriyahnya,” ungkap Kiai Mahfudz.

Dalam berkhidmah, Kiai Syukron sangat memperhatikan proses kaderisasi melalui pendidikan. Sehingga ia pun selalu menekankan para pengurus untuk ikut dalam pengkaderan melalui Pendidikan Kader Penggerak NU.

Kedisiplinanya juga sangat terasa ketika ia mengingatkan para pengurus untuk memprioritaskan khidmah di NU dengan memberi peringatan tegas jika tiga kali tidak hadir rapat pengurus. Beliau juga mewajibkan para pengurus untuk memberi donasi rutin kepada NU untuk kemandirian organisasi.

“Ia selalu berpesan agar pengurus dan warga NU senantiasa satu amaliah, fikrah, harakah, dan ghirah dalam ber-NU,” tambahnya.

Kiai Mahfudz menilai, almarhum merupakan sosok yang sangat ramah dan mudah berinteraksi dengan siapa pun. Di kepengurusan NU juga ia sangat perhatian kepada seluruh pengurus dan mampu berkomunikasi dengan baik.

“Beliau sering ngobrol dan sangat akrab dengan segenap pengurus NU,” pungkasnya. (Way)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here